Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar testing dan tracing (pengetesan dan pelacakan) terus diperkuat untuk mengantisipasi penyebaran Omicron.
Luhut menyebut banyak orang tanpa gejala (OTG) yang ditemukan dalam kasus Omicron. Di saat yang bersamaan, terlihat adanya penurunan testing dan tracing.
"Karena mungkin di beberapa tempat sudah banyak yang nol kasus, sehingga mereka malas melakukan testing. Namun, kami imbau untuk tetap melakukan testing karena OTG banyak ditemukan dalam Omicron ini," katanya dalam konferensi pers perkembangan penanganan COVID-19 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menjelaskan testing dan tracing akan membantu mengidentifikasi potensi penyebaran kasus dengan cepat dan mengisolasi penyebaran tersebut supaya tidak meluas.
"Melalui testing dan tracing yang kuat, langkah karantina di level mikro, seperti yang dilakukan di Wisma Atlet, dapat kita implementasikan seandainya transmisi lokal varian Omicron sudah terdeteksi," katanya.
Luhut memastikan berkat langkah-langkah tegas yang diambil pemerintah untuk mencegah masuknya varian Omicron, kasus COVID-19 yang terjadi di Tanah Air masih berada pada tingkat yang rendah.
Terhitung sudah 164 hari kasus tetap rendah, sejak puncak kasus varian Delta pada 15 Juli lalu, hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron.
Demikian pula tingkat perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian saat ini masih menunjukkan tanda-tanda yang cukup terkendali.
"Namun, pemerintah tetap hati-hati dan waspada karena masih banyak ketidaktahuan kita mengenai virus ini," katanya.
Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menuturkan pengawasan terhadap data COVID-19 dilakukan secara ketat hingga level kabupaten/kota.
"Sebagaimana saya sampaikan pekan lalu, pengetatan kegiatan masyarakat baru akan dilakukan ketika sudah melebihi threshold (ambang batas) tertentu, dengan memperhatikan tidak hanya kasus harian, tetapi juga kasus perawatan RS dan kematian," jelasnya.
Adapun capaian vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali juga terus meningkat. Capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua di Jawa-Bali masing-masing telah mencapai lebih dari 80 persen dan 60 persen.
Begitu pula hasil sementara Serosurvei Nasional juga menunjukkan tingkat kekebalan masyarakat yang cukup tinggi.
"Namun, masih terdapat beberapa daerah kabupaten/kota dengan vaksinasi dosis pertama di bawah 50 persen pemerintah terus mendorong peran serta pemerintah daerah untuk terus memaksimalkan suntikan vaksin di wilayahnya," katanya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga meminta kepada seluruh daerah agar mempersiapkan kesiapan fasilitas RS dan isolasi terpusat dari sekarang untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, penegakan protokol kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi dalam masa Natal dan tahun baru juga harus terus ditingkatkan.
Luhut menyebut banyak orang tanpa gejala (OTG) yang ditemukan dalam kasus Omicron. Di saat yang bersamaan, terlihat adanya penurunan testing dan tracing.
"Karena mungkin di beberapa tempat sudah banyak yang nol kasus, sehingga mereka malas melakukan testing. Namun, kami imbau untuk tetap melakukan testing karena OTG banyak ditemukan dalam Omicron ini," katanya dalam konferensi pers perkembangan penanganan COVID-19 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menjelaskan testing dan tracing akan membantu mengidentifikasi potensi penyebaran kasus dengan cepat dan mengisolasi penyebaran tersebut supaya tidak meluas.
"Melalui testing dan tracing yang kuat, langkah karantina di level mikro, seperti yang dilakukan di Wisma Atlet, dapat kita implementasikan seandainya transmisi lokal varian Omicron sudah terdeteksi," katanya.
Luhut memastikan berkat langkah-langkah tegas yang diambil pemerintah untuk mencegah masuknya varian Omicron, kasus COVID-19 yang terjadi di Tanah Air masih berada pada tingkat yang rendah.
Terhitung sudah 164 hari kasus tetap rendah, sejak puncak kasus varian Delta pada 15 Juli lalu, hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron.
Demikian pula tingkat perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian saat ini masih menunjukkan tanda-tanda yang cukup terkendali.
"Namun, pemerintah tetap hati-hati dan waspada karena masih banyak ketidaktahuan kita mengenai virus ini," katanya.
Koordinator PPKM Jawa-Bali itu menuturkan pengawasan terhadap data COVID-19 dilakukan secara ketat hingga level kabupaten/kota.
"Sebagaimana saya sampaikan pekan lalu, pengetatan kegiatan masyarakat baru akan dilakukan ketika sudah melebihi threshold (ambang batas) tertentu, dengan memperhatikan tidak hanya kasus harian, tetapi juga kasus perawatan RS dan kematian," jelasnya.
Adapun capaian vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali juga terus meningkat. Capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua di Jawa-Bali masing-masing telah mencapai lebih dari 80 persen dan 60 persen.
Begitu pula hasil sementara Serosurvei Nasional juga menunjukkan tingkat kekebalan masyarakat yang cukup tinggi.
"Namun, masih terdapat beberapa daerah kabupaten/kota dengan vaksinasi dosis pertama di bawah 50 persen pemerintah terus mendorong peran serta pemerintah daerah untuk terus memaksimalkan suntikan vaksin di wilayahnya," katanya.
Pemerintah, lanjut Luhut, juga meminta kepada seluruh daerah agar mempersiapkan kesiapan fasilitas RS dan isolasi terpusat dari sekarang untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, penegakan protokol kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi dalam masa Natal dan tahun baru juga harus terus ditingkatkan.