Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah setempat, agar tetap dan selalu mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi.
"Waspadai terjadinya pohon tumbang akibat hujan turun disertai angin kencang, karena hal tersebut ketika cuaca ekstrem sangat membahayakan masyarakat," katanya di Palangka Raya.
Di tahun 2023 ini hujan mulai mengguyur wajah Kota Palangka Raya dengan intensitas sedang hingga tinggi. Bahkan hujan yang turun juga disertai angin yang cukup kencang, dapat mengakibatkan pohon tumbang dan juga merusak bangunan rumah warga.
Memang sampai saat ini belum ada terjadi terkait hal tersebut, hanya saja potensi tersebut dapat terjadi melihat kondisi cuaca yang mulai ekstrem dalam dua hari ini.
"Ya semoga saja apa yang kita khawatirkan itu tidak terjadi. Saya harapkan masyarakat dengan kondisi seperti ini wajib mewaspadai potensi-potensi yang terjadi akibat cuaca ekstrem itu," ucapnya.
Selain pohon tumbang akibat cuaca ekstrem, sambung Srikandi DPRD Kota Palangka Raya itu, masyarakat juga disarankan mengantisipasi munculnya banjir akibat genangan air hujan yang membasahi wilayah perkotaan.
Apalagi penyebab banjir di permukiman warga, kebanyakan diakibatkan fungsi drainase mengalami penurunan sehingga air di dalamnya tidak dapat ditampung dengan baik dan meluber ke jalan raya dan pemukiman warga.
"Maka dari itu saya meminta masyarakat juga harus memelihara fungsi drainase, sehingga persoalan banjir dadakan akibat air hujan yang turun tidak terus menerus terjadi di pemukiman warga," ungkapnya.
Ditambahkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Palangka Raya itu, jika saluran drainase di pemukiman warga sudah dilakukan peningkatan oleh pemerintah Kota setempat, maka disarankan masyarakat benar-benar dapat memeliharanya.
Jangan sampai saluran drainase yang sudah ditingkatkan kualitasnya, malah tidak dipelihara dan kembali mengalami penurunan fungsi.
"Untuk pemeliharaan tetap aktif, alangkah baiknya warga menjadwalkan kegiatan gotong royong atau bersih-bersih komplek sebulan dua kali sehingga saluran drainase di pemukiman warga terjaga dengan baik," demikian Nenie Adriati Lambung.
"Waspadai terjadinya pohon tumbang akibat hujan turun disertai angin kencang, karena hal tersebut ketika cuaca ekstrem sangat membahayakan masyarakat," katanya di Palangka Raya.
Di tahun 2023 ini hujan mulai mengguyur wajah Kota Palangka Raya dengan intensitas sedang hingga tinggi. Bahkan hujan yang turun juga disertai angin yang cukup kencang, dapat mengakibatkan pohon tumbang dan juga merusak bangunan rumah warga.
Memang sampai saat ini belum ada terjadi terkait hal tersebut, hanya saja potensi tersebut dapat terjadi melihat kondisi cuaca yang mulai ekstrem dalam dua hari ini.
"Ya semoga saja apa yang kita khawatirkan itu tidak terjadi. Saya harapkan masyarakat dengan kondisi seperti ini wajib mewaspadai potensi-potensi yang terjadi akibat cuaca ekstrem itu," ucapnya.
Selain pohon tumbang akibat cuaca ekstrem, sambung Srikandi DPRD Kota Palangka Raya itu, masyarakat juga disarankan mengantisipasi munculnya banjir akibat genangan air hujan yang membasahi wilayah perkotaan.
Apalagi penyebab banjir di permukiman warga, kebanyakan diakibatkan fungsi drainase mengalami penurunan sehingga air di dalamnya tidak dapat ditampung dengan baik dan meluber ke jalan raya dan pemukiman warga.
"Maka dari itu saya meminta masyarakat juga harus memelihara fungsi drainase, sehingga persoalan banjir dadakan akibat air hujan yang turun tidak terus menerus terjadi di pemukiman warga," ungkapnya.
Ditambahkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Palangka Raya itu, jika saluran drainase di pemukiman warga sudah dilakukan peningkatan oleh pemerintah Kota setempat, maka disarankan masyarakat benar-benar dapat memeliharanya.
Jangan sampai saluran drainase yang sudah ditingkatkan kualitasnya, malah tidak dipelihara dan kembali mengalami penurunan fungsi.
"Untuk pemeliharaan tetap aktif, alangkah baiknya warga menjadwalkan kegiatan gotong royong atau bersih-bersih komplek sebulan dua kali sehingga saluran drainase di pemukiman warga terjaga dengan baik," demikian Nenie Adriati Lambung.