Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan peningkatan inklusi keuangan perempuan akan mengurangi angka kemiskinan nasional hingga Indonesia dapat mencapai target bebas dari kemiskinan di 2024.
“Pemerintah menyadari tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kesetaraan perempuan dengan laki-laki terutama dalam inklusi keuangan, sangat penting tidak hanya untuk mengambil peluang pertumbuhan ekonomi, tapi juga mengurangi kemiskinan,” katanya dalam Side Event G20 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Indonesia, tingkat kepemilikan akun keuangan perempuan telah naik menjadi 62 persen di 2021 atau sama dengan laki-laki.
Namun menurut Menkeu, inklusi keuangan perempuan di Indonesia masih relatif lebih rendah daripada laki-laki sebagaimana secara global tingkat inklusi keuangan perempuan masih 7 poin lebih rendah dari laki-laki.
“Selain itu saat ini perempuan di Indonesia juga mencapai 53,13 persen tenaga kerja di Indonesia atau lebih dari laki-laki. Ini cukup signifikan, tetapi 62 persen perempuan bekerja di sektor informal,” katanya.
Menkeu menekankan bahwa peningkatan kesetaraan gender dan pengurangan beban tidak proporsional yang dipikul perempuan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi global atau menambah Produk Domestik Bruto (PDB) dunia hingga 13 triliun dolar AS.
Adapun COVID-19 juga berdampak signifikan terhadap perempuan, yang kalau tidak diatasi, dapat mengurangi PDB global hingga 1 triliun dolar AS di 2030.
“Tetapi jika tindakan diambil untuk mencapai peningkatan kesetaraan gender pada 2030 termasuk dengan berinvestasi di bidang pendidikan, keluarga berencana, kesehatan ibu, inklusi digital dan keuangan, dan juga dengan memperbaiki beban pekerja perempuan, PDB dunia dapat ditingkatkan,” katanya.
“Pemerintah menyadari tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kesetaraan perempuan dengan laki-laki terutama dalam inklusi keuangan, sangat penting tidak hanya untuk mengambil peluang pertumbuhan ekonomi, tapi juga mengurangi kemiskinan,” katanya dalam Side Event G20 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Indonesia, tingkat kepemilikan akun keuangan perempuan telah naik menjadi 62 persen di 2021 atau sama dengan laki-laki.
Namun menurut Menkeu, inklusi keuangan perempuan di Indonesia masih relatif lebih rendah daripada laki-laki sebagaimana secara global tingkat inklusi keuangan perempuan masih 7 poin lebih rendah dari laki-laki.
“Selain itu saat ini perempuan di Indonesia juga mencapai 53,13 persen tenaga kerja di Indonesia atau lebih dari laki-laki. Ini cukup signifikan, tetapi 62 persen perempuan bekerja di sektor informal,” katanya.
Menkeu menekankan bahwa peningkatan kesetaraan gender dan pengurangan beban tidak proporsional yang dipikul perempuan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi global atau menambah Produk Domestik Bruto (PDB) dunia hingga 13 triliun dolar AS.
Adapun COVID-19 juga berdampak signifikan terhadap perempuan, yang kalau tidak diatasi, dapat mengurangi PDB global hingga 1 triliun dolar AS di 2030.
“Tetapi jika tindakan diambil untuk mencapai peningkatan kesetaraan gender pada 2030 termasuk dengan berinvestasi di bidang pendidikan, keluarga berencana, kesehatan ibu, inklusi digital dan keuangan, dan juga dengan memperbaiki beban pekerja perempuan, PDB dunia dapat ditingkatkan,” katanya.