Muara Teweh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggelar kegiatan rapat koordinasi (rakor) bidang kesehatan tingkat kabupaten setempat.
"Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan memegang peranan penting dalam keberhasilan pembangunan kesehatan, salah satu upaya yang sedang dan akan terus dilakukan adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Hajrannor di Muara Teweh, Selasa.
Menurutnya germas adalah berbagai upaya intervensi yang komprehensif dan holistik yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sebagai kesatuan continuum of care. Melalui pembudayaan Germas continuum of care ini dilakukan secara terpadu dengan pemberdayaan masyarakat maupun peningkatan aksi multisektor.
Selain itu, katanya, salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM melalui upaya perbaikan gizi adalah menurunkan prevensi stunting. Sebagaimana yang diketahui bahwa stunting kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga berusia 23 bulan.
"Strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diamanatkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting terdiri dari lima pilar yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, gizi dan ketahanan pangan dan pemantauan evaluasi," katanya.
Lebih lanjut Hajrannor, faktor risiko kesehatan lingkungan, baik fisik kimia, biologi maupun sosial berpengaruh besar terhadap status kesehatan. Program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan upaya untuk mendukung pencapaian universal akses sanitasi layak bagi masyarakat Indonesia.
“STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat melalui metode pemicuan,” kata dia.
Ada lima pilar yang menjadi sasaran perubahan perilaku yaitu tidak buang air besar di sembarang, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengamankan sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Barito Utara mengatakan Sri Milawati mengatakan tujuan dari kegiatan raker bidang kesehatan ini dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan masyarakat di daerah ini.
Tujuan khusus kata dia, puskesmas mengetahui arah kebijakan program kesehatan masyarakat, puskesmas mengetahui indikator program kesehatan masyarakat, melakukan evaluasi hasil capaian program kesehatan masyarakat termasuk inventarisasi peluang dan hambatan dalam pelaksanaan program kesehatan masyarakat serta meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan baik program gizi dan KIA, kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan.
“Kegiatan ini diikuti Kepala Puskesmas se-Barito Utara 17 orang, pemegang program gizi puskesmas 17 orang, pemegang program KIA Puskesmas 17 orang, pemegang program promosi kesehatan 17 orang, pemegang program kesehatan lingkungan 17 orang, program kesehatan lansia 17 orang dan peserta lintas program pada Dinas Kesehatan sebanyak 25 orang dengan jumlah peserta 127 orang,” kata Sri Milawati.
"Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan memegang peranan penting dalam keberhasilan pembangunan kesehatan, salah satu upaya yang sedang dan akan terus dilakukan adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Hajrannor di Muara Teweh, Selasa.
Menurutnya germas adalah berbagai upaya intervensi yang komprehensif dan holistik yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sebagai kesatuan continuum of care. Melalui pembudayaan Germas continuum of care ini dilakukan secara terpadu dengan pemberdayaan masyarakat maupun peningkatan aksi multisektor.
Selain itu, katanya, salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM melalui upaya perbaikan gizi adalah menurunkan prevensi stunting. Sebagaimana yang diketahui bahwa stunting kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga berusia 23 bulan.
"Strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diamanatkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting terdiri dari lima pilar yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, gizi dan ketahanan pangan dan pemantauan evaluasi," katanya.
Lebih lanjut Hajrannor, faktor risiko kesehatan lingkungan, baik fisik kimia, biologi maupun sosial berpengaruh besar terhadap status kesehatan. Program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan upaya untuk mendukung pencapaian universal akses sanitasi layak bagi masyarakat Indonesia.
“STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat melalui metode pemicuan,” kata dia.
Ada lima pilar yang menjadi sasaran perubahan perilaku yaitu tidak buang air besar di sembarang, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengamankan sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Barito Utara mengatakan Sri Milawati mengatakan tujuan dari kegiatan raker bidang kesehatan ini dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan masyarakat di daerah ini.
Tujuan khusus kata dia, puskesmas mengetahui arah kebijakan program kesehatan masyarakat, puskesmas mengetahui indikator program kesehatan masyarakat, melakukan evaluasi hasil capaian program kesehatan masyarakat termasuk inventarisasi peluang dan hambatan dalam pelaksanaan program kesehatan masyarakat serta meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan baik program gizi dan KIA, kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan.
“Kegiatan ini diikuti Kepala Puskesmas se-Barito Utara 17 orang, pemegang program gizi puskesmas 17 orang, pemegang program KIA Puskesmas 17 orang, pemegang program promosi kesehatan 17 orang, pemegang program kesehatan lingkungan 17 orang, program kesehatan lansia 17 orang dan peserta lintas program pada Dinas Kesehatan sebanyak 25 orang dengan jumlah peserta 127 orang,” kata Sri Milawati.