Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiyanto mengatakan sebanyak 30 petani di kota setempat terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Sampai kemarin ada 18 hektare lahan pertanian, 30 petani hortikultura dan tanaman buah terdampak karhutla," kata Sugiyanto di Palangka Raya, Rabu.
Namun demikian, katanya, dampak tersebut tidak sampai berpengaruh signifikan terhadap hasil panen dan pasokan bahan pangan. Kebakaran dapat ditangani pemilik lahan dan petugas pemadam.
Pihaknya juga terus memberi perhatian khusus untuk melakukan pencegahan. Di antaranya dengan meningkatkan komunikasi dengan petani dan penyuluh dalam rangka deteksi dini kebakaran lahan di kawasan pertanian itu.
Kemudian juga dengan cara memberikan edukasi kepada para petani agar tidak membakar lahan dengan alasan apapun, termasuk dengan tujuan membersihkan atau membuka lahan untuk pertanian.
Baca juga: BPJSMSOSTEK Palangka Raya bayarkan 15.420 klaim Jaminan Hari Tua
Membersihkan atau membuka lahan dengan dibakar akan memberikan dampak negatif dari berbagai sektor, baik ekonomi, kesehatan lingkungan dan udara, serta ancaman kesehatan.
"Bahkan, juga dapat berdampak langsung pada sektor pertanian saat kebakaran di lahan gambut yang sulit dipadamkan merembet ke lahan pertanian," tambah Sugiyanto.
Saat ini kebakaran lahan gambut di wilayah Kota Palangka Raya masih terjadi di berbagai titik. Selain di lahan kosong, kebakaran juga mendekati jalan raya, kawasan permukiman, dan juga mengancam lahan pertanian.
Sebagai dampak dari maraknya kebakaran lahan dan terus pekatnya udara di wilayah Kota Palangka Raya, pemerintah kota setempat telah menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan.
Dengan penetapan status tersebut Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas terkait memenuhi indikator-indikator yang harus dilengkapi saat status tanggap darurat karhutla bencana ditetapkan.
Saat ini upaya pemadaman sejumlah titik karhutla di Kota Palangka Raya terus ditanggulangi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim gabungan penanggulangan karhutla.
Dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat napas sesak dan mata pedih serta tenggorokan terasa kering dan cepat merasa haus.
Baca juga: Wilayah Kalimantan Tengah diperkirakan berpotensi hujan intensitas sedang
Baca juga: Penjabat Wali Kota Palangka Raya hadiri 'Housewarming' ruang layanan baru BPJAMSOSTEK
Baca juga: Hujan ringan hingga sedang berpeluang guyur kota besar, termasuk Palangka Raya
"Sampai kemarin ada 18 hektare lahan pertanian, 30 petani hortikultura dan tanaman buah terdampak karhutla," kata Sugiyanto di Palangka Raya, Rabu.
Namun demikian, katanya, dampak tersebut tidak sampai berpengaruh signifikan terhadap hasil panen dan pasokan bahan pangan. Kebakaran dapat ditangani pemilik lahan dan petugas pemadam.
Pihaknya juga terus memberi perhatian khusus untuk melakukan pencegahan. Di antaranya dengan meningkatkan komunikasi dengan petani dan penyuluh dalam rangka deteksi dini kebakaran lahan di kawasan pertanian itu.
Kemudian juga dengan cara memberikan edukasi kepada para petani agar tidak membakar lahan dengan alasan apapun, termasuk dengan tujuan membersihkan atau membuka lahan untuk pertanian.
Baca juga: BPJSMSOSTEK Palangka Raya bayarkan 15.420 klaim Jaminan Hari Tua
Membersihkan atau membuka lahan dengan dibakar akan memberikan dampak negatif dari berbagai sektor, baik ekonomi, kesehatan lingkungan dan udara, serta ancaman kesehatan.
"Bahkan, juga dapat berdampak langsung pada sektor pertanian saat kebakaran di lahan gambut yang sulit dipadamkan merembet ke lahan pertanian," tambah Sugiyanto.
Saat ini kebakaran lahan gambut di wilayah Kota Palangka Raya masih terjadi di berbagai titik. Selain di lahan kosong, kebakaran juga mendekati jalan raya, kawasan permukiman, dan juga mengancam lahan pertanian.
Sebagai dampak dari maraknya kebakaran lahan dan terus pekatnya udara di wilayah Kota Palangka Raya, pemerintah kota setempat telah menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan.
Dengan penetapan status tersebut Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas terkait memenuhi indikator-indikator yang harus dilengkapi saat status tanggap darurat karhutla bencana ditetapkan.
Saat ini upaya pemadaman sejumlah titik karhutla di Kota Palangka Raya terus ditanggulangi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim gabungan penanggulangan karhutla.
Dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat napas sesak dan mata pedih serta tenggorokan terasa kering dan cepat merasa haus.
Baca juga: Wilayah Kalimantan Tengah diperkirakan berpotensi hujan intensitas sedang
Baca juga: Penjabat Wali Kota Palangka Raya hadiri 'Housewarming' ruang layanan baru BPJAMSOSTEK
Baca juga: Hujan ringan hingga sedang berpeluang guyur kota besar, termasuk Palangka Raya