Jakarta (ANTARA) - Dalam sebuah hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship, ada kalanya seseorang menjadi korban gaslighting yang termasuk ke dalam kekerasan psikis.
"Pelaku gaslight membuat pasangannya atau korbannya menjadi inferior," kata psikolog Rininda Mutia dari Universitas Indonesia, kepada ANTARA dikutip Rabu.
Baca juga: Kenali ciri-ciri terjebak dalam hubungan 'toxic'
Pelaku akan membuat korban merasa lebih kecil, kurang percaya diri dan mempertanyakan pertimbangannya sendiri, persepsi tentang realitanya, hingga nilai-nilai yang telah lama dianut. Korban gaslighting dibuat bertanya-tanya apakah pikiran dan nilai-nilai yang dia pegang selama ini adalah hal yang benar.
Apa ciri-ciri dari gaslighting? Pada umumnya, sudah jelas bahwa pelaku memang bersalah, tapi dia bisa memanipulasi keadaan dan seseorang sehingga justru membuat korbannya merasa bersalah.
"Misalnya pelaku gaslight ini selingkuh. Kemudian dia akan bilang ke pasangannya bahwa 'aku tuh selingkuh juga karena kamu. Karena kamu enggak perhatian sama aku, makanya aku selingkuh, jadi kamu yang salah.'"
Padahal, perilaku selingkuh sudah jelas salah, namun pelakunya tidak mau mengakui dirinya melakukan kesalahan, justru membuat pasangannya harus menanggung kesalahan tersebut. Korban gaslighting umumnya akan mengiyakan, menanggung kesalahan yang sebetulnya bukan miliknya. Padahal, selingkuh berhubungan dengan kontrol diri seseorang. Bila merasa tidak diperhatikan, dia bisa secara baik-baik membicarakan itu dengan pasangannya, bukan mencari solusi dengan berselingkuh.
Baca juga: Ini gambaran masa depan dunia kencan
Lantas, apa yang harus dilakukan ketika seseorang menghadapi pasangan yang melakukan gaslighting? Dia menyarankan untuk mengenal lebih dalam seseorang sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih erat. Anda bisa menilai apakah calon pasangan memang punya nilai baik, rasional dalam berpikir dan menghadapi masalah.
Jika calon pasangan berbuat salah, tapi malah menyalahkan Anda, itu bisa jadi ciri-ciri awal yang patut diwaspadai. Anda bisa mencari perspektif lain dengan berdiskusi bersama sahabat atau orang yang dipercaya untuk mendapat sudut pandang baru.
"Pokoknya kalau sudah ada tanda-tanda dia yang salah tapi kenapa saya yang disalahkan, atau kita sudah merasa kok diri kita jadi berubah ke arah yang lebih enggak percaya diri, insecure, kita harus bisa setting boundaries," kata dia.
Waspadai juga gaslighting yang frontal dengan cara merendahkan secara langsung, seperti mengatakan Anda tidak pintar atau Anda tidak mampu. Dia mengatakan, itu jelas merupakan kekerasan psikis dan Anda bisa membela diri untuk melawan, atau keluar dari hubungan tersebut.
"Karena setiap orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaan, untuk memperjuangkan kebahagiaannya. Dan kebahagiaan tidak didapat hanya dari satu orang itu saja, apalagi orang itu adalah orang yang menyakiti kita."
Baca juga: Langkah-langkah untuk temukan pasangan hidup
Baca juga: Tips meminimalkan konflik dengan pasangan selama Ramadhan
Baca juga: Pasangan ini bersatu lewat borgol karena bosan bertengkar
"Pelaku gaslight membuat pasangannya atau korbannya menjadi inferior," kata psikolog Rininda Mutia dari Universitas Indonesia, kepada ANTARA dikutip Rabu.
Baca juga: Kenali ciri-ciri terjebak dalam hubungan 'toxic'
Pelaku akan membuat korban merasa lebih kecil, kurang percaya diri dan mempertanyakan pertimbangannya sendiri, persepsi tentang realitanya, hingga nilai-nilai yang telah lama dianut. Korban gaslighting dibuat bertanya-tanya apakah pikiran dan nilai-nilai yang dia pegang selama ini adalah hal yang benar.
Apa ciri-ciri dari gaslighting? Pada umumnya, sudah jelas bahwa pelaku memang bersalah, tapi dia bisa memanipulasi keadaan dan seseorang sehingga justru membuat korbannya merasa bersalah.
"Misalnya pelaku gaslight ini selingkuh. Kemudian dia akan bilang ke pasangannya bahwa 'aku tuh selingkuh juga karena kamu. Karena kamu enggak perhatian sama aku, makanya aku selingkuh, jadi kamu yang salah.'"
Padahal, perilaku selingkuh sudah jelas salah, namun pelakunya tidak mau mengakui dirinya melakukan kesalahan, justru membuat pasangannya harus menanggung kesalahan tersebut. Korban gaslighting umumnya akan mengiyakan, menanggung kesalahan yang sebetulnya bukan miliknya. Padahal, selingkuh berhubungan dengan kontrol diri seseorang. Bila merasa tidak diperhatikan, dia bisa secara baik-baik membicarakan itu dengan pasangannya, bukan mencari solusi dengan berselingkuh.
Baca juga: Ini gambaran masa depan dunia kencan
Lantas, apa yang harus dilakukan ketika seseorang menghadapi pasangan yang melakukan gaslighting? Dia menyarankan untuk mengenal lebih dalam seseorang sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih erat. Anda bisa menilai apakah calon pasangan memang punya nilai baik, rasional dalam berpikir dan menghadapi masalah.
Jika calon pasangan berbuat salah, tapi malah menyalahkan Anda, itu bisa jadi ciri-ciri awal yang patut diwaspadai. Anda bisa mencari perspektif lain dengan berdiskusi bersama sahabat atau orang yang dipercaya untuk mendapat sudut pandang baru.
"Pokoknya kalau sudah ada tanda-tanda dia yang salah tapi kenapa saya yang disalahkan, atau kita sudah merasa kok diri kita jadi berubah ke arah yang lebih enggak percaya diri, insecure, kita harus bisa setting boundaries," kata dia.
Waspadai juga gaslighting yang frontal dengan cara merendahkan secara langsung, seperti mengatakan Anda tidak pintar atau Anda tidak mampu. Dia mengatakan, itu jelas merupakan kekerasan psikis dan Anda bisa membela diri untuk melawan, atau keluar dari hubungan tersebut.
"Karena setiap orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaan, untuk memperjuangkan kebahagiaannya. Dan kebahagiaan tidak didapat hanya dari satu orang itu saja, apalagi orang itu adalah orang yang menyakiti kita."
Baca juga: Langkah-langkah untuk temukan pasangan hidup
Baca juga: Tips meminimalkan konflik dengan pasangan selama Ramadhan
Baca juga: Pasangan ini bersatu lewat borgol karena bosan bertengkar