Palangka Raya (ANTARA) - Sinar mas Agribusiness and Food mengajak insan media di Kalimantan Tengah mengenal lebih dekat praktik pengelolaan sawit berkelanjutan melalui lokakarya dan kunjungan lapangan.
Berkolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng, lokakarya ini diselenggarakan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sementara kunjungan lapangan dilakukan di perkebunan Tanjung Paring, Kabupaten Seruyan.
Kegiatan yang diikuti 30 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Kalimantan Tengah ini bertujuan saling memperbarui informasi dan bersama-sama mengoptimalkan upaya industri sawit berkelanjutan.
Ketua PWI Kalteng M Harris Sadikin, selaku pemateri lokakarya mengatakan, kegiatan itu penting guna memperluas wawasan insan media terkait perkembangan industri sawit yang mengarah pada tujuan keberlanjutan.
Para jurnalis juga perlu memahami kondisi terkini industri sawit di lapangan agar informasi yang disampaikan kepada publik menjadi berimbang dan komprehensif.
"Saya berharap melalui diskusi seperti yang kita lakukan hari ini, kita dapat lebih memahami perkembangan industri sawit termasuk konsep keberlanjutan yang diusung oleh pihak-pihak di dalamnya,” kata Harris.
Ia menambahkan, industry ini perlu diawasi dan dikawal agar tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku, sehingga dapat memberi manfaat yang semakin luas.
“Cara kita sebagai wartawan dalam mengawalnya adalah melalui pemberitaan yang kredibel. Kita harus melihat informasi dari berbagai sisi sehingga publik mendapat berita yang lebih lengkap,” katanya.
Head of Stakeholder Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food, Hendi Hidayat, mengatakan pihaknya berkomitmen menjalankan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan yang telah diperbarui sejak 2015.
Kebijakan itu meliputi aturan-aturan pengelolaan lingkungan, keberperanan sosial dan komunitas, lingkungan kerja dan hubungan industrial, serta perdagangan dan rantai pasok.
Menurut Hendi, kemampu telusuran produk sangat penting dalam industri ini. Konsumen perlu mendapat kepastian bahwa produk sawit yang mereka peroleh tidak terkait dengan masalah sosial dan lingkungan.
"Misalnya, praktik budidaya tidak boleh melanggar hak asasi manusia, dan kebun tidak boleh dibangun di area stok karbon tinggi maupun nilai konservasi tinggi," katanya.
Dia menambahkan, manfaat dari hadirnya perkebunan kelapa sawit bukan hanya dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang besar, tetapi juga perlu didukung dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
Regulasi sawit berkelanjutan telah diatur oleh pemerintah salah satunya melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang wajib dipenuhi oleh perusahaan perkebunan atau pekebun, lima tahun sejak diberlakukannya Perpres No.44/2020 dan Permentan No.38/2020.
Selain itu, juga standar global sawit berkelanjutan yang diatur dalam Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).
Melihat penerapan di lapangan
Sebagian peserta lokakarya berkesempatan untuk mengunjungi area perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food di Tanjung Paring Estate, PT Tapian Nadenggan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Seruyan.
Kebun ini mengantongi sertifikat ISPO, RSPO, serta International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), sebagai bukti komitmennya dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Kegiatan dimulai dengan mengunjungi beberapa fasilitas sosial seperti sekolah, klinik, balai penitipan anak, hingga fasilitas ibadah yang seluruhnya disediakan perusahaan untuk mendukung kebutuhan karyawan dan masyarakat sekitar.
Seluruh fasilitas tersebut disediakan secara gratis tanpa mengesampingkan standar mutu. Fasilitas pendidikan SD Eka Tjipta Tanjung Paring misalnya, telah memiliki akreditasi A dan siswa-siswinya banyak meraih prestasi akademik maupun non-akademik di level provinsi hingga nasional.
Kunjungan dilanjutkan menuju area perkebunan kelapa sawit. Peserta mempelajari sekilas tentang budidaya yang baik (good agricultural practice/GAP).
Konsep ini diterapkan untuk menghasilkan produk kelapa sawit yang baik pula. Peserta dijelaskan tentang penanaman hingga pemanenan sawit, serta pemanfaatan limbah sawit menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pupuk organik.
Di bidang lingkungan, peserta diajak mengenal lebih dekat tentang area Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/HCV) bersama tim Sustainability Palm Oil Sinar Mas Agribusiness and Food. Peserta melihat jenis-jenis tanaman remediasi di sempadan sungai dan area gambut.
