Kuala Kapuas (ANTARA) - Wakil Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah, Muhammad Nafiah Ibnor meyebut pencegahan dan penanganan stunting di kabupaten setempat menjadi tantangan bagi semua lapisan masyarakat.
“Target nasional stunting adalah 14 persen pada 2024, inilah tantangan bagi kita semua untuk melakukan percepatan dalam upaya penurunan stunting, khususnya di wilayah Kapuas,” katanya di Kuala Kapuas, Rabu.
Baca juga: Bupati serahkan 11 unit mobil dinas ke para camat di Kapuas
Nafiah yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapuas mengatakan, berdasarkan hasil audit stunting oleh tim pakar dari beberapa sampel terpilih di kabupaten setempat, terungkap beberapa faktor penyebab stunting dapat terjadi.
Salah satunya adalah kurangnya asupan gizi terutama protein dan kesadaran perilaku hidup sehat, termasuk pemantauan tumbuh kembang anak.
“Mereka yang terindikasi stunting belum semuanya mendapatkan intervensi optimal, baik itu perbaikan gizi maupun untuk aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi,” terangnya.
Baca juga: 292 peserta calon PPK di Kapuas ikuti tes secara daring
Untuk itulah, ia mengajak seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kapuas mulai dari tingkat desa, kelurahan sampai kecamatan agar lebih banyak melakukan intervensi di lapangan, dengan menyasar keluarga berisiko stunting dan bayi balita stunting.
“Dengan dukungan dari seluruh pihak, mari kita berupaya dalam percepatan penurunan stunting di Kapuas," katanya.
Hingga pada akhirnya nanti, anak-anak di masa saat ini maupun tahun-tahun mendatang, mereka akan menjadi generasi usia produktif yang memiliki daya saing tinggi.
Baca juga: Sekda Kapuas minta OPD dapat bekerjasama terkait Pokja PUG
“Target nasional stunting adalah 14 persen pada 2024, inilah tantangan bagi kita semua untuk melakukan percepatan dalam upaya penurunan stunting, khususnya di wilayah Kapuas,” katanya di Kuala Kapuas, Rabu.
Baca juga: Bupati serahkan 11 unit mobil dinas ke para camat di Kapuas
Nafiah yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapuas mengatakan, berdasarkan hasil audit stunting oleh tim pakar dari beberapa sampel terpilih di kabupaten setempat, terungkap beberapa faktor penyebab stunting dapat terjadi.
Salah satunya adalah kurangnya asupan gizi terutama protein dan kesadaran perilaku hidup sehat, termasuk pemantauan tumbuh kembang anak.
“Mereka yang terindikasi stunting belum semuanya mendapatkan intervensi optimal, baik itu perbaikan gizi maupun untuk aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi,” terangnya.
Baca juga: 292 peserta calon PPK di Kapuas ikuti tes secara daring
Untuk itulah, ia mengajak seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kapuas mulai dari tingkat desa, kelurahan sampai kecamatan agar lebih banyak melakukan intervensi di lapangan, dengan menyasar keluarga berisiko stunting dan bayi balita stunting.
“Dengan dukungan dari seluruh pihak, mari kita berupaya dalam percepatan penurunan stunting di Kapuas," katanya.
Hingga pada akhirnya nanti, anak-anak di masa saat ini maupun tahun-tahun mendatang, mereka akan menjadi generasi usia produktif yang memiliki daya saing tinggi.
Baca juga: Sekda Kapuas minta OPD dapat bekerjasama terkait Pokja PUG