Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Rahmad Handoyo sepakat dengan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia salah satu negara terbaik dalam pengendalian COVID-19.
"Pengendalian dari sisi positivity rate dan kasus harian, Indonesia sebagai negara dengan penduduk sangat besar, saya kira Indonesia sebagai salah satu yang terbaik. Itu harus diakui dan syukuri," kata Rahmad di Jakarta, Jumat.
Namun, ujar dia, capaian tersebut jangan sampai membuat masyarakat terlena karena penularan COVID-19 di negara lain masih naik turun.
Demikian juga dengan program vaksinasi nasional, ujar dia, Indonesia termasuk salah satu negara dengan capaian vaksinasi nasional terbanyak.
"Ini prestasi juga, padahal Indonesia bukan negara penghasil vaksin. Bahkan 100 persen vaksin diimpor. Ini keberhasilan negara berdiplomasi untuk mendapatkan vaksin," ucap Rahmad.
Menurut Rahmad keberhasilan tersebut merupakan buah gotong royong pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, TNI, Polri, tokoh agama, tokoh adat yang berjibaku mengurangi potensi penularan virus.
Namun, Presiden Jokowi dan parlemen sudah mewanti-wanti bahwa saat ini pandemi masih sangat dinamis.
Menurut dia di banyak daerah terkendali, namun secara nasional penularan COVID-19 tetap harus diwaspadai, karena virus terus bermutasi dan masih ada yang meninggal serta harus dirawat secara intensif karena terpapar COVID-19.
"Kita jangan berpuas diri. Presiden sudah ingatkan kita tidak boleh terlena. Tetap pasang kuda-kuda karena secara global sangat dinamis," kata Rahmad.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap memperkuat kekebalan kelompok melalui vaksinasi. Penyesuaian kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menggerakkan ekonomi tidak boleh boleh direspons berlebihan.
"Protokol kesehatan harus terus diterapkan sampai benar-benar kondisi pulih," ujar Rahmad.
"Pengendalian dari sisi positivity rate dan kasus harian, Indonesia sebagai negara dengan penduduk sangat besar, saya kira Indonesia sebagai salah satu yang terbaik. Itu harus diakui dan syukuri," kata Rahmad di Jakarta, Jumat.
Namun, ujar dia, capaian tersebut jangan sampai membuat masyarakat terlena karena penularan COVID-19 di negara lain masih naik turun.
Demikian juga dengan program vaksinasi nasional, ujar dia, Indonesia termasuk salah satu negara dengan capaian vaksinasi nasional terbanyak.
"Ini prestasi juga, padahal Indonesia bukan negara penghasil vaksin. Bahkan 100 persen vaksin diimpor. Ini keberhasilan negara berdiplomasi untuk mendapatkan vaksin," ucap Rahmad.
Menurut Rahmad keberhasilan tersebut merupakan buah gotong royong pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, TNI, Polri, tokoh agama, tokoh adat yang berjibaku mengurangi potensi penularan virus.
Namun, Presiden Jokowi dan parlemen sudah mewanti-wanti bahwa saat ini pandemi masih sangat dinamis.
Menurut dia di banyak daerah terkendali, namun secara nasional penularan COVID-19 tetap harus diwaspadai, karena virus terus bermutasi dan masih ada yang meninggal serta harus dirawat secara intensif karena terpapar COVID-19.
"Kita jangan berpuas diri. Presiden sudah ingatkan kita tidak boleh terlena. Tetap pasang kuda-kuda karena secara global sangat dinamis," kata Rahmad.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap memperkuat kekebalan kelompok melalui vaksinasi. Penyesuaian kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menggerakkan ekonomi tidak boleh boleh direspons berlebihan.
"Protokol kesehatan harus terus diterapkan sampai benar-benar kondisi pulih," ujar Rahmad.