Jakarta (ANTARA) - Hyundai Motor Co. berencana membangun pabrik khusus untuk kendaraan listrik (EV) pertama di Korea Selatan dengan target produksi pada tahun 2025, kata serikat pekerja pembuat mobil yang mengutip pimpinannya, sebagaimana disiarkan Reuters, Selasa.
Sebelumnya pada Mei, Hyundai Motor Group yang menaungi Hyundai Motor dan Kia Corp mengumumkan rencananya untuk berinvestasi sebesar 63 triliun won (sekitar Rp721,5 triliun) di Korea Selatan hingga tahun 2025.
Hyundai Motor tidak segera memberikan komentar. Namun, serikat pekerja mengatakan bahwa perusahaan membuat rencana tersebut di tengah negosiasi upah yang sedang berlangsung.
Diketahui pada awal bulan ini, serikat pekerja Hyundai Motor di Korea Selatan mengancam mogok kerja untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Aksi tersebut menuntut kenaikan upah sekaligus merupakan bentuk protes karena manajemen lebih memprioritaskan investasi luar negeri.
Produsen mobil terbesar Korea Selatan itu pada Mei lalu mengatakan pihaknya berencana untuk menginvestasikan 5,5 miliar dolar AS (sekitar Rp82,5 triliun) untuk membangun fasilitas manufaktur EV dan baterai di Georgia.
Fasilitas tersebut dijadwalkan akan mulai dibangun pada 2023 dan memulai produksi komersial pada paruh pertama tahun 2025.
Sebelumnya pada Mei, Hyundai Motor Group yang menaungi Hyundai Motor dan Kia Corp mengumumkan rencananya untuk berinvestasi sebesar 63 triliun won (sekitar Rp721,5 triliun) di Korea Selatan hingga tahun 2025.
Hyundai Motor tidak segera memberikan komentar. Namun, serikat pekerja mengatakan bahwa perusahaan membuat rencana tersebut di tengah negosiasi upah yang sedang berlangsung.
Diketahui pada awal bulan ini, serikat pekerja Hyundai Motor di Korea Selatan mengancam mogok kerja untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Aksi tersebut menuntut kenaikan upah sekaligus merupakan bentuk protes karena manajemen lebih memprioritaskan investasi luar negeri.
Produsen mobil terbesar Korea Selatan itu pada Mei lalu mengatakan pihaknya berencana untuk menginvestasikan 5,5 miliar dolar AS (sekitar Rp82,5 triliun) untuk membangun fasilitas manufaktur EV dan baterai di Georgia.
Fasilitas tersebut dijadwalkan akan mulai dibangun pada 2023 dan memulai produksi komersial pada paruh pertama tahun 2025.