Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan DR dr Fathiyah Isbaniah, Sp. P(K), MPd, Ked, mengatakan gejala COVID-19 pada populasi umum saat ini tak seberat sebelumnya khususnya bagi yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap salah satunya batuk tanpa sesak.
"Kalau sudah diimunisasi, pernah kena COVID-19 maka gejala akan lebih ringan, yakni batuk tapi enggak sesak, badan pegal tetapi masih bisa beraktivitas, enggak ada sakit kepala," kata dia dalam webinar kesehatan, Selasa.
Namun, apabila COVID-19 mengenai orang dengan faktor risiko tinggi untuk menjadi berat misalnya pasien komorbid seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung, ditambah belum divaksin lengkap, maka dia bisa mengalami gejala berat seperti sesak napas.
"Memang berbeda dengan varian Delta tetapi tetap saja kalau mengenai orang dengan faktor risiko tinggi untuk menjadi berat atau belum divaksinasi gejalanya berat juga, jadi bisa batuk, sesak napas, sakit kepala," tutur Fathiyah.
Baca juga: Gejala long COVID dialami satu dari delapan orang
Lebih lanjut mengenai pasien komorbid yang terkena COVID-19, berbeda dari sebelumnya, saat ini mereka dirawat di rumah sakit bukan karena COVID-19 melainkan komorbidnya.
"Jadi, berbeda dengan sebelumnya di mana pasien COVID-19 dirawat karena COVID-19 nya, yang diperberat dengan komorbidnya. Bukan COVID-19 yang membuat dia dirawat di rumah sakit, jadi komorbidnya.
Menurut Fathiyah, pasien COVID-19 dengan komorbid misalnya orang dengan diabetes yang gulanya belum terkontrol sehingga harus masuk rumah sakit, dirawat di ruang COVID-19 dan ditatalaksana untuk komorbid dan COVID-19.
Fathiyah mengingatkan agar masyarakat masih harus waspada kendati kasus COVID-19 turun beberapa waktu terakhir dan sudah banyak relaksasi diberlakukan, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi. Masyarakat tetap disarankan menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker di ruangan tertutup dan lokasi keramaian demi mencegah terkena COVID-19
"Saya lihat sebagian besar negara tidak pakai masker lagi. Untuk Indonesia masih banyak yang menggunakan, kita harus tetap waspada," tutur dia.
Dia mengatakan, RSUP Persahabatan masih menerima kasus kasus COVID-19 hingga hari ini dan di antara pasien yang dirawat lebih banyak orang dengan komorbid dan belum divaksinasi.
Baca juga: Kenali tanda bahaya COVID-19 pada anak
Baca juga: Ini gejala Omicron tak terduga yang mudah diabaikan
Baca juga: Mayoritas pasien omicron merasakan nyeri & gatal tenggorokan
"Kalau sudah diimunisasi, pernah kena COVID-19 maka gejala akan lebih ringan, yakni batuk tapi enggak sesak, badan pegal tetapi masih bisa beraktivitas, enggak ada sakit kepala," kata dia dalam webinar kesehatan, Selasa.
Namun, apabila COVID-19 mengenai orang dengan faktor risiko tinggi untuk menjadi berat misalnya pasien komorbid seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung, ditambah belum divaksin lengkap, maka dia bisa mengalami gejala berat seperti sesak napas.
"Memang berbeda dengan varian Delta tetapi tetap saja kalau mengenai orang dengan faktor risiko tinggi untuk menjadi berat atau belum divaksinasi gejalanya berat juga, jadi bisa batuk, sesak napas, sakit kepala," tutur Fathiyah.
Baca juga: Gejala long COVID dialami satu dari delapan orang
Lebih lanjut mengenai pasien komorbid yang terkena COVID-19, berbeda dari sebelumnya, saat ini mereka dirawat di rumah sakit bukan karena COVID-19 melainkan komorbidnya.
"Jadi, berbeda dengan sebelumnya di mana pasien COVID-19 dirawat karena COVID-19 nya, yang diperberat dengan komorbidnya. Bukan COVID-19 yang membuat dia dirawat di rumah sakit, jadi komorbidnya.
Menurut Fathiyah, pasien COVID-19 dengan komorbid misalnya orang dengan diabetes yang gulanya belum terkontrol sehingga harus masuk rumah sakit, dirawat di ruang COVID-19 dan ditatalaksana untuk komorbid dan COVID-19.
Fathiyah mengingatkan agar masyarakat masih harus waspada kendati kasus COVID-19 turun beberapa waktu terakhir dan sudah banyak relaksasi diberlakukan, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi. Masyarakat tetap disarankan menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker di ruangan tertutup dan lokasi keramaian demi mencegah terkena COVID-19
"Saya lihat sebagian besar negara tidak pakai masker lagi. Untuk Indonesia masih banyak yang menggunakan, kita harus tetap waspada," tutur dia.
Dia mengatakan, RSUP Persahabatan masih menerima kasus kasus COVID-19 hingga hari ini dan di antara pasien yang dirawat lebih banyak orang dengan komorbid dan belum divaksinasi.
Baca juga: Kenali tanda bahaya COVID-19 pada anak
Baca juga: Ini gejala Omicron tak terduga yang mudah diabaikan
Baca juga: Mayoritas pasien omicron merasakan nyeri & gatal tenggorokan