Los Angeles (ANTARA) - Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di California, negara bagian dengan penduduk terbanyak di Amerika Serikat (AS), menembus angka 12 juta, menurut laporan Los Angeles Times pada Senin (13/2).
Rekor itu terjadi pekan lalu di California, yang berpopulasi sekitar 40 juta jiwa, menurut data yang dikumpulkan oleh surat kabar terbesar di wilayah Pesisir Barat AS tersebut.
Jumlah kasus COVID-19 di seluruh California, yang nyaris menyentuh 12,02 juta kasus per Jumat (10/2), menurut pelacakan The Times, tidak diragukan lagi masih di bawah jumlah yang sebenarnya.
Karena akses yang terbatas terhadap pengujian pada hari-hari awal pandemi dan fakta bahwa banyak orang saat ini melakukan diagnosis mandiri dengan tes di rumah, catat laporan itu.
Laporan itu menambahkan "meskipun demikian, angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi dari setiap negara bagian (kecuali California, Texas, Florida, New York, Pennsylvania, dan Illinois) di AS."
Laporan itu menunjukkan California mengalami peningkatan penyebaran subvarian Omicron XBB.1.5, yang diduga sebagai jenis virus corona yang paling menular.
XBB.1.5 menyumbang sekitar 56,9 persen kasus baru di wilayah AS Barat. Meskipun menular, XBB.1.5 belum menimbulkan lonjakan besar dalam rawat inap, menurut laporan tersebut.
Pada Oktober tahun lalu, Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan bahwa Keadaan Darurat COVID-19 California akan berakhir pada 28 Februari 2023, setelah diterapkan selama hampir tiga tahun sejak 4 Maret 2020.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan pada bulan lalu bahwa akan mengakhiri status darurat COVID-19 pada 11 Mei.
California, yang pernah menjadi episentrum pandemi di AS, menjadi negara bagian pertama yang melampaui 5 juta infeksi COVID-19 pada Desember 2021 dan mencapai rekor suram 10 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 pada Agustus tahun lalu.
Baca juga: Penembakan massal saat Imlek di California Selatan tewaskan 10 orang
Baca juga: Tersangka pembunuhan berantai di California berhasil diamankan
Baca juga: Seorang bocah tewas dalam pelukan ibunya dari penembakan di California
Rekor itu terjadi pekan lalu di California, yang berpopulasi sekitar 40 juta jiwa, menurut data yang dikumpulkan oleh surat kabar terbesar di wilayah Pesisir Barat AS tersebut.
Jumlah kasus COVID-19 di seluruh California, yang nyaris menyentuh 12,02 juta kasus per Jumat (10/2), menurut pelacakan The Times, tidak diragukan lagi masih di bawah jumlah yang sebenarnya.
Karena akses yang terbatas terhadap pengujian pada hari-hari awal pandemi dan fakta bahwa banyak orang saat ini melakukan diagnosis mandiri dengan tes di rumah, catat laporan itu.
Laporan itu menambahkan "meskipun demikian, angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi dari setiap negara bagian (kecuali California, Texas, Florida, New York, Pennsylvania, dan Illinois) di AS."
Laporan itu menunjukkan California mengalami peningkatan penyebaran subvarian Omicron XBB.1.5, yang diduga sebagai jenis virus corona yang paling menular.
XBB.1.5 menyumbang sekitar 56,9 persen kasus baru di wilayah AS Barat. Meskipun menular, XBB.1.5 belum menimbulkan lonjakan besar dalam rawat inap, menurut laporan tersebut.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan pada bulan lalu bahwa akan mengakhiri status darurat COVID-19 pada 11 Mei.
California, yang pernah menjadi episentrum pandemi di AS, menjadi negara bagian pertama yang melampaui 5 juta infeksi COVID-19 pada Desember 2021 dan mencapai rekor suram 10 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 pada Agustus tahun lalu.
Baca juga: Penembakan massal saat Imlek di California Selatan tewaskan 10 orang
Baca juga: Tersangka pembunuhan berantai di California berhasil diamankan
Baca juga: Seorang bocah tewas dalam pelukan ibunya dari penembakan di California