Jakarta (ANTARA) - Tidur yang cukup terbukti secara ilmiah dapat mendatangkan efek langsung yang baik bagi tubuh.

Dikutip dari siaran pers Zepp Health, Rabu, tidur yang cukup selain bisa memberikan dampak langsung seperti bangun tidur lebih berenergi, menjaga kondisi suasana hati (mood), menjaga berat badan, menjaga kadar gula darah, serta menjaga daya tahan kekebalan tubuh dan fungsi otak.

Hal ini tentunya akan membantu manusia menjadi lebih produktif, meningkatkan daya ingatan, lebih fokus dan lebih konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.

Baru-baru ini, Zepp Health mengeluarkan hasil riset dan studi terkait jumlah rata-rata tidur harian di beberapa negara dan kaitannya dengan kesehatan.

Dalam hasil risetnya, ditemukan bahwa durasi waktu tidur per hari seseorang sangat menentukan dan berkaitan erat dengan indeks kesehatan seperti BMI, tensi jantung, hingga rata-rata tingkat stres seseorang.

Selain itu, terdapat hubungan yang erat antara jumlah langkah kaki harian seseorang dengan kualitas dan jumlah tidur seseorang serta kaitannya terhadap kesehatan jantung.

Baca juga: Awas! Matras tidur bisa pengaruhi kesehatan tulang belakang

Penelitian terkait kualitas tidur yang dilakukan oleh Zepp Health secara global menemukan, di tahun 2021, rata-rata durasi tidur seseorang adalah 7 jam 9 menit. Terdapat penurunan sebanyak 2 menit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Data ini diambil dari total sampel penduduk di dunia. Indonesia berada di posisi terendah dibandingkan beberapa negara di dunia terkait dengan rata-rata durasi tidur harian penduduknya.

Rata-rata orang di Indonesia hanya tidur sebanyak 6 jam 36 menit setiap harinya, dan masih berada di bawah Jepang dengan durasi tidur rata-rata penduduknya sebanyak 6 jam 44 menit, dan Malaysia dengan durasi rata-rata tidur penduduknya sebanyak 6 jam 46 menit.

Sedangkan negara Belgia, Republik Irlandia, dan Belanda adalah 3 negara teratas dengan jumlah durasi rata-rata tidur penduduknya, yaitu 7 Jam 30 menit.

Secara global, penduduk di dunia pun dinyatakan kurang tidur atau tidur di bawah 7 jam sehari selama 59 hari dalam setahun. Hal ini meningkat sebanyak 7 hari jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Lantas apa kaitannya kurang tidur dan dampak langsungnya terhadap kesehatan?

Baca juga: Tips kurangi risiko kurang tidur selama Ramadhan

Menurut hasil riset dari Zepp Health, setelah 7-8 jam beristirahat, tingkat BMI, detak jantung, dan skor tidur seseorang menunjukkan hasil yang positif dan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang tidur di bawah 7 jam.

Selain itu masing-masing individual yang tidur 7-8 jam setiap harinya menunjukkan tingkat stres mereka berada di level rileks. Detak jantung mereka pun berada pada titik paling optimum ketika tidur di antara 7 jam sehari.

Zepp Health juga memiliki temuan akan korelasi antara jumlah langkah kaki saat berjalan kaki setiap harinya mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang.

Setidaknya mereka yang setiap harinya secara konsisten berjalan kaki sebanyak 8.000 hingga 16.000 langkah, memiliki tingkat kualitas tidur yang tertinggi.

Amazfit selaku perusahaan pengembang perangkat kesehatan harian memiliki produk smartwatch dengan segudang fitur yang mampu mengukur tingkat stres, jumlah langkah harian, BMI, hingga membaca kualitas tidur harian.

Produk Amazfit dapat ditemukan di gerai resmi e-commerce, dan terdapat sejumlah promo menarik selama Ramadhan.

Baca juga: Ini manfaat bacakan buku untuk anak sebelum tidur

Baca juga: Mengenal insomnia dan ciri-cirinya

Baca juga: Hari Tidur Sedunia diperingati pada hari ini

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024