Jakarta (ANTARA) - Tidur kurang dari enam jam setiap hari dapat mengurangi efek perlindungan yang dihasilkan aktivitas fisik secara teratur guna melawan penurunan kognitif, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity.
Dalam studi itu, para peneliti dari University College London (UCL) di Inggris seperti disiarkan The Indian Express, Jumat (7/7) mengamati fungsi kognitif selama 10 tahun pada 8.958 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris. Mereka menganalisis bagaimana kombinasi kebiasaan tidur dan aktivitas fisik yang berbeda dapat memengaruhi fungsi kognitif orang dari waktu ke waktu.
Tim peneliti menemukan bahwa orang-orang yang lebih aktif secara fisik tetapi memiliki waktu tidur yang singkat yakni rata-rata kurang dari enam jam mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan. Temuan itu berarti setelah 10 tahun fungsi kognitif mereka setara dengan rekan-rekan yang melakukan lebih sedikit aktivitas fisik.
"Studi kami menunjukkan bahwa tidur yang cukup mungkin diperlukan bagi kita untuk mendapatkan manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik," kata penulis utama studi Mikaela Bloomberg dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care.
Baca juga: Dokter: Tidur durasi cukup dan berkualitas penting jaga kesehatan
Menurut studi itu, mereka yang lebih cepat mengalami penurunan kognitif karena tidur kurang dari enam jam berusia 50 tahun-an dan 60 tahun-an.
Tetapi, pada partisipan studi yang lebih tua (berusia 70 tahun ke atas) manfaat kognitif dari olahraga tampaknya tetap terjaga, meskipun tidurnya singkat. Mengenai temuan itu, rekan penulis studi Profesor Andrew Steptoe dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care mengatakan penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif di usia paruh baya dan lanjut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan aktivitas fisik dapat menjadi cara untuk mempertahankan fungsi kognitif, tetapi, intervensi juga harus mempertimbangkan kebiasaan tidur untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang bagi kesehatan kognitif.
Para peneliti mencatat beberapa keterbatasan dalam penelitian itu karena mereka mengandalkan peserta yang melaporkan sendiri durasi tidur dan aktivitas fisik mereka yakni kurang dari enam jam, enam hingga delapan jam dan lebih dari delapan jam.
Dalam studi itu, para peneliti dari University College London (UCL) di Inggris seperti disiarkan The Indian Express, Jumat (7/7) mengamati fungsi kognitif selama 10 tahun pada 8.958 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris. Mereka menganalisis bagaimana kombinasi kebiasaan tidur dan aktivitas fisik yang berbeda dapat memengaruhi fungsi kognitif orang dari waktu ke waktu.
Tim peneliti menemukan bahwa orang-orang yang lebih aktif secara fisik tetapi memiliki waktu tidur yang singkat yakni rata-rata kurang dari enam jam mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan. Temuan itu berarti setelah 10 tahun fungsi kognitif mereka setara dengan rekan-rekan yang melakukan lebih sedikit aktivitas fisik.
"Studi kami menunjukkan bahwa tidur yang cukup mungkin diperlukan bagi kita untuk mendapatkan manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik," kata penulis utama studi Mikaela Bloomberg dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care.
Baca juga: Dokter: Tidur durasi cukup dan berkualitas penting jaga kesehatan
Menurut studi itu, mereka yang lebih cepat mengalami penurunan kognitif karena tidur kurang dari enam jam berusia 50 tahun-an dan 60 tahun-an.
Tetapi, pada partisipan studi yang lebih tua (berusia 70 tahun ke atas) manfaat kognitif dari olahraga tampaknya tetap terjaga, meskipun tidurnya singkat. Mengenai temuan itu, rekan penulis studi Profesor Andrew Steptoe dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care mengatakan penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif di usia paruh baya dan lanjut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan aktivitas fisik dapat menjadi cara untuk mempertahankan fungsi kognitif, tetapi, intervensi juga harus mempertimbangkan kebiasaan tidur untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang bagi kesehatan kognitif.
Para peneliti mencatat beberapa keterbatasan dalam penelitian itu karena mereka mengandalkan peserta yang melaporkan sendiri durasi tidur dan aktivitas fisik mereka yakni kurang dari enam jam, enam hingga delapan jam dan lebih dari delapan jam.