Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meningkatkan pelatihan keterampilan kerja karena dinilai efektif membantu upaya mengatasi pengangguran di daerah ini. 

"Kotawaringin Timur masih banyak tenaga kerja yang belum terserap. Dengan keterampilan yang sudah didapat, peserta diharapkan bisa mendapat pekerjaan maupun membuka lapangan kerja sendiri dan membantu orang lain," kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur, Utari Ambarwati di Sampit, Jumat. 

Hal itu disampaikannya saat menutup pelatihan berbasis kompetensi tahap II dan III yang dilaksanakan di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK). Turut hadir Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat. 

Dalam pelatihan ini, dibuka sebanyak tujuh paket yaitu menjahit pakaian dengan mesin, bakery atau tata boga, operator komputer muda, fillet welder SMAW 2F, teknisi AC residential, teknisi telepon seluler dan servis sepeda motor injeksi. 

Menurut Utari, peserta pelatihan tersebut sangat beruntung karena bisa mengikuti pelatihan secara gratis dan mendapat beberapa fasilitas, sementara banyak warga lain yang tidak mendapat kesempatan serupa. Sementara itu jika mengikuti kursus di swasta maka harus membayar mahal. 

Untuk itu dia meminta peserta memanfaatkan, menghargai dan bertanggung jawab karena pemerintah menggunakan uang rakyat untuk pelatihan ini. Keterampilan yang didapat harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga bisa mandiri. 

"Peserta harus aktif dan kreatif untuk mencari kerja maupun menciptakan lapangan kerja. Nanti bagi yang sudah bekerja, diminta melaporkan diri untuk mendata yang bekerja, membuka kerja dan masih menganggur," ujar Utari. 

Baca juga: Penghargaan Smart City jadi kado HUT Kotim

Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas digelarnya pelatihan kerja tersebut. Terlebih, hampir separuh peserta merupakan warga di kecamatan yang dipimpinnya. 

"Kalau banyak pelatihan maka pengangguran berkurang. Potensi tindak kriminal juga bisa ditekan. Ini tentu meringankan tugas dalam masalah sosial karena peserta sudah punya bekal untuk masuk kerja maupun membuka usaha sendiri," ujar Eddy. 

Kepala UPTD BLK Kotawaringin Timur, Salman Al Farisi mengatakan, pelatihan kali ini diikut 112 peserta yang terbagi pada tujuh paket atau kejuruan. Pelatihan dilaksanakan sesuai jurusan yakni antara 18 hingga 30 hari. 

"Peserta di beberapa kejuruan membeludak seperti komputer, menjahit, bakery. Kalau yang lain relatif tapi mencukupi. Ada satu atau dua kejuruan yang agak susah sehingga kami harus ekstra keras mencari peserta hingga full 16 orang, salah satunya las padahal las yang paling banyak dicari perusahaan cuma peminat kita agak kurang. Makanya kita kerja sama dengan kecamatan dan kelurahan untuk sosialisasi," ujar Salman. 

Salman mengatakan, usai pelatihan ini pihaknya tetap memantau perkembangan peserta terkait serapan tenaga kerja. Pihaknya diminta melaporkan kepada Kementerian Tenaga Kerja terkait perkembangan serapan peserta pelatihan yang berhasil bekerja maupun membuka lapangan kerja. 

"Tidak mungkin juga terserap 100 persen terserap. Ya paling tidak, separuh kan sudah bagus. Kami biasanya diminta laporan per tiga bulan terkait penyerapan karena itu juga mempengaruhi paket yang akan kita dapat tahun depan. Semakin banyak penyerapan oleh industri maupun wirausaha maka semakin bagus. Selama ini masing-masing kejuruan serapannya di atas 50 persen," demikian Salman Al Farisi. 

Baca juga: UMK Kotim 2023 diusulkan Rp3,2 juta

Baca juga: Bawaslu Kotim petakan potensi kerawanan pemilu

Baca juga: KPU Kotim perpanjang waktu pendaftaran PPK di lima kecamatan

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024