Sampit (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Sihol Parningotan Lumban Gaol mengimbau masyarakat tidak panic buying menjelang Natal dan Tahun Baru atau Nataru.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak perlu panic buying yang berakibat penimbunan sembako selama menjelang Nataru,” kata Gaol di Sampit, Sabtu.
Panic buying atau beli panik adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.
Gaol menuturkan, dua momentum besar akan segera tiba, yakni Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Bagi sebagian masyarakat, khususnya umat Kristiani, perayaan Natal sudah dimulai sejak 1 Desember 2024 dan hampir setiap hari ada perayaan di gereja-gereja.
Kondisi ini otomatis mempengaruhi perputaran ekonomi, termasuk di Kotim, yang berkaitan dengan meningkatnya harga berbagai kebutuhan pokok. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat tidak panic buying yang berakibat pada penimbunan stok jelang Natal dan Tahun Baru.
“Masyarakat diharap tetap bijak dalam berbelanja, belanja lah seperlunya sesuai kebutuhan seperti bulan sebelumnya agar harga pasar tetap terkontrol dengan normal,” ucapnya.
Baca juga: Lapas Sampit pastikan penyandang disabilitas terlayani dengan baik
Sehubungan dengan ini, Gaol juga meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait agar rutin melakukan kontrol dan pemantauan harga di pasaran, agar jangan sampai terjadi lonjakan harga yang signifikan jelang Natal dan Tahun Baru ini.
“Bila hal itu terjadi maka kami harapkan agar pemerintah daerah segera membuat operasi pasar atau melakukan pasar penyeimbang di beberapa titik untuk menjaga ketersediaan sembako aman bagi semua lapisan masyarakat,” demikian Gaol.
Sementara itu, pedagang sembako di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit Nana menyebut, kenaikan harga berbagai bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru sudah biasa terjadi.
Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut, di antaranya daya beli masyarakat yang meningkat karena membeli barang-barang untuk merayakan Natal maupun Tahun Baru.
Lalu, pasokan barang yang menipis lantaran biasanya pada momentum Tahun Baru pihak pemasok akan libur selama dua hari. Kondisi ini pun berdampak pada kenaikan harga barang.
“Apalagi sekarang faktor cuaca juga berpengaruh, kabarnya gelombang tinggi di Laut Jawa membuat pasokan beberapa komoditas seperti bawang dan cabai terhambat, sehingga harganya pun naik dalam sepekan terakhir,” ungkap Nana.
Sebelumnya, Penjabat Sekretaris Daerah Kotim sekaligus Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Sanggul Lumban Gaol menyampaikan, pihaknya segera menggelar inspeksi dadakan ke sejumlah gudang distributor bahan pangan guna menjamin ketersediaan stok jelang Natal dan Tahun Baru.
“Minggu depan akan kami laksanakan pengecekan ke gudang-gudang distributor, mungkin diawali dari Bulog dulu karena itu yang dipercayakan pemerintah untuk menyimpan cadangan beras. Sekaligus, untuk mencegah penimbunan barang oleh distributor,” demikian Sanggul.
Baca juga: Pemkab Kotim tindak tegas pegawai positif narkoba
Baca juga: Kecewa, pengurus Organda Kotim siap tempuh jalur hukum
Baca juga: PT BMW berkomitmen jalankan kesepakatan yang dibuat bersama masyarakat