Peserta juga menyaksikan dan mendengar berbagai jenis fauna yang lestari di sekitar pos pemantauan area HCV PT Tapian Nadenggan dan juga diajak mengenali cara perusahaan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pemantauan api merupakan bagian dari pencegahan karhutla terpadu yang dilakukan oleh perusahaan, bersamaan dengan program lainnya seperti Desa Makmur Peduli API (DMPA) yang melibatkan masyarakat, serta penerapan aplikasi Geo SMART yang mampu mendeteksi titik api lebih cepat melalui bantuan satelit.
Sementara itu, di bidang pemberdayaan masyarakat, peserta menyaksikan langsung bagaimana Kelompok Tani Sepakat Itah binaan Sinar Mas Agribusiness and Food menjalankan usaha budidaya ikan air tawar.
Kelompok yang beranggotakan 67 orang ini mengelola 8 keramba ikan yang tiap-tiap keramba berkapasitas 1.000 ekor. Saat ini, jenis ikan yang dibudidayakan oleh kelompok adalah ikan nila.
M Sabri selaku ketua kelompok mengatakan, program pemberdayaan ini sangat bermanfaat dalam peningkatan taraf ekonomi.
“Kami bisa panen setiap lima bulan. Satu kilogram ikan berisi 2-3 ekor, dan tiap kilogramnya kami jual sekitar Rp35.000. Kami senang bias dibantu oleh perusahaan dari segi sarana dan prasarana sehingga kami bisa mendapat penghasilan tambahan,” ujarnya.
Regional Controller Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Seruyan, Sri Mahyudin, dalam sela-sela pendampingannya pada kunjungan ini mengatakan unsur lingkungan dan sosial menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari operasional perusahaan.
“Kami berupaya menciptakan keharmonisan social bersamaan dengan kegiatan perusahaan. Kami siap berkolaborasi untuk mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan demi terciptanya manfaat yang semakin luas,” ungkapnya.
Baca juga: Sinar Mas Agribusiness and Food gelar apel siaga antisipasi ancaman karhutla
Baca juga: Sinar Mas tawarkan beasiswa pendidikan-peluang kerja pada 2023
Baca juga: Sinar Mas bantu warga kurang mampu wujudkan rumah layak huni
Berkolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng, lokakarya ini diselenggarakan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sementara kunjungan lapangan dilakukan di perkebunan Tanjung Paring, Kabupaten Seruyan.
Kegiatan yang diikuti 30 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Kalimantan Tengah ini bertujuan saling memperbarui informasi dan bersama-sama mengoptimalkan upaya industri sawit berkelanjutan.
Ketua PWI Kalteng M Harris Sadikin, selaku pemateri lokakarya mengatakan, kegiatan itu penting guna memperluas wawasan insan media terkait perkembangan industri sawit yang mengarah pada tujuan keberlanjutan.
Para jurnalis juga perlu memahami kondisi terkini industri sawit di lapangan agar informasi yang disampaikan kepada publik menjadi berimbang dan komprehensif.
"Saya berharap melalui diskusi seperti yang kita lakukan hari ini, kita dapat lebih memahami perkembangan industri sawit termasuk konsep keberlanjutan yang diusung oleh pihak-pihak di dalamnya,” kata Harris.
Ia menambahkan, industry ini perlu diawasi dan dikawal agar tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku, sehingga dapat memberi manfaat yang semakin luas.
“Cara kita sebagai wartawan dalam mengawalnya adalah melalui pemberitaan yang kredibel. Kita harus melihat informasi dari berbagai sisi sehingga publik mendapat berita yang lebih lengkap,” katanya.
Head of Stakeholder Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food, Hendi Hidayat, mengatakan pihaknya berkomitmen menjalankan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan yang telah diperbarui sejak 2015.
Kebijakan itu meliputi aturan-aturan pengelolaan lingkungan, keberperanan sosial dan komunitas, lingkungan kerja dan hubungan industrial, serta perdagangan dan rantai pasok.
Menurut Hendi, kemampu telusuran produk sangat penting dalam industri ini. Konsumen perlu mendapat kepastian bahwa produk sawit yang mereka peroleh tidak terkait dengan masalah sosial dan lingkungan.
"Misalnya, praktik budidaya tidak boleh melanggar hak asasi manusia, dan kebun tidak boleh dibangun di area stok karbon tinggi maupun nilai konservasi tinggi," katanya.
