Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, dan para pemimpin redaksi media menikmati es kelapa muda di Bendungan Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, setelah meninjau infrastruktur penyedia air baku di ibu kota baru tersebut.

Tiba di bendungan berkapasitas 10 juta meter kubik itu, Rabu, Presiden langsung menyimak pemaparan panel dan maket bendungan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko.

Selepas melihat maket pembangunan bendungan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tiba-tiba menyampaikan pengumuman.

"Bapak Presiden, Ibu Puan, ini ada kelapa muda. Khusus untuk Bapak Presiden dan para pemimpin redaksi (pemred). Tuan rumah enggak," ujar Menteri PUPR disambut tepuk tangan mereka yang hadir, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Presiden.

"Saya bukan pemred tapi teman saya pemred, boleh ya?" seru Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia disambut gelak tawa para hadirin.
 

Presiden Jokowi pun mengambil satu kelapa muda, diikuti oleh Ketua DPR Puan Maharani, sejumlah menteri yang turut mendampingi, dan para pemred media nasional maupun media lokal Kalimantan Timur.

Sambil menikmati es kelapa muda, Presiden pun melanjutkan diskusi dengan para pemred di sebuah gazebo. Es kelapa muda yang dinikmati Presiden dan rombongan pun menjadi penyegar di tengah teriknya cuaca di Bendungan Sepaku Semoi siang itu.

Selepas meninjau Bendungan Sepaku Semoi, Presiden Jokowi dan rombongan melanjutkan kegiatan kunjungan kerjanya dan menuju Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sebelum meninjau Bendungan Sepaku, Presiden juga meninjau Persemaian Mentawir di Kabupaten Penajam Paser Utara. Menurut Presiden, pembangunan Persemaian Mentawir merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah dalam menata lingkungan, utamanya di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kita mau menunjukkan bahwa kita serius urusan lingkungan, itu serius. Justru kita enggak bangun di sini itu lingkungan makin rusak. Itu saja yang harus digarisbawahi," ujar Presiden saat berdiskusi dengan para pemred.

Dalam pembangunan IKN, Presiden menargetkan komposisi alam nantinya sebesar 75 hingga 80 persen. Hal tersebut, kata Presiden, sesuai dengan konsep IKN sebagai kota di dalam hutan atau forest city.

Dengan adanya pembangunan Bendungan Sepaku Semoi dan Persemaian Mentawir di Penajam Paser Utara, Kaltim, Presiden menyatakan pembangunan dasar di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah dimulai.


Praktisi di bidang properti menilai kepindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur justru akan menumbuhkan kota-kota penyangga di sekitar Jakarta.

"Rencana DKI menjadi pusat ekonomi dan bisnis setelah IKN pindah, malah mendorong tumbuhnya wilayah-wilayah penyangga," kata Ketua Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Apindo Sanny Iskandar dalam Bisnis Indonesia Forum Group Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa.

Sanny dalam diskusi bertajuk "Membedah Peluang Pengembangan Properti Residensial di Kawasan Sunrise” itu memperkirakan pengembangan kota-kota penyangga DKI Jakarta akan selaras dengan karakteristik masing-masing wilayah.

“Di Barat Jakarta wilayah Serpong Tangerang sudah lebih dulu menjadi pusat residensial dan mulai berkembang menjadi wilayah perdagangan. Sementara di Timur Jakarta wilayah Kota Bekasi juga bahkan saat ini sudah padat, lebih jauh lagi ke Cikarang sudah menjadi kawasan industri. Nah di Selatan, cocok untuk pengembangan residensial, pariwisata,” jelas Sanny.

Jika dibandingkan dua wilayah penyangga tersebut, Sanny menambahkan Bogor memang memiliki keunggulan misalnya dari topografi wilayahnya yang berada di pegunungan dan memberikan kesejukan yang menjadi nilai tambah buat kawasan-kawasan hunian yang dibangun di sana.

Keunggulan-keunggulan ini yang menurut Sanny bakal mendorong pergeseran pertumbuhan properti residensial mengarah ke Bogor. Apalagi sejumlah pengembang-pengembang besar saat ini juga mulai membidik Bogor sebagai target ekspansi, terutama di segmen hunian menengah atas.

Merujuk data rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal IV-2021, pencarian rumah di Bogor tumbuh paling pesat dibandingkan wilayah-wilayah lain di Jabodetabek mencapai 21,84 persen.

Menariknya pencarian rumah tertinggi berada pada segmen rumah menengah atas dengan kisaran harga Rp1,5 – 4 miliar.


 

Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Ulul Maskuriah
Copyright © ANTARA 2024