Dokter Reisa ungkap sejumlah mitos seputar sunat

Senin, 22 November 2021 16:57 WIB

Jakarta (ANTARA) - Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan sejumlah mitos yang masih beredar di masyarakat seputar sirkumsisi atau sunat.

Salah satu mitos ini yakni sunat bisa membuat anak lebih cepat tinggi dan besar sehingga perlu menunggu anak pubertas dulu.

"Paling sering mitos seputar sunat anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya tunggu puber dulu ya. Macam-macam mitos yang beredar," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Senin.

Reisa menjelaskan, sirkumsisi bersifat anatomis sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang dan lainnya. Orang tua tidak perlu ragu atau takut mengajak anak mereka disunat mengingat manfaatnya dari sisi kesehatan.

Baca juga: Laki-laki sebaiknya disunat saat bayi

"Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat secepatnya," jelas dia.

Di sisi lain, ada juga mitos mengenai sunat dengan bantuan jin. Mitos ini mengemuka seiring fenomena di salah satu wilayah pulau Jawa beberapa waktu lalu. Kala itu, ditemukan alat kelamin seorang anak usai mandi berbentuk seperti sudah disunat padahal belum pernah melakukan tindakan itu.

"Adalagi, disunat sama jin, sempat heboh tahun 2021 di salah satu wilayah pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi, sunat harus dengan tenaga profesional," kata Reisa.

Menurut dia, kondisi membutuhkan bantuan medis. Sang anak sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Selain itu, ada pula mitos mengenai larangan anak berlari tiga hari menjelang disunat agar tidak keluar banyak darah saat tindakan sirkumsisi dilakukan. Faktanya, keluarnya banyak darah biasanya dipicu karena anak terlalu tegang saat disunat.

Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan inilah sebabnya darah keluar banyak.

Lebih lanjut, ada juga yang mengatakan anak yang telah disunat sebaiknya tidak berenang di laut. Berbeda dari mitos sebelumnya, Reisa menuturkan, pendapat ini terbukti benar.

Penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut justru bisa memperparah luka pada penis sehingga sembuhnya semakin lama. Selain itu, juga akan menimbulkan rasa perih di bagian penis.

"Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak," tutur Reisa.

Sementara untuk berlari usai disunat, gesekan pada celana dan penis dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga perlu hati-hati jangan sampai berdarah dan memunculkan luka baru.

Baca juga: Disunat atau tidak apakah berdampak pada kesuburan pria?

Baca juga: Usia paling tepat untuk pria disunat

Baca juga: Benarkah ada bentuk khusus untuk hasil sunat?

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Reisa: Kebaya bisa jadi tren seperti batik

10 September 2022 12:57 Wib, 2022

Pemerintah imbau masyarakat gunakan masker di dalam maupun luar ruangan

11 July 2022 20:45 Wib, 2022

Sebanyak 276 pasien Omicron di Indonesia sudah sembuh

19 January 2022 13:16 Wib, 2022

Target vaksinasi lengkap selesai Maret-April 2022

10 December 2021 19:56 Wib, 2021

Masyarakat diminta taat prokes mengingat Omicron sudah masuk ke ASEAN

03 December 2021 21:06 Wib, 2021
Terpopuler

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

Lifestyle - 20 December 2024 11:15 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib

Pemkab Kotim minta seluruh aparatur desa didaftarkan jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 18 December 2024 13:30 Wib