Jakarta (ANTARA) - Jersey yang dikenakan Diego Maradona ketika dia mencetak gol "Tangan Tuhan" yang terkenal saat melawan Inggris pada 1986 akan dipajang di Qatar selama Piala Dunia, hanya berselang lima bulan setelah kaos tersebut memecahkan harga di lelang.
Jersey itu terjual seharga 9,3 juta dolar AS (sekira Rp142,3 miliar) kepada seorang pembeli yang dirahasiakan namanya dan akan dipinjamkan ke museum olahraga 3-2-1 Qatar untuk dipajang mulai Minggu (2/10) besok hingga 1 April tahun depan.
Qatar belum menyebutkan nama pemilik baru jersey tersebut -- seseorang yang membayar dengan jumlah memecahkan rekor harga untuk benda memorabilia olahraga apa pun. Namun, negosiasi untuk memamerkan benda tersebut dimulai hanya beberapa pekan setelah lelang pada 4 Mei lalu.
Kepala Museum Qatar Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa Al Thani, yang juga anggota keluarga penguasa negara Teluk itu, mengatakan dia "bersemangat" mengamankan jersey tersebut untuk pameran khusus Piala Dunia.
"Jersey telah melalui perjalanan yang cukup panjang," ujar Sheikha Mayassa., seperti disiarkan AFP, Sabtu.
"Dimulai dengan momen ketika gelandang Nottingham Forest Steve Hodge bertukar kaus dengan Maradona setelah pertandingan, yang sekarang tampaknya menjadi langkah yang menginspirasi," ujarnya menambahkan.
Maradona mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 perempat final Piala Dunia atas Inggris di Stadion Aztec Mexico City pada 1986.
Laga tersebut menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah sepak bola dan menghiasi status legendaris Maradona, yang meninggal karena serangan jantung pada November 2020 di usia 60 tahun.
Mengenakan nomor punggung 10, Maradona meninju bola melewati kiper Inggris Peter Shilton untuk gol pertama, kemudian menyebut kejadian itu adalah "sedikit dengan kepala Maradona, sedikit dengan tangan Tuhan."
Setelah itu, Maradona melesat melewati lima bek Inggris dan Shilton untuk mencetak gol yang terpilih sebagai "Gol Abad Ini" dalam jajak pendapat FIFA 2002.
Hodge bertukar kaus dengan Maradona dan telah meminjamkan kaus itu ke museum Manchester selama 20 tahun sebelum menjualnya di mana pembeli anonim itu mengalahkan enam penawar lainnya termasuk Asosiasi Sepak Bola Argentina. Harga akhir lebih dari dua kali lipat nilai yang diprediksi oleh perusahaan lelang Sotheby's.
Namun, jersey yang dikenakan oleh legenda bola basket Michael Jordan terjual seharga 10,1 juta dolar (sekira Rp154,5 miliar) pada 16 September, mengambil alih rekor sebagai memorabilia olahraga paling mahal dan baju olahraga paling mahal.
Seragam Maradona akan dipajang di pameran "World of Football" bersama dengan bola yang digunakan di babak final Piala Dunia pertama pada 1930, catatan tertulis pertama tentang aturan sepak bola, satu dari dua patung perunggu yang pernah dibuat dari ikon Brazil Pele -- kaki kanan Pele, serta kaos lain yang dikenakan oleh para pesepakbola hebat.
"Banyak barang yang dipajang di 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum seperti ini: simbol gairah manusia yang memiliki narasi panjang dan mengharukan di belakangnya,"kata Sheikha Mayassa.
"Benda-benda ini sekarang telah mengambil kehidupan mereka sendiri sebagai bagian dari budaya dunia - menginspirasi emosi, membangkitkan kenangan, dan memicu dialog," imbuhnya.
Jersey itu terjual seharga 9,3 juta dolar AS (sekira Rp142,3 miliar) kepada seorang pembeli yang dirahasiakan namanya dan akan dipinjamkan ke museum olahraga 3-2-1 Qatar untuk dipajang mulai Minggu (2/10) besok hingga 1 April tahun depan.
Qatar belum menyebutkan nama pemilik baru jersey tersebut -- seseorang yang membayar dengan jumlah memecahkan rekor harga untuk benda memorabilia olahraga apa pun. Namun, negosiasi untuk memamerkan benda tersebut dimulai hanya beberapa pekan setelah lelang pada 4 Mei lalu.
Kepala Museum Qatar Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa Al Thani, yang juga anggota keluarga penguasa negara Teluk itu, mengatakan dia "bersemangat" mengamankan jersey tersebut untuk pameran khusus Piala Dunia.
"Jersey telah melalui perjalanan yang cukup panjang," ujar Sheikha Mayassa., seperti disiarkan AFP, Sabtu.
"Dimulai dengan momen ketika gelandang Nottingham Forest Steve Hodge bertukar kaus dengan Maradona setelah pertandingan, yang sekarang tampaknya menjadi langkah yang menginspirasi," ujarnya menambahkan.
Maradona mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 perempat final Piala Dunia atas Inggris di Stadion Aztec Mexico City pada 1986.
Laga tersebut menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah sepak bola dan menghiasi status legendaris Maradona, yang meninggal karena serangan jantung pada November 2020 di usia 60 tahun.
Mengenakan nomor punggung 10, Maradona meninju bola melewati kiper Inggris Peter Shilton untuk gol pertama, kemudian menyebut kejadian itu adalah "sedikit dengan kepala Maradona, sedikit dengan tangan Tuhan."
Setelah itu, Maradona melesat melewati lima bek Inggris dan Shilton untuk mencetak gol yang terpilih sebagai "Gol Abad Ini" dalam jajak pendapat FIFA 2002.
Hodge bertukar kaus dengan Maradona dan telah meminjamkan kaus itu ke museum Manchester selama 20 tahun sebelum menjualnya di mana pembeli anonim itu mengalahkan enam penawar lainnya termasuk Asosiasi Sepak Bola Argentina. Harga akhir lebih dari dua kali lipat nilai yang diprediksi oleh perusahaan lelang Sotheby's.
Namun, jersey yang dikenakan oleh legenda bola basket Michael Jordan terjual seharga 10,1 juta dolar (sekira Rp154,5 miliar) pada 16 September, mengambil alih rekor sebagai memorabilia olahraga paling mahal dan baju olahraga paling mahal.
Seragam Maradona akan dipajang di pameran "World of Football" bersama dengan bola yang digunakan di babak final Piala Dunia pertama pada 1930, catatan tertulis pertama tentang aturan sepak bola, satu dari dua patung perunggu yang pernah dibuat dari ikon Brazil Pele -- kaki kanan Pele, serta kaos lain yang dikenakan oleh para pesepakbola hebat.
"Banyak barang yang dipajang di 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum seperti ini: simbol gairah manusia yang memiliki narasi panjang dan mengharukan di belakangnya,"kata Sheikha Mayassa.
"Benda-benda ini sekarang telah mengambil kehidupan mereka sendiri sebagai bagian dari budaya dunia - menginspirasi emosi, membangkitkan kenangan, dan memicu dialog," imbuhnya.