Dia menambahkan, manfaat dari hadirnya perkebunan kelapa sawit bukan hanya dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang besar, tetapi juga perlu didukung dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
Regulasi sawit berkelanjutan telah diatur oleh pemerintah salah satunya melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang wajib dipenuhi oleh perusahaan perkebunan atau pekebun, lima tahun sejak diberlakukannya Perpres No.44/2020 dan Permentan No.38/2020.
Selain itu, juga standar global sawit berkelanjutan yang diatur dalam Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).
Melihat penerapan di lapangan
Sebagian peserta lokakarya berkesempatan untuk mengunjungi area perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food di Tanjung Paring Estate, PT Tapian Nadenggan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Seruyan.
Kebun ini mengantongi sertifikat ISPO, RSPO, serta International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), sebagai bukti komitmennya dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Kegiatan dimulai dengan mengunjungi beberapa fasilitas sosial seperti sekolah, klinik, balai penitipan anak, hingga fasilitas ibadah yang seluruhnya disediakan perusahaan untuk mendukung kebutuhan karyawan dan masyarakat sekitar.
Seluruh fasilitas tersebut disediakan secara gratis tanpa mengesampingkan standar mutu. Fasilitas pendidikan SD Eka Tjipta Tanjung Paring misalnya, telah memiliki akreditasi A dan siswa-siswinya banyak meraih prestasi akademik maupun non-akademik di level provinsi hingga nasional.
Kunjungan dilanjutkan menuju area perkebunan kelapa sawit. Peserta mempelajari sekilas tentang budidaya yang baik (good agricultural practice/GAP).
Konsep ini diterapkan untuk menghasilkan produk kelapa sawit yang baik pula. Peserta dijelaskan tentang penanaman hingga pemanenan sawit, serta pemanfaatan limbah sawit menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pupuk organik.
Di bidang lingkungan, peserta diajak mengenal lebih dekat tentang area Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/HCV) bersama tim Sustainability Palm Oil Sinar Mas Agribusiness and Food. Peserta melihat jenis-jenis tanaman remediasi di sempadan sungai dan area gambut.
Peserta juga menyaksikan dan mendengar berbagai jenis fauna yang lestari di sekitar pos pemantauan area HCV PT Tapian Nadenggan dan juga diajak mengenali cara perusahaan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pemantauan api merupakan bagian dari pencegahan karhutla terpadu yang dilakukan oleh perusahaan, bersamaan dengan program lainnya seperti Desa Makmur Peduli API (DMPA) yang melibatkan masyarakat, serta penerapan aplikasi Geo SMART yang mampu mendeteksi titik api lebih cepat melalui bantuan satelit.
Sementara itu, di bidang pemberdayaan masyarakat, peserta menyaksikan langsung bagaimana Kelompok Tani Sepakat Itah binaan Sinar Mas Agribusiness and Food menjalankan usaha budidaya ikan air tawar.
Kelompok yang beranggotakan 67 orang ini mengelola 8 keramba ikan yang tiap-tiap keramba berkapasitas 1.000 ekor. Saat ini, jenis ikan yang dibudidayakan oleh kelompok adalah ikan nila.
M Sabri selaku ketua kelompok mengatakan, program pemberdayaan ini sangat bermanfaat dalam peningkatan taraf ekonomi.
“Kami bisa panen setiap lima bulan. Satu kilogram ikan berisi 2-3 ekor, dan tiap kilogramnya kami jual sekitar Rp35.000. Kami senang bias dibantu oleh perusahaan dari segi sarana dan prasarana sehingga kami bisa mendapat penghasilan tambahan,” ujarnya.
Regional Controller Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Seruyan, Sri Mahyudin, dalam sela-sela pendampingannya pada kunjungan ini mengatakan unsur lingkungan dan sosial menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari operasional perusahaan.
“Kami berupaya menciptakan keharmonisan social bersamaan dengan kegiatan perusahaan. Kami siap berkolaborasi untuk mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan demi terciptanya manfaat yang semakin luas,” ungkapnya.
Baca juga: Sinar Mas Agribusiness and Food gelar apel siaga antisipasi ancaman karhutla
Baca juga: Sinar Mas tawarkan beasiswa pendidikan-peluang kerja pada 2023
Baca juga: Sinar Mas bantu warga kurang mampu wujudkan rumah layak huni