Baku/Yerevan (ANTARA) - Pertempuran kembali terjadi antara pasukan Azerbaijan dan Armenia, demikian dilaporkan sejumlah kantor berita Rusia pada Selasa dini hari.
Bentrokan antara kedua negara itu terjadi di tengah permusuhan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun terkait wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan, yang pada 2020 merebut kembali kendali wilayah itu setelah konflik selama enam pekan, mengatakan sejumlah personel pasukannya jadi korban.
Armenia, sementara itu, tidak menyebut ada korban di pihaknya tetapi mengatakan pertempuran berlangsung sepanjang malam.
Kedua negara saling menyalahkan soal pihak yang memicu bentrokan.
"Beberapa lokasi, tempat penampungan, dan titik yang diperkuat angkatan bersenjata Azerbaijan ... dihujani tembakan dengan berbagai senjata, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," kata Departemen Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip kantor-kantor berita Rusia.
"Akibatnya, sejumlah personel jadi korban dan infrastruktur militer rusak," kata Dephan.
Pernyataan dari Azerbaijian itu menyebutkan bahwa pasukan Armenia melakukan pemata-mataan di perbatasannya, menempatkan persenjataan di kawasan itu, serta pada Senin (12/9) malam melakukan operasi ranjau.
Azerbaijan mengatakan aksi-aksi tersebut dilakukan dalam jarak sangat dekat untuk "menjadikan militer sebagai target".
Dephan Armenia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa adu tembak antara kedua pasukan terus berlangsung secara sengit.
"Mulai terjadi akibat provokasi skala besar yang dilakukan pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang seimbang."
Konflik antara Azerbaijan dan Armenia mulai muncul pada akhir 1980-an ketika kedua negara itu masih berada di bawah kekuasaan Soviet, serta ketika pasukan Armenia merebut banyak daerah dekat Nagorno-Karabakh.
Nagorno-Karabakh sudah sekian lama diakui secara internasional sebagai wilayah milik Azerbaijan, namun sebagian besar penduduknya merupakan orang Armenia.
Azerbaijan merebut kembali daerah-daerah itu selama peperangan pada 2020.
Perang 2020 berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai Rusia, para warga juga kembali ke rumah yang sempat mereka tinggalkan.
Sejak itu, para pemimpin kedua negara telah melakukan pertemuan beberapa kali dalam upaya membuat perjanjian perdamaian abadi.
Sumber: Reuters
Bentrokan antara kedua negara itu terjadi di tengah permusuhan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun terkait wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan, yang pada 2020 merebut kembali kendali wilayah itu setelah konflik selama enam pekan, mengatakan sejumlah personel pasukannya jadi korban.
Armenia, sementara itu, tidak menyebut ada korban di pihaknya tetapi mengatakan pertempuran berlangsung sepanjang malam.
Kedua negara saling menyalahkan soal pihak yang memicu bentrokan.
"Beberapa lokasi, tempat penampungan, dan titik yang diperkuat angkatan bersenjata Azerbaijan ... dihujani tembakan dengan berbagai senjata, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," kata Departemen Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip kantor-kantor berita Rusia.
"Akibatnya, sejumlah personel jadi korban dan infrastruktur militer rusak," kata Dephan.
Pernyataan dari Azerbaijian itu menyebutkan bahwa pasukan Armenia melakukan pemata-mataan di perbatasannya, menempatkan persenjataan di kawasan itu, serta pada Senin (12/9) malam melakukan operasi ranjau.
Azerbaijan mengatakan aksi-aksi tersebut dilakukan dalam jarak sangat dekat untuk "menjadikan militer sebagai target".
Dephan Armenia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa adu tembak antara kedua pasukan terus berlangsung secara sengit.
"Mulai terjadi akibat provokasi skala besar yang dilakukan pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang seimbang."
Konflik antara Azerbaijan dan Armenia mulai muncul pada akhir 1980-an ketika kedua negara itu masih berada di bawah kekuasaan Soviet, serta ketika pasukan Armenia merebut banyak daerah dekat Nagorno-Karabakh.
Nagorno-Karabakh sudah sekian lama diakui secara internasional sebagai wilayah milik Azerbaijan, namun sebagian besar penduduknya merupakan orang Armenia.
Azerbaijan merebut kembali daerah-daerah itu selama peperangan pada 2020.
Perang 2020 berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai Rusia, para warga juga kembali ke rumah yang sempat mereka tinggalkan.
Sejak itu, para pemimpin kedua negara telah melakukan pertemuan beberapa kali dalam upaya membuat perjanjian perdamaian abadi.
Sumber: Reuters