Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyebut Presiden RI Joko Widodo meminta koalisi partai politik pendukung Pemerintah untuk menjaga kerukunan dan tetap kompak.
Menurut Prabowo hal itu disampaikan ketika Jokowi mengundang para ketua umum parpol pendukung Pemerintah bertemu di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa malam.
"Titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak, bisa kerja sama demi negara. Intinya itu demi bangsa dan negara, saya kira itu ya," kata Prabowo kepada awak media selepas pertemuan.
Prabowo mengaku bahwa Presiden Jokowi nyaris tidak membahas situasi politik yang kian menghangat menjelang Pemilu 2024.
Menurut Prabowo, Jokowi justru lebih banyak menyampaikan tentang perkembangan terakhir di bidang ekonomi termasuk berbagai proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
"Bahwa Indonesia benar-benar punya potensi untuk menjadi negara maju," ujarnya.
Prabowo menyampaikan bahwa secara Gross Domestic Product (GDP) Indonesia saat ini diperkirakan berada di urutan ke-16 terbesar di dunia.
"Dan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia, kalau kita pandai memanfaatkan keadaan. Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita," katanya.
Selain Prabowo, diketahui turut hadir Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PPP Mardiono, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Pertemuan antara Jokowi dan jajaran ketum parpol pendukung dilakukan secara tertutup sejak pukul 19.00 WIB.
Pertemuan tersebut dilakukan di tengah situasi politik yang kian menghangat jelang Pemilu 2024 setelah PDI Perjuangan mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. PPP kemudian menyusul memutuskan mengusung Ganjar.
Ganjar Pranowo merupakan salah satu figur politik yang memiliki elektabilitas tinggi dari berbagai survei. Selain Ganjar, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai Demokat, PKS dan Partai Nasdem.
Figur lainnya yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto, yang partainya menjalin koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB.
Sementara, Golkar, PAN dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.
Menurut Prabowo hal itu disampaikan ketika Jokowi mengundang para ketua umum parpol pendukung Pemerintah bertemu di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa malam.
"Titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak, bisa kerja sama demi negara. Intinya itu demi bangsa dan negara, saya kira itu ya," kata Prabowo kepada awak media selepas pertemuan.
Prabowo mengaku bahwa Presiden Jokowi nyaris tidak membahas situasi politik yang kian menghangat menjelang Pemilu 2024.
Menurut Prabowo, Jokowi justru lebih banyak menyampaikan tentang perkembangan terakhir di bidang ekonomi termasuk berbagai proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
"Bahwa Indonesia benar-benar punya potensi untuk menjadi negara maju," ujarnya.
Prabowo menyampaikan bahwa secara Gross Domestic Product (GDP) Indonesia saat ini diperkirakan berada di urutan ke-16 terbesar di dunia.
"Dan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia, kalau kita pandai memanfaatkan keadaan. Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita," katanya.
Selain Prabowo, diketahui turut hadir Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PPP Mardiono, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Pertemuan antara Jokowi dan jajaran ketum parpol pendukung dilakukan secara tertutup sejak pukul 19.00 WIB.
Pertemuan tersebut dilakukan di tengah situasi politik yang kian menghangat jelang Pemilu 2024 setelah PDI Perjuangan mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. PPP kemudian menyusul memutuskan mengusung Ganjar.
Ganjar Pranowo merupakan salah satu figur politik yang memiliki elektabilitas tinggi dari berbagai survei. Selain Ganjar, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai Demokat, PKS dan Partai Nasdem.
Figur lainnya yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto, yang partainya menjalin koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB.
Sementara, Golkar, PAN dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.