Jakarta (ANTARA) - Hino Motors, unit truk dan bus Toyota Motor Corp Jepang, akan menghentikan produksi sejumlah truk kelas menengah (medium-duty) dan kelas berat (heavy-duty) setidaknya selama satu tahun lagi menyusul skandal pemalsuan data yang meluas.
Menurut laporan Nikkei Asia pada Minggu (4/9), truk Ranger yang merupakan jenis truk kelas menengah dan Profia yang merupakan jenis truk kelas berat tidak akan diproduksi hingga Agustus 2023.
Dikutip dari Reuters, penghentian produksi model truk itu menjadi penanda terkini dari memburuknya skandal Hino sejak produsen itu pertama kali mengumumkan pemalsuan data yang mempengaruhi beberapa truk berukuran besar pada Maret.
Pada saat itu, pembuat truk itu mengakui pihaknya telah memalsukan data pada beberapa mesin sejak tahun 2003. Sekitar 640.000 kendaraan telah terpengaruh atau lebih dari lima kali lipat dibanding angka awal yang terungkap.
Pada bulan lalu, Hino akan menangguhkan pengiriman truk kecil menyusul hasil penyelidikan kementerian transportasi yang mengungkapkan bahwa sekitar 76.000 truk kecilnya yang dijual sejak 2019 belum menjalani sejumlah persyaratan tes mesin.
Toyota dan pihak lain yang terlibat dalam kemitraan kendaraan komersial telah mengeluarkan Hino dari grup karena pemalsuan data mesin oleh pembuat truk.
Skandal yang melebar di Hino Motors Jepang atas pemalsuan data mesin telah mengguncang induk Toyota yang memiliki 50,1 persen saham pengendali di Hino. Pembuat truk itu menjadi anak perusahaan Toyota pada 2001 dan hampir semua pemimpin Hino sebelumnya bekerja untuk Toyota.
Mengenai berita penghentian produksi truk Ranger dan Profia ini, Reuters mengatakan pihak Toyota tidak segera menanggapi permintaan komentar sementara Hino tidak dapat segera dihubungi.
Menurut laporan Nikkei Asia pada Minggu (4/9), truk Ranger yang merupakan jenis truk kelas menengah dan Profia yang merupakan jenis truk kelas berat tidak akan diproduksi hingga Agustus 2023.
Dikutip dari Reuters, penghentian produksi model truk itu menjadi penanda terkini dari memburuknya skandal Hino sejak produsen itu pertama kali mengumumkan pemalsuan data yang mempengaruhi beberapa truk berukuran besar pada Maret.
Pada saat itu, pembuat truk itu mengakui pihaknya telah memalsukan data pada beberapa mesin sejak tahun 2003. Sekitar 640.000 kendaraan telah terpengaruh atau lebih dari lima kali lipat dibanding angka awal yang terungkap.
Pada bulan lalu, Hino akan menangguhkan pengiriman truk kecil menyusul hasil penyelidikan kementerian transportasi yang mengungkapkan bahwa sekitar 76.000 truk kecilnya yang dijual sejak 2019 belum menjalani sejumlah persyaratan tes mesin.
Toyota dan pihak lain yang terlibat dalam kemitraan kendaraan komersial telah mengeluarkan Hino dari grup karena pemalsuan data mesin oleh pembuat truk.
Skandal yang melebar di Hino Motors Jepang atas pemalsuan data mesin telah mengguncang induk Toyota yang memiliki 50,1 persen saham pengendali di Hino. Pembuat truk itu menjadi anak perusahaan Toyota pada 2001 dan hampir semua pemimpin Hino sebelumnya bekerja untuk Toyota.
Mengenai berita penghentian produksi truk Ranger dan Profia ini, Reuters mengatakan pihak Toyota tidak segera menanggapi permintaan komentar sementara Hino tidak dapat segera dihubungi.