RSUD Pulpis dan Smile Train beri layanan gratis operasi bibir sumbing
Pulang Pisau (ANTARA) - Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Pudjirustaty Narang melihat dari dekat pelaksanaan operasi bibir sumbing dan langit-langit yang dilaksanakan secara gratis RSUD setempat bekerja sama dengan Smile Train Indonesia dalam rangkaian bakti sosial Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57.
"Kami mengapresiasi operasi bibir sumbing khususnya kepada anak-anak agar mereka bisa menatap masa depan yang lebih baik," kata Pudjirustaty di Pulang Pisau, Jumat.
Dijelaskannya, bakti sosial operasi bibir sumbing gratis ini merupakan kegiatan kemanusiaan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Kehadiran lembaga amal Smile Train Indonesia bekerja sama dengan RSUD dan Dinas Kesehatan setempat diharapkan bisa mengatasi kondisi anak-anak penderita bibir sumbing di kabupaten setempat dan juga bisa dilakukan berkelanjutan.
Direktur BLUD RSUD Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo mengatakan, bakti sosial ini, dalam upaya memberikan penanganan anak secara dini.
Penderita bibir sumbing apabila tidak mendapatkan penanganan bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Diantaranya, sulit bicara, makan dan bisa sakit-sakitan karena sangat rentan terhadap infeksi.
"Tindakan medis seperti operasi dibutuhkan sejak dini untuk memberikan tampilan bekas mininal saat mereka menginjak remaja atau dewasa," terang Muliyanto.
Melalui tindakan medis dengan operasi, papar Muliyanto, diharapkan bisa mengembalikan fungsi anggota tubuh dan bentuk anatomi mendekati normal pada umumnya sehingga memperbaiki fungsi bicara, makan, bahkan psikologis anak dan keluarga.
Ia menerangkan, sebelumnya ada sebanyak 30 orang penderita bibir sumbing yang mendaftar. Namun hanya 13 penderita yang dinyatakan lolos pemeriksaan dan dapat mengikuti operasi dalam kegiatan bakti sosial ini.
Operasi ini bukan hanya diikuti warga Pulang Pisau, tetapi ada juga penderita bibir sumbing yang datang dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan.
Sementara itu, Social Worker Smale Train Indonesia Wilayah Kalimantan Tengah Chris Philip Alessandro mengatakan, Smale Train adalah lembaga amal internasional yang fokus dalam penanganan dan pemberian bantuan perbaikan terkait bibir sumbing dan celah langit-langit. Perawatan bibir sumbing secara komprehensif kepada anak-anak tanpa dikenakan biaya atau gratis.
Dikatakan Chris, apa yang dilakukan Smile Train Indonesia bersama Yayasan Anugrah Sentosa di Jawa Timur diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di kabupaten setempat.
"Selain operasi, kami juga memberikan perawatan dan terapi pasca operasi," ungkapnya.
"Kami mengapresiasi operasi bibir sumbing khususnya kepada anak-anak agar mereka bisa menatap masa depan yang lebih baik," kata Pudjirustaty di Pulang Pisau, Jumat.
Dijelaskannya, bakti sosial operasi bibir sumbing gratis ini merupakan kegiatan kemanusiaan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Kehadiran lembaga amal Smile Train Indonesia bekerja sama dengan RSUD dan Dinas Kesehatan setempat diharapkan bisa mengatasi kondisi anak-anak penderita bibir sumbing di kabupaten setempat dan juga bisa dilakukan berkelanjutan.
Direktur BLUD RSUD Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo mengatakan, bakti sosial ini, dalam upaya memberikan penanganan anak secara dini.
Penderita bibir sumbing apabila tidak mendapatkan penanganan bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Diantaranya, sulit bicara, makan dan bisa sakit-sakitan karena sangat rentan terhadap infeksi.
"Tindakan medis seperti operasi dibutuhkan sejak dini untuk memberikan tampilan bekas mininal saat mereka menginjak remaja atau dewasa," terang Muliyanto.
Melalui tindakan medis dengan operasi, papar Muliyanto, diharapkan bisa mengembalikan fungsi anggota tubuh dan bentuk anatomi mendekati normal pada umumnya sehingga memperbaiki fungsi bicara, makan, bahkan psikologis anak dan keluarga.
Ia menerangkan, sebelumnya ada sebanyak 30 orang penderita bibir sumbing yang mendaftar. Namun hanya 13 penderita yang dinyatakan lolos pemeriksaan dan dapat mengikuti operasi dalam kegiatan bakti sosial ini.
Operasi ini bukan hanya diikuti warga Pulang Pisau, tetapi ada juga penderita bibir sumbing yang datang dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan.
Sementara itu, Social Worker Smale Train Indonesia Wilayah Kalimantan Tengah Chris Philip Alessandro mengatakan, Smale Train adalah lembaga amal internasional yang fokus dalam penanganan dan pemberian bantuan perbaikan terkait bibir sumbing dan celah langit-langit. Perawatan bibir sumbing secara komprehensif kepada anak-anak tanpa dikenakan biaya atau gratis.
Dikatakan Chris, apa yang dilakukan Smile Train Indonesia bersama Yayasan Anugrah Sentosa di Jawa Timur diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di kabupaten setempat.
"Selain operasi, kami juga memberikan perawatan dan terapi pasca operasi," ungkapnya.