Jakarta (ANTARA) - Audi tampaknya berusaha untuk menemukan kembali proses desain pelek roda mobil menggunakan sistem kecerdasan buatan FelGAN yang dikembangkan sendiri.
Seperti disiarkan Hindustan Times beberapa waktu lalu, merek mobil mewah Jerman di bawah Grup Volkswagen itu mengklaim sedang bereksperimen dengan proses perancangan roda.
Namun, meski penetrasi teknologi meningkat, pembuat mobil tidak mengganti desainer dengan komputer. Sebaliknya, para desainer Audi dikabarkan mengambil inspirasi dari desain pelek yang dibuat oleh AI dan membuat desain sendiri berdasarkan itu.
Pembuat mobil telah mengklaim bahwa teknologi kecerdasan buatan FelGAN yang dikembangkan sendiri adalah gabungan dari kata Jerman untuk "rim" (Felge) dan "GAN," yang merupakan singkatan dari Generative Adversarial Networks.
Baca juga: Audi resmi gabung Formula 1 mulai 2026
Program AI ini diklaim memiliki dua algoritma berbeda yang saling bersaing di tahap pelatihan. Kedua algoritme ini diklaim telah dirancang untuk belajar dari kesalahannya dan terus meningkat.
Pembuat mobil mengklaim bahwa salah satu algoritma akan merancang pelek dengan sangat realistis sehingga mata manusia tidak dapat atau hanya dapat membedakannya dari foto asli.
AI diklaim bekerja sebagai pusat ide spontan untuk tim desain pelek roda Audi. Ini juga akan memungkinkan mereka untuk bertukar versi dan variasi baru juga.
Alat yang digerakkan oleh AI diklaim memungkinkan perancang pelek roda dengan mudah bereksperimen dengan bentuk, warna, struktur permukaan, dan berbagai parameter lainnya secara real-time.
Namun, Audi juga mengatakan bahwa proses desain pelek roda baru tidak sepenuhnya bergantung pada ide yang dihasilkan oleh teknologi AI. Desainer pembuat mobil juga dapat memberi masukan teknologi dengan desain dan foto mereka sendiri, menambahkannya ke platform eksperimental virtual.
Setelah menguji dan mengevaluasi desain, langkah terakhir adalah mengubah desain virtual menjadi sesuatu yang realistis dan layak produksi dengan membuat prototipe pelek.
Prototipe bisa terbuat dari plastik atau aluminium dan dibangun menggunakan mesin berteknologi tinggi, klaim Audi.
Seperti disiarkan Hindustan Times beberapa waktu lalu, merek mobil mewah Jerman di bawah Grup Volkswagen itu mengklaim sedang bereksperimen dengan proses perancangan roda.
Namun, meski penetrasi teknologi meningkat, pembuat mobil tidak mengganti desainer dengan komputer. Sebaliknya, para desainer Audi dikabarkan mengambil inspirasi dari desain pelek yang dibuat oleh AI dan membuat desain sendiri berdasarkan itu.
Pembuat mobil telah mengklaim bahwa teknologi kecerdasan buatan FelGAN yang dikembangkan sendiri adalah gabungan dari kata Jerman untuk "rim" (Felge) dan "GAN," yang merupakan singkatan dari Generative Adversarial Networks.
Baca juga: Audi resmi gabung Formula 1 mulai 2026
Program AI ini diklaim memiliki dua algoritma berbeda yang saling bersaing di tahap pelatihan. Kedua algoritme ini diklaim telah dirancang untuk belajar dari kesalahannya dan terus meningkat.
Pembuat mobil mengklaim bahwa salah satu algoritma akan merancang pelek dengan sangat realistis sehingga mata manusia tidak dapat atau hanya dapat membedakannya dari foto asli.
AI diklaim bekerja sebagai pusat ide spontan untuk tim desain pelek roda Audi. Ini juga akan memungkinkan mereka untuk bertukar versi dan variasi baru juga.
Alat yang digerakkan oleh AI diklaim memungkinkan perancang pelek roda dengan mudah bereksperimen dengan bentuk, warna, struktur permukaan, dan berbagai parameter lainnya secara real-time.
Namun, Audi juga mengatakan bahwa proses desain pelek roda baru tidak sepenuhnya bergantung pada ide yang dihasilkan oleh teknologi AI. Desainer pembuat mobil juga dapat memberi masukan teknologi dengan desain dan foto mereka sendiri, menambahkannya ke platform eksperimental virtual.
Setelah menguji dan mengevaluasi desain, langkah terakhir adalah mengubah desain virtual menjadi sesuatu yang realistis dan layak produksi dengan membuat prototipe pelek.
Prototipe bisa terbuat dari plastik atau aluminium dan dibangun menggunakan mesin berteknologi tinggi, klaim Audi.