Jakarta (ANTARA) - Nintendo Co. mengumumkan pada Selasa (9/5) bahwa laba mereka untuk tahun yang berakhir pada Maret turun 9,4 persen dari tahun sebelumnya menjadi 3,2 miliar dolar Amerika Serikat, sekitar Rp47, triliun.
Ini merupakan tahun kedua berturut-turut Nintendo mengalami penurunan, tertekan oleh melemahnya penjualan konsol gim Switch. Laba operasi turun 14,9 persen menjadi 504,38 miliar yen (sekitar Rp55 triliun) dengan penjualan 1,60 triliun yen, turun 5,5 persen, seperti disiarkan Kyodo, Rabu.
Perusahaan game raksasa Jepang itu menjual 17,97 juta unit konsol Switch pada tahun fiskal lalu, turun 22,1 persen dari 23,06 juta unit pada tahun sebelumnya.
Pembatasan produksi akibat kekurangan chip dan permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan selama musim belanja akhir tahun menyebabkan penurunan penjualan, kata Nintendo.
Baca juga: Nintendo Switch edisi khusus "Pokemon Scarlet & Violet" diumumkan
Penjualan perangkat lunak Switch mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar 9 persen menjadi 213,96 juta unit berkat permintaan yang kuat untuk judul populer, termasuk "Splatoon 3" dan seri "Pokemon".
Hasil yang kurang memuaskan itu datang setelah Nintendo mencatat rekor laba bersih sebesar 480,38 miliar yen (Rp52,4 triliun) untuk tahun fiskal 2020 karena pembatasan aktivitas selama pandemi virus corona mendorong penjualan game di seluruh dunia.
Nintendo sedang melakukan penelitian dan pengembangan untuk konsol pengganti Switch, kata Presiden Shuntaro Furukawa pada konferensi pers tanpa memberikan rincian.
Saat permintaan untuk game kembali normal seiring dengan relaksasi pembatasan COVID-19, perusahaan Jepang itu berupaya untuk meningkatkan penjualan dalam bisnis lain, seperti film, dan meningkatkan toko resmi yang menjual game dan barang karakter.
Baca juga: "Super Mario Bros" berhasil raup 1 miliar dolar AS di pekan keempat
"The Super Mario Bros. Movie", sebuah film yang didasarkan pada karakter game populer yang tayang perdana musim semi ini, telah menjadi blockbuster. Furukawa berharap kesuksesan film tersebut akan berdampak positif pada bisnis utama perusahaan.
"Saya berharap orang-orang yang menonton film tertarik dengan game juga," kata dia.
Untuk tahun fiskal saat ini yang berakhir Maret tahun depan, perusahaan memperkirakan laba bersihnya turun 21,4 persen menjadi 340 miliar yen (Rp37,1 triliun) dan penjualan turun 9,5 persen menjadi 1,45 triliun yen (Rp158,2 triliun) karena mengantisipasi penurunan lebih lanjut dalam penjualan Switch.
Perusahaan mengatakan penjualan konsol tersebut akan turun 16,5 persen menjadi 15 juta unit pada tahun fiskal 2023, dengan penjualan perangkat lunaknya juga diperkirakan akan merosot 15,9 persen menjadi 180 juta unit.
Ini merupakan tahun kedua berturut-turut Nintendo mengalami penurunan, tertekan oleh melemahnya penjualan konsol gim Switch. Laba operasi turun 14,9 persen menjadi 504,38 miliar yen (sekitar Rp55 triliun) dengan penjualan 1,60 triliun yen, turun 5,5 persen, seperti disiarkan Kyodo, Rabu.
Perusahaan game raksasa Jepang itu menjual 17,97 juta unit konsol Switch pada tahun fiskal lalu, turun 22,1 persen dari 23,06 juta unit pada tahun sebelumnya.
Pembatasan produksi akibat kekurangan chip dan permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan selama musim belanja akhir tahun menyebabkan penurunan penjualan, kata Nintendo.
Baca juga: Nintendo Switch edisi khusus "Pokemon Scarlet & Violet" diumumkan
Penjualan perangkat lunak Switch mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar 9 persen menjadi 213,96 juta unit berkat permintaan yang kuat untuk judul populer, termasuk "Splatoon 3" dan seri "Pokemon".
Hasil yang kurang memuaskan itu datang setelah Nintendo mencatat rekor laba bersih sebesar 480,38 miliar yen (Rp52,4 triliun) untuk tahun fiskal 2020 karena pembatasan aktivitas selama pandemi virus corona mendorong penjualan game di seluruh dunia.
Nintendo sedang melakukan penelitian dan pengembangan untuk konsol pengganti Switch, kata Presiden Shuntaro Furukawa pada konferensi pers tanpa memberikan rincian.
Saat permintaan untuk game kembali normal seiring dengan relaksasi pembatasan COVID-19, perusahaan Jepang itu berupaya untuk meningkatkan penjualan dalam bisnis lain, seperti film, dan meningkatkan toko resmi yang menjual game dan barang karakter.
Baca juga: "Super Mario Bros" berhasil raup 1 miliar dolar AS di pekan keempat
"The Super Mario Bros. Movie", sebuah film yang didasarkan pada karakter game populer yang tayang perdana musim semi ini, telah menjadi blockbuster. Furukawa berharap kesuksesan film tersebut akan berdampak positif pada bisnis utama perusahaan.
"Saya berharap orang-orang yang menonton film tertarik dengan game juga," kata dia.
Untuk tahun fiskal saat ini yang berakhir Maret tahun depan, perusahaan memperkirakan laba bersihnya turun 21,4 persen menjadi 340 miliar yen (Rp37,1 triliun) dan penjualan turun 9,5 persen menjadi 1,45 triliun yen (Rp158,2 triliun) karena mengantisipasi penurunan lebih lanjut dalam penjualan Switch.
Perusahaan mengatakan penjualan konsol tersebut akan turun 16,5 persen menjadi 15 juta unit pada tahun fiskal 2023, dengan penjualan perangkat lunaknya juga diperkirakan akan merosot 15,9 persen menjadi 180 juta unit.