Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan gerakan nasional Hari Kompos atau Compos Day untuk mengajak masyarakat membuat pupuk kompos secara mandiri demi mengurangi timbulan sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir atau TPA.
Kegiatan itu dipusatkan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu, dengan menghadirkan stan kompos serta demo kompos.
"Melalui momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, hari ini saya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan pengomposan yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia dengan tujuan mengubah mindsetkita dalam mengelola sampah khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar saat menyampaikan sambutan pada Hari Kompos di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu.
Baca juga: KLHK turunkan emisi melalui pengelolaan sampah dan limbah
Siti mengajak masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk meneguhkan tekad dalam menuntaskan permasalahan sampah di Indonesia secara sistematis dengan didasarkan pada peraturan perundangan serta kerja yang sistematis, kontinyu, dan konsisten.
Sasaran dari penuntasan sampah adalah meningkat kesejahteraan masyarakat dengan memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, bersih, dan sehat, serta memperoleh manfaat kesempatan nilai ekonomi.
"Kegiatan itu diharapkan dapat menjadi momentum yang baik untuk pengolahan sampah organik yang lebih masif dalam rangka menuntaskan masalah sampah di Indonesia dengan partisipasi aktif masyarakat sejak dari sumber," kata Siti.
Ia juga berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri.
Baca juga: KLHK ajak masyarakat kelola sampah secara mandiri
Menurut dia, jika seluruh masyarakat Indonesia mampu melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan setiap tahun secara mandiri di rumah, maka kira-kira ada 10,92 juta ton sampah organik tidak dibawa ke TPA dan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton setara karbondioksida.
"Saya berharap momentum ini dapat menjadi koridor bagi kita semua untuk membangun gerakan kerja bersama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah yang lebih baik," ucapnya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pemerintah pusat siap membantu masyarakat untuk memilah sampah dan melakukan pembuatan kompos dengan menyalurkan bantuan alat-alat, seperti biopori atau komposter kepada pemerintah daerah.
Ia menegaskan gerakan membuat kompos tidak boleh berhenti dan harus terus berlanjut di Indonesia, termasuk dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Baca juga: KLHK sebut pemilahan jadi kunci pengelolaan sampah
"Kalau kita bisa bergerak semua, maka kita bisa selesai dengan sampah organik," kata Vivien.
Kegiatan itu dipusatkan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu, dengan menghadirkan stan kompos serta demo kompos.
"Melalui momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, hari ini saya ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan pengomposan yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia dengan tujuan mengubah mindsetkita dalam mengelola sampah khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar saat menyampaikan sambutan pada Hari Kompos di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu.
Baca juga: KLHK turunkan emisi melalui pengelolaan sampah dan limbah
Siti mengajak masyarakat dan semua pemangku kepentingan untuk meneguhkan tekad dalam menuntaskan permasalahan sampah di Indonesia secara sistematis dengan didasarkan pada peraturan perundangan serta kerja yang sistematis, kontinyu, dan konsisten.
Sasaran dari penuntasan sampah adalah meningkat kesejahteraan masyarakat dengan memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, bersih, dan sehat, serta memperoleh manfaat kesempatan nilai ekonomi.
"Kegiatan itu diharapkan dapat menjadi momentum yang baik untuk pengolahan sampah organik yang lebih masif dalam rangka menuntaskan masalah sampah di Indonesia dengan partisipasi aktif masyarakat sejak dari sumber," kata Siti.
Ia juga berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri.
Baca juga: KLHK ajak masyarakat kelola sampah secara mandiri
Menurut dia, jika seluruh masyarakat Indonesia mampu melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan setiap tahun secara mandiri di rumah, maka kira-kira ada 10,92 juta ton sampah organik tidak dibawa ke TPA dan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton setara karbondioksida.
"Saya berharap momentum ini dapat menjadi koridor bagi kita semua untuk membangun gerakan kerja bersama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah yang lebih baik," ucapnya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pemerintah pusat siap membantu masyarakat untuk memilah sampah dan melakukan pembuatan kompos dengan menyalurkan bantuan alat-alat, seperti biopori atau komposter kepada pemerintah daerah.
Ia menegaskan gerakan membuat kompos tidak boleh berhenti dan harus terus berlanjut di Indonesia, termasuk dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Baca juga: KLHK sebut pemilahan jadi kunci pengelolaan sampah
"Kalau kita bisa bergerak semua, maka kita bisa selesai dengan sampah organik," kata Vivien.