Pulang Pisau (ANTARA) - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVI Provinsi Kalimantan Tengah J Ambarita tidak berkomentar banyak saat ditemui beberapa media di lokasi ambruknya bagian dermaga penyeberangan feri Palambahen-Pangkoh Hulu Kecematan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau.

“Kita juga mau menyelidiki apa yang menjadi penyebab ambruknya bagian dermaga ini. Kalau kita boleh menduga secara teknis dengan kondisi air pasang surut di bawahnya terjadi longsoran yang menyebabkan dermaga ambruk,” terang Ambarita, Selasa. 

Ditanya perbedaan rancangan Dermaga Palambahen dengan Dermaga Mintin yang menggunakan tiang pancang pada titian, Ambarita mengungkapkan juga menggunakan pancang. Hanya pada bagian titian di Dermaga Palambahen ini menggunakan "abutment" di bagian dalam. Namun dirinya tidak menjelaskan secara rinci berapa panjang abudment karena takut salah penyampaian sebelum melihat gambar keseluruhan. 

Terkait dengan penggunaan "wiremesh" rangkaian besi berukuran kecil 6 milimeter pada lantai dermaga menuju titian, Ambarita mengaku pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai. Dia juga menampik adanya tali pengikat "sheet pile" dengan batang pohon kelapa di dalam lokasi, untuk memperkuat siring yang sebelumnya sudah ada gejala bermasalah.

Pihaknya mengaku juga masih melakukan penyelidikan terkait dengan musibah ambruknya dermaga ini. Namun dirinya tidak menjelaskan panjang lebar karena harus menuju kembali ke Palangka Raya.

“Saya permisi dulu karena ditunggu rapat di Palangka Raya,” kata Ambarita. 

Baca juga: Penyebab ambruknya Dermaga Feri di Pulpis diminta dicek menyeluruh

Penulusuran di lokasi proyek yang menelan anggaran pemerintah pusat senilai Rp10,6 miliar ditambah addendum sebesar Rp1 miliar dengan total pagu mencapai Rp11,6 miliar ini ada beberapa hal yang menjadi perhatian. 

Pekerjaan yang didalam kontrak berakhir pada 28 Januari 2022 ini terlihat masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Tidak terlihat adanya pekerja di lokasi untuk menyelesaikan dengan segera dengan waktu yang tersisa hanya beberapa hari. 

Terlihat keretakan-keretakan pada bagian atas sheet pile di Dermaga Palambahen dan Dermaga Talio Hulu serta diikatnya sheet pile dengan sling ke batang pohon kelapa yang tertanam di lokasi. Ada dugaan struktur bangunan sudah bermasalah sebelumnya, tetapi proses pekerjaan tetap berjalan. 

Selain itu terdapat kolam di sekitar dermaga yang terindikasi tanah dari kolam digunakan untuk menimbun dermaga. Namun sampai saat ini, belum ada keterangan resmi yang dikeluarkan BPTD XVI Provinsi Kalimantan Tengah terkait dengan ambruknya dermaga feri penyeberangan Palambahen-Talio Hulu. 

Polres Pulang Pisau telah menurunkan personel ke lapangan untuk melakukan penyelidikan terkait dengan masalah ini. 

Camat Pandih Batu Sarjanadi mengaku ambruknya dermaga diketahui dari laporan masyarakat. Pihaknya baru mengetahui adanya pembangunan dermaga yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat itu saat ada rapat di Kecamatan Pandih Batu. 

“Kita hanya ketempatan lokasi saja,” terang Sarjanadi. 

Terkait dengan cerita adanya mitos lubang naga di daerah tersebut, dirinya mengungkapkan memang pernah mendengar, tetapi itu cerita legenda atau mitos yang mulai tergerus oleh perjalanan waktu. Berdasarkan informasi, pihak pelaksana proyek juga sudah menggelar ritual atau selamatan sebelum proyek dikerjakan. 

Baca juga: Disdik Pulang Pisau perkuat kompetensi guru penggerak

Baca juga: Ini penjelasan BPPKAD Pulang Pisau terkait ratusan kendaraan dinas menunggak pajak

Baca juga: RSUD Pulang Pisau tegaskan penyesuaian tarif tidak memberatkan pasien

Pewarta : Adi Waskito
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024