Sampit (ANTARA) - Rencana perbaikan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, belum bisa dilaksanakan karena ternyata masih banyak perusahaan yang belum merealisasikan bantuan yang mereka janjikan untuk perbaikan jalan tersebut.
"Untuk perbaikan lingkar selatan sudah ada sekitar 17 perusahaan yang menyumbang, tapi nanti saya minta supaya itu diekspose nama-nama perusahaannya. Saya minta diumumkan, mana perusahaan yang sudah menyumbang dan yang belum supaya perusahaan termotivasi," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Senin.
Rapat pembahasan rencana perbaikan jalan lingkar selatan dilaksanakan pada Selasa (26/7) lalu. Saat itu hadir perwakilan dari 52 perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit, perusahaan transportir, Pelindo, serta organisasi Gapki, ALFI dan Organda.
Saat itu pemerintah daerah memberi waktu satu minggu untuk perusahaan memutuskan membantu atau tidak. Kemudian, perusahaan sepakat membantu perbaikan jalan yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tersebut.
Jalan lingkar selatan membentang dari Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran KB Jalan HM Arsyad. Jalan ini dikhususkan untuk kendaraan angkutan berat yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Bagendang di Jalan HM Arsyad.
Baca juga: Wabup Kotim promosikan pariwisata kepada rombongan Tour Gabungan
Berdasarkan pengecekan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, kerusakan jalan tersebut mencapai sekitar 1.825 meter. Dibutuhkan sekitar Rp4,7 miliar untuk memperbaikinya dengan material agregat B.
Menurut Halikinnor, saat ini ada perusahaan yang meminta waktu karena masih pengurusan pencairannya. Pemerintah daerah masih bersabar dan menunggu karena perusahaan sudah beriktikad baik.
"Saat ini kita sedang bekerja membuat drainase dibiayai pemerintah daerah, sambil menunggu dana terkumpul untuk membeli material. Supaya cepat, kita hubungi pimpinannya supaya segera merealisasikan itu. Mau kita di bulan Agustus ini sudah selesai," demikian Halikinnor.
Sementara itu, sejak dua pekan lalu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengerahkan alat mereka untuk membuat parit atau drainase di sisi jalan lingkar selatan. Tujuannya supaya air bisa mengalir dan tidak menggenangi jalan saat diguyur hujan.
Selama ini air hujan sering menggenang dan membuat tanah menjadi labil sehingga jalan cepat rusak saat dilalui angkutan berat. Pemerintah daerah berharap jalan ini segera rampung diperbaiki sehingga truk dan angkutan berat lainnya tidak lagi melintasi jalan dalam kota.
Baca juga: Pelajar jadi pengedar, Legislator Kotim sebut dunia pendidikan darurat narkoba
Baca juga: Puluhan klub motor ramaikan Kirab Merah Putih di Sampit
Baca juga: DPRD Kotim dukung penambahan ruang kelas baru
"Untuk perbaikan lingkar selatan sudah ada sekitar 17 perusahaan yang menyumbang, tapi nanti saya minta supaya itu diekspose nama-nama perusahaannya. Saya minta diumumkan, mana perusahaan yang sudah menyumbang dan yang belum supaya perusahaan termotivasi," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Senin.
Rapat pembahasan rencana perbaikan jalan lingkar selatan dilaksanakan pada Selasa (26/7) lalu. Saat itu hadir perwakilan dari 52 perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit, perusahaan transportir, Pelindo, serta organisasi Gapki, ALFI dan Organda.
Saat itu pemerintah daerah memberi waktu satu minggu untuk perusahaan memutuskan membantu atau tidak. Kemudian, perusahaan sepakat membantu perbaikan jalan yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tersebut.
Jalan lingkar selatan membentang dari Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran KB Jalan HM Arsyad. Jalan ini dikhususkan untuk kendaraan angkutan berat yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Bagendang di Jalan HM Arsyad.
Baca juga: Wabup Kotim promosikan pariwisata kepada rombongan Tour Gabungan
Berdasarkan pengecekan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, kerusakan jalan tersebut mencapai sekitar 1.825 meter. Dibutuhkan sekitar Rp4,7 miliar untuk memperbaikinya dengan material agregat B.
Menurut Halikinnor, saat ini ada perusahaan yang meminta waktu karena masih pengurusan pencairannya. Pemerintah daerah masih bersabar dan menunggu karena perusahaan sudah beriktikad baik.
"Saat ini kita sedang bekerja membuat drainase dibiayai pemerintah daerah, sambil menunggu dana terkumpul untuk membeli material. Supaya cepat, kita hubungi pimpinannya supaya segera merealisasikan itu. Mau kita di bulan Agustus ini sudah selesai," demikian Halikinnor.
Sementara itu, sejak dua pekan lalu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengerahkan alat mereka untuk membuat parit atau drainase di sisi jalan lingkar selatan. Tujuannya supaya air bisa mengalir dan tidak menggenangi jalan saat diguyur hujan.
Selama ini air hujan sering menggenang dan membuat tanah menjadi labil sehingga jalan cepat rusak saat dilalui angkutan berat. Pemerintah daerah berharap jalan ini segera rampung diperbaiki sehingga truk dan angkutan berat lainnya tidak lagi melintasi jalan dalam kota.
Baca juga: Pelajar jadi pengedar, Legislator Kotim sebut dunia pendidikan darurat narkoba
Baca juga: Puluhan klub motor ramaikan Kirab Merah Putih di Sampit
Baca juga: DPRD Kotim dukung penambahan ruang kelas baru