Palangka Raya (ANTARA) - Tim Konsorsium Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dan Universitas Palangkaraya (UPR), menghadirkan olahan ikan berupa bubuk tinggi kalori (Butika) pada ajang Matching Fund, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
"Pada program ini, ikan kami jadikan bubuk tinggi kalori sebagai bahan tambahan pangan pada anak. Untuk menghilangkan aroma amis, bubuk ikan ini kami padukan dengan bahan lain," kata Ketua Tim Konsorsium, Dr dr Faradila UMPR di Palangka Raya, Rabu.
Nantinya, produk Butika ditaburkan pada makanan yang anak makan. Artinya menjadi pelengkap dan bukan pengganti makanan utama anak.
Bahan baku pada program Butika ini adalah ikan seluang dan ikan lais yang menjadi salah satu jenis ikan yang mudah di dapat di wilayah Kalimantan Tengah.
Memanfaatkan potensi lokal, tim konsorsium UMPR dan UPR ini ingin menghadirkan produk yang bermanfaat untuk membantu memaksimalkan pertumbuhan anak serta membantu mengintervensi stunting.
"Saat ini, pada ajang Matching Fund produk Butika kami tinggal menunggu hasil verifikasi kelayakan. Pada program hibah Kemdikbudristek ini, kami didampingi BKKBN Kalteng," kata Faradila yang merupakan dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMPR.
Dalam rangka memenuhi standar bahan baku dan keamanan produk Butika, tim konsorsium juga melibatkan pihak lain seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan serta salah satu organisasi lingkungan Borneo Nature Foundation (BNF).
Baca juga: BKKBN Kalteng dan UMPR berkolaborasi menangani stunting
BPOM nanti akan mengawasi dan memastikan produk Butika memenuhi standar keamanan pangan. Sementara Borneo Nature Foundation (BNF) akan memberdayakan masyarakat membudidayakan ikan sebagai sumber bahan baku.
"Bahkan untuk ikan pun akan kita berikan standar baik mulai dari pakan, kondisi air, kesehatan ikan dan sebagainya," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng Jeanni Winokan, mengaku gembira ada perwakilan dari Kalteng yang mengikuti ajang Matching Fund tersebut.
Dia pun berharap produk yang dihasilkan Tim Konsorsium dapat diperbanyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya intervensi stunting di daerah setempat.
Baca juga: Bimbing siswa baca tulis Alquran, UMPR laksanakan GMR mengaji
Baca juga: Mahasiswa FTI UMPR kunjungi proyek sebagai implementasi Kampus Merdeka
Baca juga: UMPR galakkan pelestarian budaya daerah melalui UKM seni
"Pada program ini, ikan kami jadikan bubuk tinggi kalori sebagai bahan tambahan pangan pada anak. Untuk menghilangkan aroma amis, bubuk ikan ini kami padukan dengan bahan lain," kata Ketua Tim Konsorsium, Dr dr Faradila UMPR di Palangka Raya, Rabu.
Nantinya, produk Butika ditaburkan pada makanan yang anak makan. Artinya menjadi pelengkap dan bukan pengganti makanan utama anak.
Bahan baku pada program Butika ini adalah ikan seluang dan ikan lais yang menjadi salah satu jenis ikan yang mudah di dapat di wilayah Kalimantan Tengah.
Memanfaatkan potensi lokal, tim konsorsium UMPR dan UPR ini ingin menghadirkan produk yang bermanfaat untuk membantu memaksimalkan pertumbuhan anak serta membantu mengintervensi stunting.
"Saat ini, pada ajang Matching Fund produk Butika kami tinggal menunggu hasil verifikasi kelayakan. Pada program hibah Kemdikbudristek ini, kami didampingi BKKBN Kalteng," kata Faradila yang merupakan dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMPR.
Dalam rangka memenuhi standar bahan baku dan keamanan produk Butika, tim konsorsium juga melibatkan pihak lain seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan serta salah satu organisasi lingkungan Borneo Nature Foundation (BNF).
Baca juga: BKKBN Kalteng dan UMPR berkolaborasi menangani stunting
BPOM nanti akan mengawasi dan memastikan produk Butika memenuhi standar keamanan pangan. Sementara Borneo Nature Foundation (BNF) akan memberdayakan masyarakat membudidayakan ikan sebagai sumber bahan baku.
"Bahkan untuk ikan pun akan kita berikan standar baik mulai dari pakan, kondisi air, kesehatan ikan dan sebagainya," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng Jeanni Winokan, mengaku gembira ada perwakilan dari Kalteng yang mengikuti ajang Matching Fund tersebut.
Dia pun berharap produk yang dihasilkan Tim Konsorsium dapat diperbanyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya intervensi stunting di daerah setempat.
Baca juga: Bimbing siswa baca tulis Alquran, UMPR laksanakan GMR mengaji
Baca juga: Mahasiswa FTI UMPR kunjungi proyek sebagai implementasi Kampus Merdeka
Baca juga: UMPR galakkan pelestarian budaya daerah melalui UKM seni