Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Parimus mengajak petani di daerah ini menyiasati mahalnya harga pupuk dengan memaksimalkan pemanfaatan pupuk alami yang masih mudah didapat.
"Terus naiknya harga pupuk memang menjadi kendala bagi petani, terlebih petani sawit rakyat yang membutuhkan banyak pupuk untuk kebun mereka. Untuk itu perlu disiasati, misalnya dengan kita memaksimalkan pupuk alami," kata Parimus di Sampit, Rabu.
Menurut Parimus, saat ini masyarakat sedang bersemangat menanam kelapa sawit, apalagi harganya sedang tinggi. Namun harga pupuk yang semakin mahal, menjadi kendala bagi warga dalam memulai maupun menjalankan usaha itu.
Solusi yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan pupuk alami untuk membantu mencukupi kebutuhan pupuk. Pupuk alami seperti pupuk organik berupa pupuk kandang dari kotoran hewan, serta sisa tanaman yang sudah lapuk.
Potensi pupuk alami yang cukup mudah ditemukan di areal kebun sawit adalah tandan kosong atau tankos kelapa sawit. Sisa panen itu bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman karena banyak manfaatnya untuk tanah.
Tankos adalah limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit pada proses pengelolaan tandan buah sawit menjadi minyak kelapa sawit (CPO). Dalam setiap pengolahan satu ton tandan buah akan menghasilkan sekitar 21 - 23 persen tankos.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim khawatir balap liar menimbulkan korban jiwa
Tandan kosong dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi pertanaman kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung.
Tandan kosong juga dapat menyerap dan menahan air sehingga dapat mempertahankan kelembapan tanah. Selain itu, dapat menahan dan mengurangi pengikisan tanah oleh pergerakan air hujan pada lahan yang memiliki kemiringan yang curam dan dapat menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sawit.
"Banyak sumber yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk alami. Petani harus kreatif agar bisa menyiasati kondisi saat ini, khususnya di tengah mahalnya harga pupuk," kata Parimus.
Politisi Partai Demokrat yang memasuki periode ketiga duduk di DPRD Kotawaringin Timur ini meminta Dinas Pertanian memberikan pendampingan kepada petani agar bisa mendapatkan solusi dari masalah-masalah yang muncul, seperti terkait pupuk dan lainnya.
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemkab segera operasionalkan Mal Pelayanan Publik
Baca juga: DPRD Kotim sepakat prioritaskan menggali PAD dari sektor perkebunan
Baca juga: Legislator Kotim dorong perusahaan sawit bangun jalan khusus
"Terus naiknya harga pupuk memang menjadi kendala bagi petani, terlebih petani sawit rakyat yang membutuhkan banyak pupuk untuk kebun mereka. Untuk itu perlu disiasati, misalnya dengan kita memaksimalkan pupuk alami," kata Parimus di Sampit, Rabu.
Menurut Parimus, saat ini masyarakat sedang bersemangat menanam kelapa sawit, apalagi harganya sedang tinggi. Namun harga pupuk yang semakin mahal, menjadi kendala bagi warga dalam memulai maupun menjalankan usaha itu.
Solusi yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan pupuk alami untuk membantu mencukupi kebutuhan pupuk. Pupuk alami seperti pupuk organik berupa pupuk kandang dari kotoran hewan, serta sisa tanaman yang sudah lapuk.
Potensi pupuk alami yang cukup mudah ditemukan di areal kebun sawit adalah tandan kosong atau tankos kelapa sawit. Sisa panen itu bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman karena banyak manfaatnya untuk tanah.
Tankos adalah limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit pada proses pengelolaan tandan buah sawit menjadi minyak kelapa sawit (CPO). Dalam setiap pengolahan satu ton tandan buah akan menghasilkan sekitar 21 - 23 persen tankos.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim khawatir balap liar menimbulkan korban jiwa
Tandan kosong dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi pertanaman kelapa sawit secara langsung maupun tidak langsung.
Tandan kosong juga dapat menyerap dan menahan air sehingga dapat mempertahankan kelembapan tanah. Selain itu, dapat menahan dan mengurangi pengikisan tanah oleh pergerakan air hujan pada lahan yang memiliki kemiringan yang curam dan dapat menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sawit.
"Banyak sumber yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk alami. Petani harus kreatif agar bisa menyiasati kondisi saat ini, khususnya di tengah mahalnya harga pupuk," kata Parimus.
Politisi Partai Demokrat yang memasuki periode ketiga duduk di DPRD Kotawaringin Timur ini meminta Dinas Pertanian memberikan pendampingan kepada petani agar bisa mendapatkan solusi dari masalah-masalah yang muncul, seperti terkait pupuk dan lainnya.
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemkab segera operasionalkan Mal Pelayanan Publik
Baca juga: DPRD Kotim sepakat prioritaskan menggali PAD dari sektor perkebunan
Baca juga: Legislator Kotim dorong perusahaan sawit bangun jalan khusus