Palangka Raya (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) sampai akhir Agustus 2022 telah menyalurkan dana senilai Rp2,5 triliun lebih dengan sasaran pada kredit sektor produktif.
"Nilai kredit pada sektor produktif itu berada di angka 30,1 persen dari total penyaluran kredit yang mencapai 8,3 triliun lebih pada periode Akhir Agustus 2022," kata Pemimpin Divisi Operasional dan Layanan, Bank Kalteng Rydonny BR Simanjuntak di Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan, sasaran sektor kredit produktif Bank Kalteng ini terdiri dari sektor UMKM senilai Rp1,9 triliun lebih yang berada di angka 23,01 persen dari total penyaluran kredit. Kemudian juga dari Non UMKM mencapai Rp593,9 miliar lebih atau sebanyak 7,09 persen dari total penyaluran kredit.
"Dari nilai total sebanyak 8,3 triliun lebih itu, pada periode yang sama, kami juga menyalurkan kredit pada sektor konsumtif senilai Rp5,8 triliun lebih atau mencapai 69,90 persen," kata Rydonny.
Di sisi lain, dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya mencatat, total nilai aset bersih pada Agustus 2022 meningkat menjadi Rp12,69 triliun. Angka itu naik Rp1,59 triliun di bandung periode Agustus 2021 senilai Rp11,09 triliun.
Baca juga: Bupati Seruyan serahkan CSR Bank Kalteng bantu pembangunan rumah ibadah
Selain itu, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus tahun ini meningkat menjadi Rp9,92 triliun. Jumlah itu naik Rp1,73 triliun dibanding Agustus tahun lalu senilai Rp8,18 triliun.
Kemudian, laba setelah pajak pada Agustus 2022 justru menurun menjadi Rp180,9 miliar atau turun Rp14,27 miliar dibanding periode yang sama pada 2021 yang berada di angka Rp195,15 miliar.
"Meski demikian, kami tetap optimis target laba pada akhir tahun ini akan tercapai sesuai target Rp246 miliar. Kondisi ini seiring adanya penambahan nilai aset bersih perusahaan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat acara media "update" dan "journalist class" kepada insan pers di Kota Palangka Raya yang dilaksanakan OJK Kalteng. Acara itu sendiri juga menghadirkan Plt Direktur Utama PT Bank Kalteng A Selanorwanda, Direktur Keuangan, SDM dan Umum PT (Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Kalteng Rio Kriswana, serta Guru Besar Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Prof Abdul Mongid sebagai pembicara.
Sementara itu, Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy mendorong para pelaku industri jasa keuangan, baik perbankan, industri non bank, Jamkrida maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tidak menghindar dari para wartawan.
"Seharusnya berita yang dibuat wartawan terkait opini itu lurus ke depan, jadi miring ke kanan ke kiri. Itu penyebabnya karena tidak ada akses dari para pelaku industri jasa keuangan. Jadi, kami dorong untuk tak menghindari media atau para wartawan," kata Otto.
Untuk itu, dia mengajak pelaku industri jasa keuangan memanfaatkan keberadaan media massa untuk menyebarluaskan informasi dan program yang dimiliki sehingga semakin dipahami masyarakat.
Baca juga: Bank Kalteng berkomitmen sebagai agen pembangunan daerah
Baca juga: OJK: Perbankan Syariah di Kalteng terus bertumbuh sangat baik
Baca juga: Kendalikan inflasi, TPID Kalteng gelar operasi pasar hingga akhir tahun
"Nilai kredit pada sektor produktif itu berada di angka 30,1 persen dari total penyaluran kredit yang mencapai 8,3 triliun lebih pada periode Akhir Agustus 2022," kata Pemimpin Divisi Operasional dan Layanan, Bank Kalteng Rydonny BR Simanjuntak di Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan, sasaran sektor kredit produktif Bank Kalteng ini terdiri dari sektor UMKM senilai Rp1,9 triliun lebih yang berada di angka 23,01 persen dari total penyaluran kredit. Kemudian juga dari Non UMKM mencapai Rp593,9 miliar lebih atau sebanyak 7,09 persen dari total penyaluran kredit.
"Dari nilai total sebanyak 8,3 triliun lebih itu, pada periode yang sama, kami juga menyalurkan kredit pada sektor konsumtif senilai Rp5,8 triliun lebih atau mencapai 69,90 persen," kata Rydonny.
Di sisi lain, dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya mencatat, total nilai aset bersih pada Agustus 2022 meningkat menjadi Rp12,69 triliun. Angka itu naik Rp1,59 triliun di bandung periode Agustus 2021 senilai Rp11,09 triliun.
Baca juga: Bupati Seruyan serahkan CSR Bank Kalteng bantu pembangunan rumah ibadah
Selain itu, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus tahun ini meningkat menjadi Rp9,92 triliun. Jumlah itu naik Rp1,73 triliun dibanding Agustus tahun lalu senilai Rp8,18 triliun.
Kemudian, laba setelah pajak pada Agustus 2022 justru menurun menjadi Rp180,9 miliar atau turun Rp14,27 miliar dibanding periode yang sama pada 2021 yang berada di angka Rp195,15 miliar.
"Meski demikian, kami tetap optimis target laba pada akhir tahun ini akan tercapai sesuai target Rp246 miliar. Kondisi ini seiring adanya penambahan nilai aset bersih perusahaan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia saat acara media "update" dan "journalist class" kepada insan pers di Kota Palangka Raya yang dilaksanakan OJK Kalteng. Acara itu sendiri juga menghadirkan Plt Direktur Utama PT Bank Kalteng A Selanorwanda, Direktur Keuangan, SDM dan Umum PT (Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Kalteng Rio Kriswana, serta Guru Besar Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas Prof Abdul Mongid sebagai pembicara.
Sementara itu, Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy mendorong para pelaku industri jasa keuangan, baik perbankan, industri non bank, Jamkrida maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tidak menghindar dari para wartawan.
"Seharusnya berita yang dibuat wartawan terkait opini itu lurus ke depan, jadi miring ke kanan ke kiri. Itu penyebabnya karena tidak ada akses dari para pelaku industri jasa keuangan. Jadi, kami dorong untuk tak menghindari media atau para wartawan," kata Otto.
Untuk itu, dia mengajak pelaku industri jasa keuangan memanfaatkan keberadaan media massa untuk menyebarluaskan informasi dan program yang dimiliki sehingga semakin dipahami masyarakat.
Baca juga: Bank Kalteng berkomitmen sebagai agen pembangunan daerah
Baca juga: OJK: Perbankan Syariah di Kalteng terus bertumbuh sangat baik
Baca juga: Kendalikan inflasi, TPID Kalteng gelar operasi pasar hingga akhir tahun