Jakarta (ANTARA) - Semua penyakit yang diderita anak dapat berisiko menyebabkan gangguan ginjal akut, kata dokter spesialis anak dr Kurniawan Satria Denta, M Sc, Sp.A.
"Semua penyakit yang diderita anak bisa menyebabkan gangguan ginjal akut. Ketika anak sakit, yang harus dimonitor juga adalah warna kencing, jumlah kencing dan itu yang harus dilaporkan ke dokter untuk mengetahui ringan atau beratnya," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada itu, dalam webinar Combiphar di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ahli Toksikologi : Vape tidak memicu gangguan ginjal akut
Gangguan ginjal sendiri merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik.
Lebih lanjut, dr Denta mengatakan gangguan ginjal disebabkan oleh berbagai hal seperti trauma atau pendarahan hebat yang dapat menyebabkan fungsi ginjal menurun, dehidrasi, penyakit infeksi, auto imun, keracunan dan penyakit ginjal sebelumnya.
"Anak dan bayi sangat rentan dehidrasi, minum kurang, tidak kencing, itu bisa merusak ginjal. Infeksi seperti gangguan pernapasan, pneumonia ketika infeksinya menjadi berat punya risiko tinggi menjadi gangguan ginjal akut," kata dr Denta.
Dia mengatakan bahwa gangguan ginjal pada anak dapat dicegah, salah satunya adalah selalu mencukupi kebutuhan cairan pada anak.
Baca juga: Penjualan obat sirop dihentikan sementara terkait gangguan ginjal akut pada anak
Pada bayi di bawah enam bulan, kebutuhan ASI-nya harus tercukupi. Misalnya pada bayi dengan berat badan 8kg maka kecukupan cairan per harinya adalah 800 ml, sedangkan balita kurang lebih 1.500 ml.
Akan tetapi, takaran cairan tersebut bukanlah patokan baku. Menurut dr Denta kecukupan cairan disesuaikan dengan kondisi anak.
"Kalau di Jakarta lagi panas dan anak banyak aktivitas ya harus ditingkatkan cairannya. Kalau anak lagi demam, ya kebutuhan cairannya akan lebih tinggi," ujar dr. Denta.
"Tapi sebenarnya jangan seberapa banyak anak minum, tapi juga yang penting seberapa sering anak kencing. Dalam enam jam setidaknya 1-2 kali kencing, kalau kencingnya jernih berarti cukup. Itu yang harus selalu dievaluasi oleh orangtua," lanjutnya.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal adalah menjaga agar anak tidak sakit. Orangtua harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar tidak menularkan penyakit pada anak.
Selain itu, orangtua juga wajib memberikan vaksinasi lengkap terhadap bayi dan anak serta tidak boleh mengkonsumsi obat di luar anjuran yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Perilaku hidup bersih sehat bantu cegah risiko gangguan ginjal akut
Baca juga: Ini penyebab anak-anak rentan terinfeksi dengue
Baca juga: Kenali penyakit yang rentan menyerang anak saat pancaroba dan solusinya
"Semua penyakit yang diderita anak bisa menyebabkan gangguan ginjal akut. Ketika anak sakit, yang harus dimonitor juga adalah warna kencing, jumlah kencing dan itu yang harus dilaporkan ke dokter untuk mengetahui ringan atau beratnya," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada itu, dalam webinar Combiphar di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ahli Toksikologi : Vape tidak memicu gangguan ginjal akut
Gangguan ginjal sendiri merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik.
Lebih lanjut, dr Denta mengatakan gangguan ginjal disebabkan oleh berbagai hal seperti trauma atau pendarahan hebat yang dapat menyebabkan fungsi ginjal menurun, dehidrasi, penyakit infeksi, auto imun, keracunan dan penyakit ginjal sebelumnya.
"Anak dan bayi sangat rentan dehidrasi, minum kurang, tidak kencing, itu bisa merusak ginjal. Infeksi seperti gangguan pernapasan, pneumonia ketika infeksinya menjadi berat punya risiko tinggi menjadi gangguan ginjal akut," kata dr Denta.
Dia mengatakan bahwa gangguan ginjal pada anak dapat dicegah, salah satunya adalah selalu mencukupi kebutuhan cairan pada anak.
Baca juga: Penjualan obat sirop dihentikan sementara terkait gangguan ginjal akut pada anak
Pada bayi di bawah enam bulan, kebutuhan ASI-nya harus tercukupi. Misalnya pada bayi dengan berat badan 8kg maka kecukupan cairan per harinya adalah 800 ml, sedangkan balita kurang lebih 1.500 ml.
Akan tetapi, takaran cairan tersebut bukanlah patokan baku. Menurut dr Denta kecukupan cairan disesuaikan dengan kondisi anak.
"Kalau di Jakarta lagi panas dan anak banyak aktivitas ya harus ditingkatkan cairannya. Kalau anak lagi demam, ya kebutuhan cairannya akan lebih tinggi," ujar dr. Denta.
"Tapi sebenarnya jangan seberapa banyak anak minum, tapi juga yang penting seberapa sering anak kencing. Dalam enam jam setidaknya 1-2 kali kencing, kalau kencingnya jernih berarti cukup. Itu yang harus selalu dievaluasi oleh orangtua," lanjutnya.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal adalah menjaga agar anak tidak sakit. Orangtua harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar tidak menularkan penyakit pada anak.
Selain itu, orangtua juga wajib memberikan vaksinasi lengkap terhadap bayi dan anak serta tidak boleh mengkonsumsi obat di luar anjuran yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Perilaku hidup bersih sehat bantu cegah risiko gangguan ginjal akut
Baca juga: Ini penyebab anak-anak rentan terinfeksi dengue
Baca juga: Kenali penyakit yang rentan menyerang anak saat pancaroba dan solusinya