Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melalui personel mereka Pos Jaga Sampit berusaha menangkap buaya yang sering muncul dan naik ke bantaran Sungai Mentawa karena meresahkan warga setempat.
"Kami berusaha menangkap buaya tersebut menggunakan satu pancing atau jerat buaya dan dua jaring. Umpan yang digunakan daging ayam dan kepala ayam," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Selasa.
Sungai Mentawa merupakan salah satu anak Sungai Mentaya yang membelah Kota Sampit. Beberapa hari terakhir, warga dikagetkan dengan kemunculan seekor buaya yang sedang berjemur di bantaran Sungai Mentawa.
Kejadian itu meresahkan karena sungai tersebut digunakan warga untuk beraktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci dan lainnya. Warga khawatir buaya menyerang manusia karena aktivitas warga di sungai itu cukup tinggi.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim BKSDA langsung turun ke lokasi. Mereka dua kali melakukan observasi di lokasi buaya tersebut muncul.
Akhirnya diputuskan untuk berusaha menangkap buaya yang diperkirakan panjang satu meter itu dengan memasang pancing atau jerat dan jaring. Untuk melaksanakan kegiatan itu, Muriansyah bersama satu rekannya dibantu dua orang anggota Manggala Agni Pos Sampit yaitu Fahrul Fauzi dan Budi Wahyudin.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi kinerja pengamanan Natal dan Tahun Baru
Pemasangan jerat dan jaring untuk menangkap buaya tersebut menjadi perhatian warga setempat. Jerat dan jaring di pasang di sekitar buaya tersebut terlihat muncul belum lama ini.
Buaya menyasar ke perairan sekitar permukiman untuk mencari makanan karena sumber makanan di habitatnya diduga semakin sulit didapat. Adanya warga yang memelihara ternak di pinggir sungai juga bisa memancing buaya yang lapar untuk naik ke darat mencari mangsa.
"Mudah-mudahan cara ini berhasil untuk menangkap buaya tersebut. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Hindari beraktivitas di sungai saat hari gelap karena sangat rawan terjadi serangan buaya," ujar Muriansyah.
Ketua RT 03 RW 01, Suhaini mengatakan, kemunculan buaya sudah sering terjadi. Dia mengaku sudah sering melihat, bahkan menurutnya dulunya buaya tersebut masih kecil.
Suhaini menyebutkan, buaya tersebut sering muncul malam hari dan siang berjemur ketika cuaca panas. Dirinya juga sudah pernah melaporkan kepada pihak kelurahan setempat.
"Kami tentu khawatir, apalagi banyak anak-anak yang sering mandi. Kami berharap buaya itu bisa segera ditangkap. Untuk sementara, warga kami imbau untuk mengurangi aktivitas di sungai. Jika terpaksa beraktivitas di sungai pun harus lebih waspada agar tidak diserang buaya," demikian Suhaini.
Baca juga: Bupati Kotim upayakan tidak ada lagi anak putus sekolah
Baca juga: ASN Kemenag Kotim diminta gelorakan semangat kerukunan di tahun politik
Baca juga: Terowongan Nur Mentaya disiapkan untuk pesta rakyat HUT Kotim
"Kami berusaha menangkap buaya tersebut menggunakan satu pancing atau jerat buaya dan dua jaring. Umpan yang digunakan daging ayam dan kepala ayam," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Selasa.
Sungai Mentawa merupakan salah satu anak Sungai Mentaya yang membelah Kota Sampit. Beberapa hari terakhir, warga dikagetkan dengan kemunculan seekor buaya yang sedang berjemur di bantaran Sungai Mentawa.
Kejadian itu meresahkan karena sungai tersebut digunakan warga untuk beraktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci dan lainnya. Warga khawatir buaya menyerang manusia karena aktivitas warga di sungai itu cukup tinggi.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim BKSDA langsung turun ke lokasi. Mereka dua kali melakukan observasi di lokasi buaya tersebut muncul.
Akhirnya diputuskan untuk berusaha menangkap buaya yang diperkirakan panjang satu meter itu dengan memasang pancing atau jerat dan jaring. Untuk melaksanakan kegiatan itu, Muriansyah bersama satu rekannya dibantu dua orang anggota Manggala Agni Pos Sampit yaitu Fahrul Fauzi dan Budi Wahyudin.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi kinerja pengamanan Natal dan Tahun Baru
Pemasangan jerat dan jaring untuk menangkap buaya tersebut menjadi perhatian warga setempat. Jerat dan jaring di pasang di sekitar buaya tersebut terlihat muncul belum lama ini.
Buaya menyasar ke perairan sekitar permukiman untuk mencari makanan karena sumber makanan di habitatnya diduga semakin sulit didapat. Adanya warga yang memelihara ternak di pinggir sungai juga bisa memancing buaya yang lapar untuk naik ke darat mencari mangsa.
"Mudah-mudahan cara ini berhasil untuk menangkap buaya tersebut. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Hindari beraktivitas di sungai saat hari gelap karena sangat rawan terjadi serangan buaya," ujar Muriansyah.
Ketua RT 03 RW 01, Suhaini mengatakan, kemunculan buaya sudah sering terjadi. Dia mengaku sudah sering melihat, bahkan menurutnya dulunya buaya tersebut masih kecil.
Suhaini menyebutkan, buaya tersebut sering muncul malam hari dan siang berjemur ketika cuaca panas. Dirinya juga sudah pernah melaporkan kepada pihak kelurahan setempat.
"Kami tentu khawatir, apalagi banyak anak-anak yang sering mandi. Kami berharap buaya itu bisa segera ditangkap. Untuk sementara, warga kami imbau untuk mengurangi aktivitas di sungai. Jika terpaksa beraktivitas di sungai pun harus lebih waspada agar tidak diserang buaya," demikian Suhaini.
Baca juga: Bupati Kotim upayakan tidak ada lagi anak putus sekolah
Baca juga: ASN Kemenag Kotim diminta gelorakan semangat kerukunan di tahun politik
Baca juga: Terowongan Nur Mentaya disiapkan untuk pesta rakyat HUT Kotim