Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLH) Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan pengelolaan lingkungan melalui Program Kampung Iklim (Proklim).
"Proklim merupakan gerakan nasional dalam upaya pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas di Indonesia," kata Kepala DLH Kota Palangka Raya Achmad Zaini di Palangka Raya, Jumat.
Dia menambahkan, Proklim merupakan program sinergi aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain.
Melalui pengelolaan lingkungan yang optimal, diharapkan akan terjadi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pria yang akrab disapa Zaini itu menerangkan, sampai akhir 2021 lalu, di "Kota Cantik" telah memiliki empat kampung iklim. Keempatnya yakni Kelurahan Kalampangan meraih kategori Proklim Utama Tahun 2018, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Kereng Bankirai dan Kelurahan Tumbang Rungan meraih kategori Proklim Madya Tahun 2021.
"Saya yakni kita semua bisa menjadi penggerak utama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kolaborasi berbagai pihak baik pemerintah dan swasta dan masyarakat akan memperkuat aksi-aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," katanya.
Aksi adaptasi perubahan iklim meliputi pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan muka air laut, atau erosi dan gelombang tinggi serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Baca juga: Pemprov Kalteng rumuskan kebijakan target indikator kinerja SPM pendidikan
Sementara itu aksi mitigasi perubahan iklim meliputi budi daya pertanian rendah emisi, peningkatan tutupan vegetasi, pencegahan dan penanganan karhutla, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi serta pengelolaan sampah dan limbah.
"Kita harus bisa cerdas dengan mengoptimalkan seluruh potensi. Di setiap tahapan akan ada tantangan sehingga harus disikapi dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi yang ada," katanya.
Dia mengatakan, dalam rangka mengoptimalkan peran Kampung Iklim, pihaknya juga telah melaksanakan sosialisasi program kampung iklim tahun (Proklim) 2022 yang digelar Kamis (1/4) lalu.
"Perubahan iklim yang kita rasakan ditandai dengan adanya peningkatan suhu pada beberapa tahun terakhir. Untuk menghadapi hal tersebut, strategi pemanfaatan ruang di perkotaan, baik untuk kawasan budidaya maupun kawasan lindung, perlu dilakukan secara bijak," demikian Zaini.
Baca juga: Kemenkumham bentuk Tim Krinov Millenial untuk tingkatkan pelayanan
Baca juga: Palangka Raya antisipasi kenaikan inflasi selama Ramadhan
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dosis dua di Palangka Raya capai 99,24 persen
"Proklim merupakan gerakan nasional dalam upaya pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas di Indonesia," kata Kepala DLH Kota Palangka Raya Achmad Zaini di Palangka Raya, Jumat.
Dia menambahkan, Proklim merupakan program sinergi aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain.
Melalui pengelolaan lingkungan yang optimal, diharapkan akan terjadi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pria yang akrab disapa Zaini itu menerangkan, sampai akhir 2021 lalu, di "Kota Cantik" telah memiliki empat kampung iklim. Keempatnya yakni Kelurahan Kalampangan meraih kategori Proklim Utama Tahun 2018, Kelurahan Sabaru, Kelurahan Kereng Bankirai dan Kelurahan Tumbang Rungan meraih kategori Proklim Madya Tahun 2021.
"Saya yakni kita semua bisa menjadi penggerak utama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kolaborasi berbagai pihak baik pemerintah dan swasta dan masyarakat akan memperkuat aksi-aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," katanya.
Aksi adaptasi perubahan iklim meliputi pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan muka air laut, atau erosi dan gelombang tinggi serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Baca juga: Pemprov Kalteng rumuskan kebijakan target indikator kinerja SPM pendidikan
Sementara itu aksi mitigasi perubahan iklim meliputi budi daya pertanian rendah emisi, peningkatan tutupan vegetasi, pencegahan dan penanganan karhutla, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi serta pengelolaan sampah dan limbah.
"Kita harus bisa cerdas dengan mengoptimalkan seluruh potensi. Di setiap tahapan akan ada tantangan sehingga harus disikapi dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi yang ada," katanya.
Dia mengatakan, dalam rangka mengoptimalkan peran Kampung Iklim, pihaknya juga telah melaksanakan sosialisasi program kampung iklim tahun (Proklim) 2022 yang digelar Kamis (1/4) lalu.
"Perubahan iklim yang kita rasakan ditandai dengan adanya peningkatan suhu pada beberapa tahun terakhir. Untuk menghadapi hal tersebut, strategi pemanfaatan ruang di perkotaan, baik untuk kawasan budidaya maupun kawasan lindung, perlu dilakukan secara bijak," demikian Zaini.
Baca juga: Kemenkumham bentuk Tim Krinov Millenial untuk tingkatkan pelayanan
Baca juga: Palangka Raya antisipasi kenaikan inflasi selama Ramadhan
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dosis dua di Palangka Raya capai 99,24 persen