Mukomuko, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sebanyak 876 warga yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini diduga atau "suspect" terserang malaria sepanjang Januari hingga Oktober 2022.
"Sebanyak 876 orang warga ini diduga terserang malaria selama 10 bulan terakhir, tetapi belum ada warga yang dinyatakan positif malaria berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test dan uji laboratorium," kata Pengelola Program Malaria Dinkes Kabupaten Mukomuko Triono di Mukomuko, Rabu.
Ia menyatakan, meskipun belum ada warga setempat yang positif malaria, namun petugas kesehatan yang tersebar di 17 puskesmas di daerah ini melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah penyakit ini.
Untuk kegiatan pencegahan penyakit malaria di daerah ini, pihaknya fokus di survei migrasi dan survei jentik agar secepat mungkin diketahui lokasi khusus perindukan nyamuk.
Selain melakukan pencegahan, katanya, untuk penekan kasus warga yang diduga terserang malaria dengan pengobatan kasus malaria import kalau ditemukan.
"Karena status daerah kita sudah eliminasi malaria jadi kita cuma fokus melaksanakan kegiatan itu," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga meminta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit malaria di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
"Kami minta warga melakukan PSN meskipun tidak ada warga yang positif malaria sejak beberapa bulan terakhir ini," katanya.
Dinkes mengimbau camat, lurah, kepala desa, hingga RT dan seluruh masyarakat untuk melakukan pencegahan penularan penyebaran penyakit ini.
Sementara itu, ia menyebutkan gejala klinis penyakit malaria, yakni demam mengigil, lidah putih kotor mirip gejala tipes.
Banyak warga yang hanya suspect tetapi tidak positif malaria karena orang ini tidak bisa diagnosa terkena malaria karena dia harus diperiksa parasit malaria. Itu tidak hanya sekali diperiksa positif malaria tetapi berkali-kali, demikian Triono.
"Sebanyak 876 orang warga ini diduga terserang malaria selama 10 bulan terakhir, tetapi belum ada warga yang dinyatakan positif malaria berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test dan uji laboratorium," kata Pengelola Program Malaria Dinkes Kabupaten Mukomuko Triono di Mukomuko, Rabu.
Ia menyatakan, meskipun belum ada warga setempat yang positif malaria, namun petugas kesehatan yang tersebar di 17 puskesmas di daerah ini melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah penyakit ini.
Untuk kegiatan pencegahan penyakit malaria di daerah ini, pihaknya fokus di survei migrasi dan survei jentik agar secepat mungkin diketahui lokasi khusus perindukan nyamuk.
Selain melakukan pencegahan, katanya, untuk penekan kasus warga yang diduga terserang malaria dengan pengobatan kasus malaria import kalau ditemukan.
"Karena status daerah kita sudah eliminasi malaria jadi kita cuma fokus melaksanakan kegiatan itu," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga meminta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit malaria di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
"Kami minta warga melakukan PSN meskipun tidak ada warga yang positif malaria sejak beberapa bulan terakhir ini," katanya.
Dinkes mengimbau camat, lurah, kepala desa, hingga RT dan seluruh masyarakat untuk melakukan pencegahan penularan penyebaran penyakit ini.
Sementara itu, ia menyebutkan gejala klinis penyakit malaria, yakni demam mengigil, lidah putih kotor mirip gejala tipes.
Banyak warga yang hanya suspect tetapi tidak positif malaria karena orang ini tidak bisa diagnosa terkena malaria karena dia harus diperiksa parasit malaria. Itu tidak hanya sekali diperiksa positif malaria tetapi berkali-kali, demikian Triono.