Awas! Peretas gunakan aplikasi ChatGPT palsu untuk sebarkan malware

Kamis, 2 Maret 2023 12:29 WIB

Jakarta (ANTARA) - Peretas mengeksploitasi popularitas chatbot ChatGPT buatan OpenAI untuk mendistribusikan malware ke Windows dan Android atau mengarahkan korban yang tidak menaruh curiga ke halaman phishing.

ChatGPT mendapatkan daya tarik yang luar biasa sejak diluncurkan pada November 2022, menjadi aplikasi konsumen yang paling cepat berkembang dalam sejarah modern dengan lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 2023.

Peneliti keamanan Dominic Alvieri termasuk orang pertama yang menemukan penggunaan domain "chat-gpt-pc.online" untuk menginfeksi pengunjung dengan malware pencuri info bernama Redline, dengan kedok unduhan untuk desktop ChatGPT Windows, disiarkan laman Bleeping Computer, Rabu (22/2).

Situs web itu dipromosikan oleh halaman Facebook yang menggunakan logo ChatGPT resmi untuk mengelabui pengguna agar dialihkan ke situs berbahaya. Alvieri juga menemukan aplikasi ChatGPT palsu sedang dipromosikan di Google Play dan toko aplikasi Android pihak ketiga.

Baca juga: Snapchat garap chatbot AI yang ditenagai ChatGPT

Peneliti lain di Cyble menerbitkan laporan yang relevan, yaitu temuan tambahan terkait kampanye distribusi malware yang ditemukan oleh Alvieri, serta operasi berbahaya lainnya yang mengeksploitasi popularitas ChatGPT. Cyble menemukan "chatgpt-go.online"mendistribusikan malware yang mencuri konten clipboard dan malware Aurora Stealer.

Selain itu, "chat-gpt-pc[.]online" menghadirkan malware Lumma Stealer saat diuji Cyble. Domain lain, "openai-pc-pro[.]online," memiliki malware yang tidak dikenal.

Selain hal di atas, Cyble menemukan halaman pencurian kartu kredit di "pay.chatgptftw.com" yang mengarahkan korban ke portal pembayaran untuk membeli ChatGPT Plus.

Cyble mengatakan menemukan lebih dari 50 aplikasi berbahaya yang menggunakan ikon ChatGPT dan nama yang mirip, semuanya palsu dan berusaha melakukan aktivitas berbahaya di perangkat pengguna.

ChatGPT secara eksklusif merupakan alat berbasis online yang hanya tersedia di "chat.openai.com" dan saat ini tidak menawarkan aplikasi seluler atau desktop apa pun untuk sistem operasi apa pun.

Popularitas yang masif dan pertumbuhan yang pesat ini memaksa OpenAI untuk membatasi penggunaan layanan dan meluncurkan ChatGPT versi berbayar bernama ChatGPT Plus dengan biaya langganan 20 dollar AS per bulan. Versi premium itu ditujukan kepada individu yang ingin menggunakan chatbot tanpa batasan ketersediaan.

Baca juga: Berikut lima ancaman siber bagi UMKM di tahun 2023

Baca juga: Microsoft: Ukraina dan Polandia jadi target serangan ransomware

Baca juga: Ribuan berkas berbahaya tersebar di internet sepanjang 2021

Pewarta : Fathur Rochman
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Berikut lima ancaman siber bagi UMKM di tahun 2023

16 December 2022 14:18 Wib, 2022

Microsoft: Ukraina dan Polandia jadi target serangan ransomware

16 October 2022 8:49 Wib, 2022

Ribuan berkas berbahaya tersebar di internet sepanjang 2021

03 January 2022 17:06 Wib, 2022

Akun game online jadi incaran Malware BloodyStealer

03 October 2021 16:53 Wib, 2021

Malware baru sudah menembus hampir semua model iPhone

14 September 2021 9:07 Wib, 2021
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib