Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tetap mengoptimalkan berbagai upaya intervensi atau pengendalian maupun mitigasi terhadap inflasi, meski berdasarkan data terbaru telah terjadi penurunan pada Oktober 2022.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kalteng yang pada periode September sebesar 8,12 persen (yoy) kini berhasil diturunkan menjadi sebesar 7,10 persen (yoy), kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalteng Leonard S Ampung di Palangka Raya, Senin.

"Optimalisasi upaya pengendalian maupun mitigasi dampak inflasi akan terus kami lakukan, sehingga angka inflasi di Kalteng bisa semakin ditekan," terangnya.

Adapun berbagai upaya yang Pemprov Kalteng laksanakan untuk menangani inflasi di antaranya, menggelar pasar murah maupun pasar penyeimbang di berbagai kabupaten dan kota, hingga pemberian bantuan sosial maupun subsidi kepada masyarakat.

"Ini juga menjadi upaya Pemprov Kalteng sesuai arahan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran untuk tetap menjaga daya beli masyarakat," ucapnya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah melaksanakan aksi Gerakan Tanam Bawang Merah dan Cabai (Gertam Babe) Berkah di lahan dengan luasan sekitar 30 hektare di Jalan Tjilik Riwut Km 38 Kota Palangka Raya.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan, penanaman bawang dan cabai sebagai program jangka pendek dan menengah dari pemerintah provinsi dalam upaya pengendalian maupun mitigasi dampak inflasi.

"Sedangkan jangka panjang saya instruksikan kepada bupati dan wali kota menganggarkan secara khusus untuk membangun ketahanan pangan di masing-masing daerah," jelasnya.

Baca juga: Pemprov Kalteng wujudkan 'multi way communication' dengan pengoptimalan situs web

Upaya membangun ketahanan pangan tersebut sangatlah penting untuk dilakukan, sebab bersama-sama semua pihak harus belajar dari inflasi yang terjadi sehingga harus memastikan langkah-langkah yang dilakukan.

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti menambahkan, lahan yang disediakan adalah 50 hektare, namun yang digunakan dalam penanaman bawang merah dan cabai sekitar 30 hektare. Dia menyampaikan, dalam satu hektare lahan bisa ditanami hingga sekitar 15 ribu bibit.

"Untuk yang 20 hektarenya sudah ada kandang ayam dan sayuran lainnya seperti tomat, terong, maupun daun bawang," terangnya.

Diharapkan melalui Gertam Babe ini mampu mengoptimalkan upaya pengendalian dan mitigasi dampak inflasi di Kalteng, terlebih diketahui bersama komoditi bawang merah dan cabai rentan sebagai salah satu penyebab inflasi.

Baca juga: Pemprov Kalteng fasilitasi distribusi pangan komoditas ayam broiler

Baca juga: Revitalisasi bahasa 2022 di Kalteng fokus empat bahasa

Baca juga: Pemprov Kalteng gunakan helikopter antar bantuan untuk warga terdampak banjir
 

Pewarta : Muhammad Arif Hidayat
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024