Jakarta (ANTARA) - Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengatakan partai politik pendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar tidak pernah menutup pintu bagi partai manapun termasuk Demokrat.
“Ibu Megawati (Ketua Umum PDIP) tadi menyampaikan bahwa kami ini tidak pernah menutup (pintu untuk bergabung). Tidak pernah menutup siapa pun dari partai-partai yang lain untuk bergabung berjuang bersama dengan partai politik yang sudah melakukan kerja sama empat partai ini. Itu kita terbuka,” kata Mardiono di Gedung High End, Jakarta, Rabu.
Meski begitu, mereka mengajukan syarat yang harus dipenuhi bagi parpol yang ingin bergabung. Ia menegaskan, parpol tersebut harus berkomitmen memenangkan Ganjar sebagai capres 2024.
“Cuma satu hal yang dipersyaratkan adalah memiliki komitmen ya bahwa tujuan dari bergabung ini adalah untuk memenangkan calon yang sudah kita tentukan,” ujarnya.
Selain itu, parpol tersebut juga harus berkomitmen untuk bersama-sama membangun bangsa dalam pemerintahan Ganjar jika terpilih menjadi presiden 2024.
“Kemudian ke depan adalah bersama-sama untuk membangun bangsa ini untuk menyejahterakan rakyat,” pungkas Mardiono.
Sebelumnya, pada Minggu (10/9), Peneliti Ahli Utama BRIN Siti Zuhro meyakini Partai Demokrat memiliki kalkulasi politik untuk menentukan arah dukungan di Pilpres 2024. Namun dia menilai, Demokrat lebih masuk akal jika bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
"Dari perspektif publik, opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang 'ok' dan masuk akal," kata Siti Zuhro di Jakarta, Minggu.
Adapun pasca-keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, partai tersebut belum menentukan arah koalisi-nya.
Ada dua opsi yang dimiliki partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, pertama, bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi bakal calon presiden (capres).
Kedua, bergabung dalam koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Menurut dia, dari dua opsi yang ada, Demokrat sudah memiliki kalkulasi politik dengan poros mana yang menguntungkan partai tersebut.
Lalu apa yang menjadi faktor sebuah partai menentukan koalisi-nya? Siti Zuhro menilai keputusan parpol untuk berkoalisi, biasanya dilakukan ketika “chemistry” antara ketua umum masing-masing partai terhubung.
"Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik," ujarnya.
“Ibu Megawati (Ketua Umum PDIP) tadi menyampaikan bahwa kami ini tidak pernah menutup (pintu untuk bergabung). Tidak pernah menutup siapa pun dari partai-partai yang lain untuk bergabung berjuang bersama dengan partai politik yang sudah melakukan kerja sama empat partai ini. Itu kita terbuka,” kata Mardiono di Gedung High End, Jakarta, Rabu.
Meski begitu, mereka mengajukan syarat yang harus dipenuhi bagi parpol yang ingin bergabung. Ia menegaskan, parpol tersebut harus berkomitmen memenangkan Ganjar sebagai capres 2024.
“Cuma satu hal yang dipersyaratkan adalah memiliki komitmen ya bahwa tujuan dari bergabung ini adalah untuk memenangkan calon yang sudah kita tentukan,” ujarnya.
Selain itu, parpol tersebut juga harus berkomitmen untuk bersama-sama membangun bangsa dalam pemerintahan Ganjar jika terpilih menjadi presiden 2024.
“Kemudian ke depan adalah bersama-sama untuk membangun bangsa ini untuk menyejahterakan rakyat,” pungkas Mardiono.
Sebelumnya, pada Minggu (10/9), Peneliti Ahli Utama BRIN Siti Zuhro meyakini Partai Demokrat memiliki kalkulasi politik untuk menentukan arah dukungan di Pilpres 2024. Namun dia menilai, Demokrat lebih masuk akal jika bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
"Dari perspektif publik, opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang 'ok' dan masuk akal," kata Siti Zuhro di Jakarta, Minggu.
Adapun pasca-keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, partai tersebut belum menentukan arah koalisi-nya.
Ada dua opsi yang dimiliki partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, pertama, bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi bakal calon presiden (capres).
Kedua, bergabung dalam koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Menurut dia, dari dua opsi yang ada, Demokrat sudah memiliki kalkulasi politik dengan poros mana yang menguntungkan partai tersebut.
Lalu apa yang menjadi faktor sebuah partai menentukan koalisi-nya? Siti Zuhro menilai keputusan parpol untuk berkoalisi, biasanya dilakukan ketika “chemistry” antara ketua umum masing-masing partai terhubung.
"Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik," ujarnya.