Sampit (ANTARA) - Ratusan anak dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memadati rumah jabatan bupati di Jalan Achmad Yani Sampit dengan antusias mengikuti khitanan massal dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58.
"Tadinya takut juga karena ada sebagian yang menangis, tapi ternyata pas disunat itu rasanya tidak sakit. Yang terasa cuma saat disuntik saja. Ini langsung bisa pulang," kata Andre, salah seorang peserta khitanan massal, Rabu.
Aula rumah jabatan bupati yang biasanya digunakan untuk acara seremonial, berubah menjadi riuh. Suara tangis sejumlah anak menggema saat sunatan massal tersebut dimulai.
Beragam ekspresi anak saat disunat. Ada yang histeris bahkan mengamuk hingga harus dipegang beberapa petugas, namun ada pula yang terlihat santai dan tersenyum sambil memainkan telepon selularnya.
Tidak hanya anak peserta khitanan massal, tidak sedikit pula orangtua mereka yang terlihat takut melihat. Mereka hanya ikut memegangi dan menenangkan sang anak, namun sambil menoleh ke arah lain.
Baca juga: Pemkab Kotim hibahkan dana dukung kesuksesan pemilu
Bupati Halikinnor dan Ketua TP PKK Kotawaringin Timur Khairiah turut membantu kegiatan tersebut. Halikinnor bahkan beberapa kali terlihat ikut memegang kaki peserta khitanan yang mengamuk karena ketakutan.
"Tidak perlu takut. Itu yang badannya kecil saja berani. Masa yang badannya besar takut? Ayo semangat. Harus berani," kata Halikinnor memberikan semangat kepada peserta khitanan.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, ada 70 tenaga kesehatan yang dikerahkan. Saat dibuka, sudah ada 260 peserta yang terdaftar.
"Petugas bergantian dari pagi sampai siang, kemudian dilanjutkan siang sampai selesai. Kami juga tidak menyangka pesertanya sebanyak ini. Masyarakat sangat antusias," ujar Umar.
Kegiatan ini sebagai bentuk sumbangsih tenaga kesehatan membantu masyarakat di daerah ini. Kegiatan ini dinilai sangat membantu karena orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk khitanan anaknya, bahkan panitia memberikan bingkisan seperti sarung dan lainnya.
Saat ini jika ingin mengkhitankan anak secara mandiri memerlukan biaya sekitar Rp400.000 hingga di atas Rp700.000. Biaya tergantung metode khitan yang digunakan.
"Kami sangat berterima kasih karena ini sangat membantu. Kalau bayar kan lumayan mahal. Anak-anak juga senang karena banyak orangnya, jadi mereka tidak takut. Terima kasih banyak atas bantuan ini," demikian Rusdi, salah seorang orangtua peserta.
Baca juga: KPPN Sampit paparkan kinerja pelaksanaan APBN dan APBD
Baca juga: Perbaikan dua jalan di Sampit gunakan teknologi daur ulang
Baca juga: PT Sukajadi Sawit Mekar berikan bantuan pendidikan untuk ratusan pelajar di Kotim
"Tadinya takut juga karena ada sebagian yang menangis, tapi ternyata pas disunat itu rasanya tidak sakit. Yang terasa cuma saat disuntik saja. Ini langsung bisa pulang," kata Andre, salah seorang peserta khitanan massal, Rabu.
Aula rumah jabatan bupati yang biasanya digunakan untuk acara seremonial, berubah menjadi riuh. Suara tangis sejumlah anak menggema saat sunatan massal tersebut dimulai.
Beragam ekspresi anak saat disunat. Ada yang histeris bahkan mengamuk hingga harus dipegang beberapa petugas, namun ada pula yang terlihat santai dan tersenyum sambil memainkan telepon selularnya.
Tidak hanya anak peserta khitanan massal, tidak sedikit pula orangtua mereka yang terlihat takut melihat. Mereka hanya ikut memegangi dan menenangkan sang anak, namun sambil menoleh ke arah lain.
Baca juga: Pemkab Kotim hibahkan dana dukung kesuksesan pemilu
Bupati Halikinnor dan Ketua TP PKK Kotawaringin Timur Khairiah turut membantu kegiatan tersebut. Halikinnor bahkan beberapa kali terlihat ikut memegang kaki peserta khitanan yang mengamuk karena ketakutan.
"Tidak perlu takut. Itu yang badannya kecil saja berani. Masa yang badannya besar takut? Ayo semangat. Harus berani," kata Halikinnor memberikan semangat kepada peserta khitanan.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, ada 70 tenaga kesehatan yang dikerahkan. Saat dibuka, sudah ada 260 peserta yang terdaftar.
"Petugas bergantian dari pagi sampai siang, kemudian dilanjutkan siang sampai selesai. Kami juga tidak menyangka pesertanya sebanyak ini. Masyarakat sangat antusias," ujar Umar.
Kegiatan ini sebagai bentuk sumbangsih tenaga kesehatan membantu masyarakat di daerah ini. Kegiatan ini dinilai sangat membantu karena orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk khitanan anaknya, bahkan panitia memberikan bingkisan seperti sarung dan lainnya.
Saat ini jika ingin mengkhitankan anak secara mandiri memerlukan biaya sekitar Rp400.000 hingga di atas Rp700.000. Biaya tergantung metode khitan yang digunakan.
"Kami sangat berterima kasih karena ini sangat membantu. Kalau bayar kan lumayan mahal. Anak-anak juga senang karena banyak orangnya, jadi mereka tidak takut. Terima kasih banyak atas bantuan ini," demikian Rusdi, salah seorang orangtua peserta.
Baca juga: KPPN Sampit paparkan kinerja pelaksanaan APBN dan APBD
Baca juga: Perbaikan dua jalan di Sampit gunakan teknologi daur ulang
Baca juga: PT Sukajadi Sawit Mekar berikan bantuan pendidikan untuk ratusan pelajar di Kotim