Sampit (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo mengingatkan pentingnya terobosan untuk jangka pendek dan jangka panjang agar upaya pengendalian inflasi bisa lebih optimal.
"Jangan hanya mengandalkan pasar penyeimbang dan pasar murah. Justru, perlu terobosan-terobosan agar inflasi di daerah bisa dikendalikan sehingga tidak sampai melonjak," kata Edy saat memimpin rapat pengendalian inflasi bersama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur di Sampit, Sabtu malam.
Dalam rapat yang digelar di aula rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur itu Edy didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nuryakin. Sementara itu jajaran Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur dipimpin Bupati Halikinnor didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman.
Edy berharap seluruh kabupaten dan kota turut membantu secara maksimal dalam pengendalian inflasi. Seperti diketahui, Kalimantan Tengah sempat menduduki posisi ketiga tertinggi inflasi dari 34 provinsi yang ada di negara ini.
Kotawaringin Timur turut menjadi perhatian lantaran ada dua daerah sampel penghitungan inflasi di Kalimantan Tengah yaitu Kota Palangka Raya dan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Kontribusi inflasi di Sampit cukup besar sehingga juga perlu mendapat perhatian serius.
Untuk itulah pemerintah provinsi turun tangan membantu intervensi pasar untuk mengendalikan inflasi. Caranya dengan menggelar pasar penyeimbang dan pasar murah, termasuk yang akan kembali digelar pada Minggu (25/9) di kantor Camat Baamang dan Pasar Karang Intan.
Baca juga: Pemkab Kotim pastikan dukung penuh audit perusahaan sawit
Namun Edy menilai, perlu terobosan-terobosan di setiap daerah agar inflasi selalu terkendali. Pasar penyeimbang dan pasar murah hanya dilakukan jika harga barang naik tinggi.
Edy memuji terobosan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur yang menyediakan ekskavator untuk setiap kecamatan. Ini akan sangat membantu mendorong masyarakat memanfaatkan lahan dan meningkatkan produksi pertanian sehingga diharapkan berdampak positif terhadap ketersediaan bahan pangan dan harga pangan di pasaran.
"Harapannya agara harga bahan pangan seperti beras, sayuran, cabai dan lainnya tidak sampai melonjak sehingga peningkatan inflasi bisa dicegah. Terobosan-terobosan seperti ini yang harus terus kita lakukan," ujar Edy.
Sementara itu Bupati Halikinnor mengatakan, operasi pasar dan pasar murah sudah tiga kali digelar untuk mengendalikan inflasi. Pasar penyeimbang dan pasar murah pada Minggu (25/9) merupakan kegiatan keempat yang digelar dalam sebulan terakhir.
"Kami melihat pasar murah ini berdampak baik dalam kita mengendalikan harga bahan pokok di pasaran. Selain bahan pangan, juga gas elpiji tabung 3 kilogram. Selain itu, upaya-upaya lain juga terus kami lakukan, seperti subsidi transportasi angkutan bahan pokok dan lainnya," demikian Halikinnor.
Baca juga: Diskominfo Kotim dorong setiap desa membuat situs web
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan operasi pasar tekan harga elpiji 3 kg
Baca juga: Tolak RUU Sisdiknas, Aptisi Kotawaringin Raya mengadu ke DPRD Kotim
"Jangan hanya mengandalkan pasar penyeimbang dan pasar murah. Justru, perlu terobosan-terobosan agar inflasi di daerah bisa dikendalikan sehingga tidak sampai melonjak," kata Edy saat memimpin rapat pengendalian inflasi bersama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur di Sampit, Sabtu malam.
Dalam rapat yang digelar di aula rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur itu Edy didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nuryakin. Sementara itu jajaran Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur dipimpin Bupati Halikinnor didampingi Sekretaris Daerah Fajrurrahman.
Edy berharap seluruh kabupaten dan kota turut membantu secara maksimal dalam pengendalian inflasi. Seperti diketahui, Kalimantan Tengah sempat menduduki posisi ketiga tertinggi inflasi dari 34 provinsi yang ada di negara ini.
Kotawaringin Timur turut menjadi perhatian lantaran ada dua daerah sampel penghitungan inflasi di Kalimantan Tengah yaitu Kota Palangka Raya dan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Kontribusi inflasi di Sampit cukup besar sehingga juga perlu mendapat perhatian serius.
Untuk itulah pemerintah provinsi turun tangan membantu intervensi pasar untuk mengendalikan inflasi. Caranya dengan menggelar pasar penyeimbang dan pasar murah, termasuk yang akan kembali digelar pada Minggu (25/9) di kantor Camat Baamang dan Pasar Karang Intan.
Baca juga: Pemkab Kotim pastikan dukung penuh audit perusahaan sawit
Namun Edy menilai, perlu terobosan-terobosan di setiap daerah agar inflasi selalu terkendali. Pasar penyeimbang dan pasar murah hanya dilakukan jika harga barang naik tinggi.
Edy memuji terobosan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur yang menyediakan ekskavator untuk setiap kecamatan. Ini akan sangat membantu mendorong masyarakat memanfaatkan lahan dan meningkatkan produksi pertanian sehingga diharapkan berdampak positif terhadap ketersediaan bahan pangan dan harga pangan di pasaran.
"Harapannya agara harga bahan pangan seperti beras, sayuran, cabai dan lainnya tidak sampai melonjak sehingga peningkatan inflasi bisa dicegah. Terobosan-terobosan seperti ini yang harus terus kita lakukan," ujar Edy.
Sementara itu Bupati Halikinnor mengatakan, operasi pasar dan pasar murah sudah tiga kali digelar untuk mengendalikan inflasi. Pasar penyeimbang dan pasar murah pada Minggu (25/9) merupakan kegiatan keempat yang digelar dalam sebulan terakhir.
"Kami melihat pasar murah ini berdampak baik dalam kita mengendalikan harga bahan pokok di pasaran. Selain bahan pangan, juga gas elpiji tabung 3 kilogram. Selain itu, upaya-upaya lain juga terus kami lakukan, seperti subsidi transportasi angkutan bahan pokok dan lainnya," demikian Halikinnor.
Baca juga: Diskominfo Kotim dorong setiap desa membuat situs web
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan operasi pasar tekan harga elpiji 3 kg
Baca juga: Tolak RUU Sisdiknas, Aptisi Kotawaringin Raya mengadu ke DPRD Kotim