Palangka Raya (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir.
"Program ini kami laksanakan melalui sosialisasi mitigasi, simulasi evakuasi, manajemen dapur umum dan pengungsian dengan menghadirkan pemateri Plt Kepala BPBD dan tim Dinsos Palangka Raya ," kata Ketua Tim Pengmas UMPR, Dr Ariyadi di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, tujuan pelaksanaan mitigasi bencana tersebut sebagai bentuk partisipasi dan kolaboratif serta komitmen UMPR mendukung program pemerintah dalam penanggulangan dan penanganan kebencanaan.
"Kemudian juga sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan dan kesiapsiagaan komunitas di Kelurahan Pahandut Seberang dalam menghadapi potensi bencana," katanya.
Dua ancaman bencana utama yang membayangi Kota Palangka Raya adalah terkait banjir dan kebakaran hutan dan lahan yang berdampak pada kabut asap.
Baca juga: FBIT UMPR latih masyarakat PKBM Kotim membuat tepung dari karamunting
Ariyadi mengatakan, Kota Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi, pada 9 Februari 2023, menurut data BPBD, dari total 13 kelurahan terdampak banjir, setidaknya 121 keluarga dengan total 472 jiwa terkena imbas bencana alam tersebut. Sebanyak 114 rumah terendam banjir dengan ketinggian 20 centimeter hingga 1 meter.
"Maka pengabdian masyarakat ini dilakukan juga dalam rangka membangun sinergi antara akademika, pemerintah serta masyarakat melalui proses pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan langsung memberikan keadaan empirik di lapangan," katanya.
Sementara itu tim Pengmas UMPR ini juga terdiri dari Ainun Jariah MAP dan Nova Riyanti MAP serta sejumlah mahasiswa UMPR.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Alman P Pakpahan mengapresiasi keterlibatan akademisi dan civitas akademika dalam meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana.
"Sehingga, kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana juga semakin meningkat," kata Alman.
Baca juga: FISIPOL UMPR-FISIPOL UGM kerja sama tridharma perguruan tinggi
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-UMPR kerja sama riset pengawasan pengelolaan limbah
Baca juga: DPD RI diskusikan proposal kenegaraan dengan akademisi UMPR
"Program ini kami laksanakan melalui sosialisasi mitigasi, simulasi evakuasi, manajemen dapur umum dan pengungsian dengan menghadirkan pemateri Plt Kepala BPBD dan tim Dinsos Palangka Raya ," kata Ketua Tim Pengmas UMPR, Dr Ariyadi di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, tujuan pelaksanaan mitigasi bencana tersebut sebagai bentuk partisipasi dan kolaboratif serta komitmen UMPR mendukung program pemerintah dalam penanggulangan dan penanganan kebencanaan.
"Kemudian juga sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan dan kesiapsiagaan komunitas di Kelurahan Pahandut Seberang dalam menghadapi potensi bencana," katanya.
Dua ancaman bencana utama yang membayangi Kota Palangka Raya adalah terkait banjir dan kebakaran hutan dan lahan yang berdampak pada kabut asap.
Baca juga: FBIT UMPR latih masyarakat PKBM Kotim membuat tepung dari karamunting
Ariyadi mengatakan, Kota Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi, pada 9 Februari 2023, menurut data BPBD, dari total 13 kelurahan terdampak banjir, setidaknya 121 keluarga dengan total 472 jiwa terkena imbas bencana alam tersebut. Sebanyak 114 rumah terendam banjir dengan ketinggian 20 centimeter hingga 1 meter.
"Maka pengabdian masyarakat ini dilakukan juga dalam rangka membangun sinergi antara akademika, pemerintah serta masyarakat melalui proses pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan langsung memberikan keadaan empirik di lapangan," katanya.
Sementara itu tim Pengmas UMPR ini juga terdiri dari Ainun Jariah MAP dan Nova Riyanti MAP serta sejumlah mahasiswa UMPR.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Alman P Pakpahan mengapresiasi keterlibatan akademisi dan civitas akademika dalam meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana.
"Sehingga, kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana juga semakin meningkat," kata Alman.
Baca juga: FISIPOL UMPR-FISIPOL UGM kerja sama tridharma perguruan tinggi
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-UMPR kerja sama riset pengawasan pengelolaan limbah
Baca juga: DPD RI diskusikan proposal kenegaraan dengan akademisi UMPR