Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Kesehatan setempat melaksanakan pertemuan peningkatan kapasitas  pengelola Smile bagi petugas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh, gudang farmasi dan puskesmas di daerah setempat

Kadis Kesehatan Barito Utara  Siswandoyo mengatakan, aplikasi smile (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik) adalah platform yang membuat data seputar distribusi vaksin dan lokasi penyimpanannya mulai dari tingkat provinsi hingga puskesmas. Smile menyangga lalu lintas  informasi sepanjang lini distribusi logistik, pelaporan, dan pemantauan evaluasi.

"Smile menjawab tiga pertanyaan utama, yaitu di mana vaksin, apakah jumlah yang tersedia mencukupi dan yang ketiga adalah disimpan dalam suhu yang sudah ditetapkan. Sehingga tujuan dalam peluncuran aplikasi smile adalah memantau secara real-time logistik, rantai dingin vaksin dan penyimpanan di seluruh titik penyedia vaksin,” katanya.

Dia mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi internet of things, di mana wahana penyimpanan dan botol vaksin dilengkapi dengan sensor suhu dan kode BAR, data dapat diperoleh.

“Kepastian jawaban secara real-time memunculkan peran strategis smile untuk memastikan kualitas dan kuantitas  rantai dingin,” tuturnya.

Dirinya juga mengharapkan pada kegiatan ini dapat dirumuskan percepatan cakupan imunisasi rutin lengkap dan capaian imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi(UCI) desa sebagaimana tujuan khusus. Memastikan data logistik vaksin pusat dan daerah sama, memastikan update data logistik vaksin secara rutin dan melakukan rekonsiliasi logistik vaksin apabila terdapat perbedaan.

"Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas partisipasi dan dukungan serta kerja sama rekan-rekan petugas smile yang sudah bekerja keras memenuhi capaian target program imunisasi," ujarnya.

Pada kesempatan itu dikemukakan dari hasil capaian cakupan UCI desa di wilayah Kabupaten Barito Utara mengalami penurunan dibandingkan UCI desa tahun 2019 dari 98 persen menjadi 94,17 persen pada 2020. 

"Dan terus menurun pada 2021 sebesar 91,26 persen," tambah dia

Untuk imunisasi rutin lengkap (IRL) juga mengalami penurunan yaitu 98,20 persen pada tahun 2019 menjadi 92,9 persen pada 2020. 

“Dan pada 2021 kembali meningkat tetapi belum terlalu signifikan yaitu sebesar 96,9 persen,” katanya.

Sementara untuk imunisasi lanjutan (bawah dua tahun/baduta) masing-masing antigen imiunisasi DPT-HB-HIB dengan cakupan menurun pada tahun 2019 (77 persen), 2020 (87,8 persen), 2021 (73,5 persen).

"Namun lebih tinggi dari target sasaran (70 persen), kemudian imunisasi campak/MR dengan capaian juga menurun pada Tahun 2019 (77,4 persen), 2020 (80,2 persen) dan tahun 2021 (67,0 persen)," ujar Siswandoyo.

Pewarta : Kasriadi
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024