Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan, dalam enam tahun terakhir sejak 2017-2022 neraca perdagangan luar negeri wilayah setempat terus mencatatkan hasil yang positif dengan selalu mengalami surplus.
"Surplus ini bahkan terjadi di masa pandemi COVID-19 yang melanda dunia," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalimantan Tengah Aster Bonawaty, sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Adi Soeseno di Palangka Raya, Jumat.
Dimulai pada 2017 neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Tengah surplus sebanyak 1.725,99 US$ juta, 2018 surplus sebanyak 1.677,29 US$ juta, 2019 surplus sebanyak 2.099,40 US$ juta, 2020 surplus sebanyak 1.791,09 US$ juta, 2021 surplus sebanyak 3.050,82 US$ juta, serta 2022 (sampai November) surplus sebanyak 5.291,17 US$ juta.
Dia menjelaskan, capaian ini merupakan hasil kerja keras Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran beserta jajaran, dalam memacu pertumbuhan ekspor dalam rangka mendukung ketahanan perekonomian secara nasional.
"Suka tidak suka, ekspor merupakan salah satu modal pembangunan yang sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi COVID-19 yang telah kita lewati bersama," terangnya.
Baca juga: DMI Kalteng terus tingkatkan penataan masjid di berbagai daerah
Adapun dalam memacu pertumbuhan ekspor di Kalimantan Tengah, salah satu strategi yang terus dilakukan pemerintah provinsi selama ini adalah menggalakkan produk unggulan yang sifatnya berbasis sumber daya alam, maupun produk yang berasal dari industri kecil dan menengah.
"Selain melakukan pendampingan dan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku ekspor di daerah, kami juga secara aktif bergerak menghubungkan dengan pasar-pasar luar negeri. Hingga pada akhirnya ada banyak pilihan pasar yang paling memungkinkan serta menguntungkan bagi pelaku ekspor daerah," tegasnya.
Adapun sejak 2017 hingga saat ini, sejumlah komoditi utama yang Kalimantan Tengah ekspor seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, bijih, abu logam, perhiasan atau permata, kayu dan barang dari kayu, makanan, serta berbagai produk lainnya.
Negara tujuan ekspor yang disasar Kalimantan Tengah pun beragam, mulai dari Jepang, Tiongkok, India, Korea Selatan, Malaysia, hingga Singapura, Kenya, Senegal, maupun Thailand dan lainnya.
Baca juga: Gubernur temui Menpan RB, perkuat digitalisasi dalam layanan publik
"Surplus ini bahkan terjadi di masa pandemi COVID-19 yang melanda dunia," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalimantan Tengah Aster Bonawaty, sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Adi Soeseno di Palangka Raya, Jumat.
Dimulai pada 2017 neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Tengah surplus sebanyak 1.725,99 US$ juta, 2018 surplus sebanyak 1.677,29 US$ juta, 2019 surplus sebanyak 2.099,40 US$ juta, 2020 surplus sebanyak 1.791,09 US$ juta, 2021 surplus sebanyak 3.050,82 US$ juta, serta 2022 (sampai November) surplus sebanyak 5.291,17 US$ juta.
Dia menjelaskan, capaian ini merupakan hasil kerja keras Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran beserta jajaran, dalam memacu pertumbuhan ekspor dalam rangka mendukung ketahanan perekonomian secara nasional.
"Suka tidak suka, ekspor merupakan salah satu modal pembangunan yang sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi COVID-19 yang telah kita lewati bersama," terangnya.
Baca juga: DMI Kalteng terus tingkatkan penataan masjid di berbagai daerah
Adapun dalam memacu pertumbuhan ekspor di Kalimantan Tengah, salah satu strategi yang terus dilakukan pemerintah provinsi selama ini adalah menggalakkan produk unggulan yang sifatnya berbasis sumber daya alam, maupun produk yang berasal dari industri kecil dan menengah.
"Selain melakukan pendampingan dan pelatihan peningkatan kapasitas pelaku ekspor di daerah, kami juga secara aktif bergerak menghubungkan dengan pasar-pasar luar negeri. Hingga pada akhirnya ada banyak pilihan pasar yang paling memungkinkan serta menguntungkan bagi pelaku ekspor daerah," tegasnya.
Adapun sejak 2017 hingga saat ini, sejumlah komoditi utama yang Kalimantan Tengah ekspor seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, bijih, abu logam, perhiasan atau permata, kayu dan barang dari kayu, makanan, serta berbagai produk lainnya.
Negara tujuan ekspor yang disasar Kalimantan Tengah pun beragam, mulai dari Jepang, Tiongkok, India, Korea Selatan, Malaysia, hingga Singapura, Kenya, Senegal, maupun Thailand dan lainnya.
Baca juga: Gubernur temui Menpan RB, perkuat digitalisasi dalam layanan publik