Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir ke level terendah satu minggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan oleh kenaikan dolar setelah Gubernur Federal Reserve (Fed) Christopher Waller menyerukan pengurangan lebih awal dukungan ekonomi untuk membantu memetakan kebijakan moneter yang lebih ketat.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terpangkas 9,8 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi ditutup pada 1.851,60 dolar AS per ounce. Harga emas berjangka kehilangan sekitar 0,9 persen untuk minggu ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (19/11/2021), harga emas berjangka jatuh 8,8 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.861,40 dolar AS per ounce, setelah terangkat 16,1 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.870,20 dolar AS pada Rabu (17/11/2021), dan merosot 12,5 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.854,10 dolar AS pada Selasa (16/11/2021).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,5 persen, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Harga emas turun setelah beberapa pernyataan hawkish Fed tentang percepatan tapering yang mendorong dolar lebih tinggi," kata Analis Pasar senior OANDA, Edward Moya.
"Inflasi dan pembicaraan Fed adalah katalis utama untuk emas dan saat ini para pedagang perlu melihat apa yang terjadi selama beberapa minggu ke depan sebelum memiliki keyakinan kuat untuk menilai apa yang akan dilakukan Fed mengenai suku bunga."
Waller mengatakan bank sentral AS harus meningkatkan laju pengurangan pembelian obligasi guna memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku bunga dari level mendekati nol.
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar saham mengalami kemunduran setelah berita bahwa Austria akan memberlakukan kembali penguncian penuh untuk mengatasi gelombang baru infeksi Virus Corona dan tanda-tanda bahwa Jerman mungkin melakukan hal yang sama.
Analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa penguncian di Eropa telah membantu memberikan logam kuning dorongan baru.
"Angka inflasi panas baru-baru ini, terutama 6,2 persen yang tercatat di AS, kemungkinan akan terus mendukung emas dalam pertahanannya terhadap dolar yang lebih kuat," tambah Hansen.
Menuju liburan Hari Thanksgiving, pasar memperkirakan lebih sedikit berita. Tetapi analis pasar berpendapat bahwa inflasi akan tetap menjadi perhatian.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 11,9 sen atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 24,781 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 20,4 dolar AS atau 1,93 persen, menjadi ditutup pada 1.036 dolar AS per ounce.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terpangkas 9,8 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi ditutup pada 1.851,60 dolar AS per ounce. Harga emas berjangka kehilangan sekitar 0,9 persen untuk minggu ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (19/11/2021), harga emas berjangka jatuh 8,8 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.861,40 dolar AS per ounce, setelah terangkat 16,1 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.870,20 dolar AS pada Rabu (17/11/2021), dan merosot 12,5 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.854,10 dolar AS pada Selasa (16/11/2021).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,5 persen, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Harga emas turun setelah beberapa pernyataan hawkish Fed tentang percepatan tapering yang mendorong dolar lebih tinggi," kata Analis Pasar senior OANDA, Edward Moya.
"Inflasi dan pembicaraan Fed adalah katalis utama untuk emas dan saat ini para pedagang perlu melihat apa yang terjadi selama beberapa minggu ke depan sebelum memiliki keyakinan kuat untuk menilai apa yang akan dilakukan Fed mengenai suku bunga."
Waller mengatakan bank sentral AS harus meningkatkan laju pengurangan pembelian obligasi guna memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku bunga dari level mendekati nol.
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar saham mengalami kemunduran setelah berita bahwa Austria akan memberlakukan kembali penguncian penuh untuk mengatasi gelombang baru infeksi Virus Corona dan tanda-tanda bahwa Jerman mungkin melakukan hal yang sama.
Analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa penguncian di Eropa telah membantu memberikan logam kuning dorongan baru.
"Angka inflasi panas baru-baru ini, terutama 6,2 persen yang tercatat di AS, kemungkinan akan terus mendukung emas dalam pertahanannya terhadap dolar yang lebih kuat," tambah Hansen.
Menuju liburan Hari Thanksgiving, pasar memperkirakan lebih sedikit berita. Tetapi analis pasar berpendapat bahwa inflasi akan tetap menjadi perhatian.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 11,9 sen atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 24,781 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 20,4 dolar AS atau 1,93 persen, menjadi ditutup pada 1.036 dolar AS per ounce.