Jakarta (ANTARA) - Jurnalis Najwa Shihab mengungkapkan tantangan terbesar yang selama ini dia hadapi dalam karir jurnalisnya, salah satunya saat harus mendapatkan rapor merah untuk program televisi yang dia pandu.
Dia mengatakan, karena mendapat rapor merah untuk rating program "Mata Najwa", dia sempat berencana untuk tak melangsungkan program tersebut setelah episode ke-13.
Bukan hanya rating, rapor merah juga dia dapatkan dari sisi angka penonton dan sponsor. Begitu juga ketika membangun Narasi. Ketika meluncurkan suatu produk atau konten tertentu, respon dari audiens belum tentu baik juga.
"Padahal, sudah investasi waktu, emosi, tenaga, pikiran, uang. Kegagalan pada sebuah proses rasanya sudah biasa,” ungkap dia di sela puncak perayaan Festival Pulih, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu.
Menurut Najwa, pada kegagalan itulah terjadi proses reflektif terjadi. Dia mengatakan, bukan so what, tapi now what. Walau terdengar ideal sekali dan terkesan mudah untuk dilakukan, tetapi kenyataannya sulit.
"Saya pun mengakui itu. Kegagalan itu bisa memberi banyak dampak, seperti kekecewaan, bahkan rasa kurang percaya diri. Itulah mengapa, adalah penting untuk memiliki kematangan emosional, kemudian mengelilingi diri kita sendiri dengan orang-orang yang positif, yang bisa jadi cheerleaders kita,” tutur Najwa.
Bangkit dari kegagalan, bagi Najwa juga memerlukan usaha termasuk mencari dukungan dan mengumpulkan niat untuk kembali mencoba.
“Kemampuan untuk bangkit itu tak serta-merta datang, itu pun harus diupayakan oleh diri kita sendiri,” tegas Najwa yang juga Founder Narasi itu.
Internet dan media sosial, misalnya bisa salah satu sumber yang bisa Anda akses untuk mencari inspirasi dan semangat. Namun, menurut dia, di sisi lain, internet dan media sosial pun dapat menjadi portal yang membunuh kepercayaan diri.
Najwa pun membagikan tipsnya selama ini ketika ketakutan akan kegagalan sedang ia alami. Pertama, buat ketakutan akan kegagalan ini sebagai sesuatu yang dapat mendorong kita untuk mempersiapkan dan memantapkan hal tersebut secara lebih serius.
"Ketika jadi presenter, ada ketakutan kalau salah ngomong, tidak lancar. Makanya, saya akan berulang-ulang kali latihan ngomong di depan kaca,” ujarnya.
Kedua, Najwa mengungkapkan, tak mengapa jika melakukan kesalahan. Menurut dia, orang lain tidak hanya fokus pada kesalahan Anda. Mereka sudah terlalu fokus pada kesalahan mereka masing-masing dan lupa akan apa yang telah menjadi kesalahan Anda.
Ketiga, jadilah individu yang memperhatikan detil. Dia mengatakan, “Maksudnya, setiap selesai present sesuatu, saya akan selalu melakukan evaluasi. Dengan ini, kita bisa melihat perkembangan kita dari waktu ke waktu. Improvement inilah yang dapat membangkitkan confidence kita.”
Dia mengatakan, karena mendapat rapor merah untuk rating program "Mata Najwa", dia sempat berencana untuk tak melangsungkan program tersebut setelah episode ke-13.
Bukan hanya rating, rapor merah juga dia dapatkan dari sisi angka penonton dan sponsor. Begitu juga ketika membangun Narasi. Ketika meluncurkan suatu produk atau konten tertentu, respon dari audiens belum tentu baik juga.
"Padahal, sudah investasi waktu, emosi, tenaga, pikiran, uang. Kegagalan pada sebuah proses rasanya sudah biasa,” ungkap dia di sela puncak perayaan Festival Pulih, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu.
Menurut Najwa, pada kegagalan itulah terjadi proses reflektif terjadi. Dia mengatakan, bukan so what, tapi now what. Walau terdengar ideal sekali dan terkesan mudah untuk dilakukan, tetapi kenyataannya sulit.
"Saya pun mengakui itu. Kegagalan itu bisa memberi banyak dampak, seperti kekecewaan, bahkan rasa kurang percaya diri. Itulah mengapa, adalah penting untuk memiliki kematangan emosional, kemudian mengelilingi diri kita sendiri dengan orang-orang yang positif, yang bisa jadi cheerleaders kita,” tutur Najwa.
Bangkit dari kegagalan, bagi Najwa juga memerlukan usaha termasuk mencari dukungan dan mengumpulkan niat untuk kembali mencoba.
“Kemampuan untuk bangkit itu tak serta-merta datang, itu pun harus diupayakan oleh diri kita sendiri,” tegas Najwa yang juga Founder Narasi itu.
Internet dan media sosial, misalnya bisa salah satu sumber yang bisa Anda akses untuk mencari inspirasi dan semangat. Namun, menurut dia, di sisi lain, internet dan media sosial pun dapat menjadi portal yang membunuh kepercayaan diri.
Najwa pun membagikan tipsnya selama ini ketika ketakutan akan kegagalan sedang ia alami. Pertama, buat ketakutan akan kegagalan ini sebagai sesuatu yang dapat mendorong kita untuk mempersiapkan dan memantapkan hal tersebut secara lebih serius.
"Ketika jadi presenter, ada ketakutan kalau salah ngomong, tidak lancar. Makanya, saya akan berulang-ulang kali latihan ngomong di depan kaca,” ujarnya.
Kedua, Najwa mengungkapkan, tak mengapa jika melakukan kesalahan. Menurut dia, orang lain tidak hanya fokus pada kesalahan Anda. Mereka sudah terlalu fokus pada kesalahan mereka masing-masing dan lupa akan apa yang telah menjadi kesalahan Anda.
Ketiga, jadilah individu yang memperhatikan detil. Dia mengatakan, “Maksudnya, setiap selesai present sesuatu, saya akan selalu melakukan evaluasi. Dengan ini, kita bisa melihat perkembangan kita dari waktu ke waktu. Improvement inilah yang dapat membangkitkan confidence kita.”