Sukamara (ANTARA) - Wakil Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Ahmadi menghadiri syukuran laut ke-16 yang dilaksanakan di Kecamatan Jelai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diturunkan melalui hasil laut.
“Kita ketahui bersama, selama pandemi COVID-19 ini, tidak pernah lagi menggelar syukuran laut selama dua tahun terakhir. Maka dengan dilakukannya kembali kegiatan ini, juga disambut antusias masyarakat,” kata Ahmadi di Sukamara, Rabu.
Kegiatan tersebut dilakukan di laut menggunakan kapal nelayan dan dilaksanakan doa bersama, serta ritual siraman yang menjadi tradisi turun-temurun masyarakat di daerah pesisir.
Menurutnya, tradisi syukuran laut yang dilaksanakan bersama masyarakat tersebut, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT yang memberikan begitu banyak anugerah kepada nelayan dengan hasil yang melimpah.
“Kondisi cuaca sejak penghujung 2021 lalu hingga saat ini begitu ekstrem, sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan banjir," terangnya.
Selain itu angin cukup kencang dan gelombang laut cukup besar, hingga terjadi banjir seperti beberapa waktu lalu di wilayah Kuala Jelai tersebut.
"Kita sadar bencana bisa datang kapan pun dan dimana pun. Namun demikian momentum syukuran laut ini, kita semua memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga musibah tidak terjadi di daerah kita dan para nelayan dilimpahkan rezeki," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengingatkan para nelayan agar menjaga kerukunan antar nelayan, baik lokal maupun nelayan luar daerah. Pemerintah Kabupaten Sukamara melalui Dinas Perikanan siap melayani, mendampingi, membantu dan mengarahkan untuk mewujudkan nelayan yang mandiri, kuat dan sejahtera.
Dirinya juga mengajak semua pihak, agar selalu melestarikan budaya pesisir pantai dan menjaga kelestarian laut yang merupakan aset Sukamara.
“Terpenting adalah agar nelayan selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan selama menangkap ikan, perhatikan segala aspek pendukung sebelum berangkat ke laut, sehingga terhindar dari hal-hal yang sangat tidak kita inginkan,” pungkasnya.
“Kita ketahui bersama, selama pandemi COVID-19 ini, tidak pernah lagi menggelar syukuran laut selama dua tahun terakhir. Maka dengan dilakukannya kembali kegiatan ini, juga disambut antusias masyarakat,” kata Ahmadi di Sukamara, Rabu.
Kegiatan tersebut dilakukan di laut menggunakan kapal nelayan dan dilaksanakan doa bersama, serta ritual siraman yang menjadi tradisi turun-temurun masyarakat di daerah pesisir.
Menurutnya, tradisi syukuran laut yang dilaksanakan bersama masyarakat tersebut, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT yang memberikan begitu banyak anugerah kepada nelayan dengan hasil yang melimpah.
“Kondisi cuaca sejak penghujung 2021 lalu hingga saat ini begitu ekstrem, sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan banjir," terangnya.
Selain itu angin cukup kencang dan gelombang laut cukup besar, hingga terjadi banjir seperti beberapa waktu lalu di wilayah Kuala Jelai tersebut.
"Kita sadar bencana bisa datang kapan pun dan dimana pun. Namun demikian momentum syukuran laut ini, kita semua memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga musibah tidak terjadi di daerah kita dan para nelayan dilimpahkan rezeki," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengingatkan para nelayan agar menjaga kerukunan antar nelayan, baik lokal maupun nelayan luar daerah. Pemerintah Kabupaten Sukamara melalui Dinas Perikanan siap melayani, mendampingi, membantu dan mengarahkan untuk mewujudkan nelayan yang mandiri, kuat dan sejahtera.
Dirinya juga mengajak semua pihak, agar selalu melestarikan budaya pesisir pantai dan menjaga kelestarian laut yang merupakan aset Sukamara.
“Terpenting adalah agar nelayan selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan selama menangkap ikan, perhatikan segala aspek pendukung sebelum berangkat ke laut, sehingga terhindar dari hal-hal yang sangat tidak kita inginkan,” pungkasnya.