Tingginya angka perokok jadi penyebab meningkatnya kasus kanker paru

Selasa, 8 Februari 2022 13:55 WIB

Jakarta (ANTARA) - Angka merokok yang tinggi di Indonesia menjadi salah satu penyebab kejadian kanker paru juga ikut tinggi, ungkap Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), dr. Evlina Suzanna, SpPA(K).
 
"Kalau dari statistik angka memang cukup menyedihkan tetapi tidak heran karena angka merokok di Indonesia cukup tinggi, sebagai faktor risiko," ujar dia dalam konferensi pers daring bertajuk "Meningkatkan Kesintasan Pasien Kanker Paru Melalui Deteksi Dini, Diagnosis dan Tatalaksana yang Berkualitas", Selasa.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat terjadinya peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 tahun dari 28,8 persen pada tahun 2013 menjadi 29,3 persen pada tahun 2018.

Kebiasaan merokok pun tidak hanya menjadi masalah pada orang dewasa, namun juga semakin marak pada kalangan anak dan remaja. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun yakni sebesar 1,9 persen dari tahun 2013 (7,2 persen) ke tahun 2018 (9,1 persen).

Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak ketiga di dunia pada tahun 2021.

Baca juga: Kenali penyebab dan cara deteksi kanker paru

Terkait angka kejadian kanker paru khususnya pada pria, Evlina yang juga aktif di International Cancer Center Rumah Sakit Dharmais itu mengungkapkan saat ini mencapai 21 per 100.000 penduduk.

"Jadi kita bayangkan, membagi yang prianya saja dari usia 15 tahun sudah berisiko terkena penyakit kanker paru sampai usia 70 tahun, maka dibagi per 100 juta penduduk maka setiap tahun kita bertambah 21.000 kasus," kata dia.

Sementara angka kematian akibat kanker paru juga cukup tinggi yakni 18 per 100.000 penduduk.

"Jadi, tipis antara kasus penyakit dengan kematiannya. Dengan angka harapan hidup yang sangat rendah. Kalau kematiannya cukup tinggi, maka harus mulai berpikir strategi yang harus dilakukan," tutur Evlina.

Data Global Cancer Observation (Globocan) 2020) menunjukkan, kanker paru menjadi salah satu kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, dengan perkiraan sekitar 34.783 kasus baru kanker paru di Indonesia.

Baca juga: Benarkah minuman probiotik cegah kanker paru-paru? Ini faktanya

Dari sisi usia, bila dulu puncak kejadian kanker berada pada usia 55 tahun, saat ini terjadi lebih awal yakni 45 tahun. Hal ini terkait salah satunya dengan paparan rokok pada usia remaja.

Pada perempuan, kanker paru menduduki peringkat keenam penyebab kematian tertinggi setelah kanker paru dan serviks, dengan angka harapan hidup yang juga rendah.

Selain kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif, infeksi yang belum selesai diobati semisal tuberkulosis (TB) juga menjadi faktor risiko angka kejadian kanker paru.

"Kita harus mengurai faktor risiko, kalau tidak nanti kita bisa mencapai angka 34. Tidak heran dalam waktu dekat mungkin kita bisa mencapai 34 per 100.000 penduduk," kata Evlina.

Dia berpendapat, dalam hal merokok, sebenarnya sudah banyak pemerintah kota yang telah menetapkan ruang merokok atau ruang publik dilarang merokok, namun kebijakan ini belum didukung kebijakan nasional.

Baca juga: Perokok pasif 25 persen lebih berisiko kena kanker paru

Baca juga: Penyebab, jenis dan pengobatan kanker paru-paru

Baca juga: Selain rokok, ini penyebab kanker paru

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Ini gejala kanker paru yang perlu diwaspadai dan perlu deteksi dini

14 August 2024 16:44 Wib

Dokter luruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah

18 April 2024 15:33 Wib

Dokter sebut perokok pasif miliki 4 kali lipat risiko terkena kanker paru

29 February 2024 14:33 Wib

Ini alasan pneumonia bisa sebabkan kematian

15 January 2024 11:43 Wib

Usia penderita kanker paru di Indonesia lebih muda di banding negara lain

06 December 2023 14:42 Wib
Terpopuler

1.358 lulusan UMPR siap terjun langsung dalam pembangunan daerah

Dunia Pendidikan - 02 November 2024 16:15 Wib

Pastikan pelayanan prima, Polda Kalteng hadirkan Ade Rai edukasi kebugaran tubuh

Kabar Daerah - 04 November 2024 14:35 Wib

Boyamin ajukan judicial review ke MK terkait pansel KPK

Nasional - 05 November 2024 16:49 Wib

DPMD Kapuas dukung simpul layanan pemetaan partisipatif

Kabar Daerah - 06 November 2024 19:21 Wib

Tinjau TPA, DPRD Kotim dapati kekurangan sarpras jadi kendala