Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengharapkan pemerintah daerah (pemda) menghadirkan lapangan pekerjaan yang berkualitas dengan terlibat dalam hilirisasi produk berbasis keunggulan daerah.
"Ke depan, kita harus fokus ke hilirisasi yang melibatkan para UMKM dengan fokus setiap daerah apa keunggulan domestiknya. Dengan cara seperti ini kita bisa meningkatkan kualitas lapangan kerja," katanya saat memberikan sambutan pada acara "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Bangga Berwisata di Kalimantan Tengah" yang disaksikan secara daring di Jakarta, Jumat.
Menteri Teten menuturkan bahwa Indonesia memang kaya dengan produk wastra, kriya, dan kuliner.
Namun, saat bersamaan, Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas lapangan kerjanya, karena hingga saat ini sebanyak 97 persen lapangan pekerjaan disediakan usaha mikro di sektor informal dengan kualitas yang tak merata.
Oleh karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM secara khusus diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan hilirisasi yang digarap oleh koperasi dengan melibatkan pelaku UMKM.
Baca juga: Menteri Teten Masduki ingatkan jajaran korupsi itu dosa besar dan dilaknat Tuhan
Salah satu contoh hilirisasi berbasis sumber daya alam yang dicontohkan Menteri Teten adalah dari nikel.
Ia ingin koperasi bisa mengolah nikel menjadi produk garpu, sendok, dan lainnya.
Sedangkan, untuk hilirisasi berbasis komoditas unggulan daerah seperti di Kalimantan, bisa melalui rotan.
Tercatat, Kalimantan bisa menghasilkan 10 ribu ton rotan per bulan, tapi baru diserap serap 1.000 ton oleh industri furnitur di Pulau Jawa.
"Ini kita harus cari tahu, bagaimana memanfaatkan rotan di Kalimantan ini, sehingga perlu kita hadirkan apakah investor di sini termasuk juga inovasi-inovasi produknya," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, Kalimantan Tengah juga bisa memanfaatkan ikan gabus dan ikan patin yang memang dibudidayakan oleh masyarakat setempat untuk diambil ekstraknya dan digunakan untuk kebutuhan albumin pada industri farmasi.
Melalui hilirisasi produk baik dalam bentuk produk jadi maupun setengah jadi, Teten meyakini cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju di 2045 dengan pendapatan per kapita menjadi 12.000 dolar AS dari sebelumnya 4.500 dolar AS, dapat tercapai.
Hilirisasi juga diyakininya dapat menghasilkan industri yang bersifat labour intensive atau industri dengan kebutuhan tenaga kerja yang lebih tinggi, sehingga 97 persen lapangan kerja di sektor mikro dan informal yang tidak berkualitas tersebut dapat tergantikan.
"Solusinya adalah hilirisasi produk-produk unggulan daerah yang berbasis perkebunan, pertanian, laut dengan melibatkan koperasi dan UMKM. Kita dengan daerah bahu-membahu, kita bisa membangun industri yang melahirkan lapangan kerja yang lebih luas yang melibatkan para UMKM kita dan dengan begitu, maka kita siap menjadi negara maju dengan membangun kesejahteraan yang luas dan merata," tutur dia.
Baca juga: Koperasi Barut Dapat Bantuan Dari Menkop UKM
Baca juga: Pasokan tak stabil, Menkop dan UKM kunjungi sentra rotan di Banjarmasin
"Ke depan, kita harus fokus ke hilirisasi yang melibatkan para UMKM dengan fokus setiap daerah apa keunggulan domestiknya. Dengan cara seperti ini kita bisa meningkatkan kualitas lapangan kerja," katanya saat memberikan sambutan pada acara "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Bangga Berwisata di Kalimantan Tengah" yang disaksikan secara daring di Jakarta, Jumat.
Menteri Teten menuturkan bahwa Indonesia memang kaya dengan produk wastra, kriya, dan kuliner.
Namun, saat bersamaan, Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas lapangan kerjanya, karena hingga saat ini sebanyak 97 persen lapangan pekerjaan disediakan usaha mikro di sektor informal dengan kualitas yang tak merata.
Oleh karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM secara khusus diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan hilirisasi yang digarap oleh koperasi dengan melibatkan pelaku UMKM.
Baca juga: Menteri Teten Masduki ingatkan jajaran korupsi itu dosa besar dan dilaknat Tuhan
Salah satu contoh hilirisasi berbasis sumber daya alam yang dicontohkan Menteri Teten adalah dari nikel.
Ia ingin koperasi bisa mengolah nikel menjadi produk garpu, sendok, dan lainnya.
Sedangkan, untuk hilirisasi berbasis komoditas unggulan daerah seperti di Kalimantan, bisa melalui rotan.
Tercatat, Kalimantan bisa menghasilkan 10 ribu ton rotan per bulan, tapi baru diserap serap 1.000 ton oleh industri furnitur di Pulau Jawa.
"Ini kita harus cari tahu, bagaimana memanfaatkan rotan di Kalimantan ini, sehingga perlu kita hadirkan apakah investor di sini termasuk juga inovasi-inovasi produknya," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, Kalimantan Tengah juga bisa memanfaatkan ikan gabus dan ikan patin yang memang dibudidayakan oleh masyarakat setempat untuk diambil ekstraknya dan digunakan untuk kebutuhan albumin pada industri farmasi.
Melalui hilirisasi produk baik dalam bentuk produk jadi maupun setengah jadi, Teten meyakini cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju di 2045 dengan pendapatan per kapita menjadi 12.000 dolar AS dari sebelumnya 4.500 dolar AS, dapat tercapai.
Hilirisasi juga diyakininya dapat menghasilkan industri yang bersifat labour intensive atau industri dengan kebutuhan tenaga kerja yang lebih tinggi, sehingga 97 persen lapangan kerja di sektor mikro dan informal yang tidak berkualitas tersebut dapat tergantikan.
"Solusinya adalah hilirisasi produk-produk unggulan daerah yang berbasis perkebunan, pertanian, laut dengan melibatkan koperasi dan UMKM. Kita dengan daerah bahu-membahu, kita bisa membangun industri yang melahirkan lapangan kerja yang lebih luas yang melibatkan para UMKM kita dan dengan begitu, maka kita siap menjadi negara maju dengan membangun kesejahteraan yang luas dan merata," tutur dia.
Baca juga: Koperasi Barut Dapat Bantuan Dari Menkop UKM
Baca juga: Pasokan tak stabil, Menkop dan UKM kunjungi sentra rotan di Banjarmasin