Pulang Pisau (ANTARA) - Penjabat Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Nunu Adriani mengatakan diresmikannya Rumah Betang yang dinamai Bandar untuk mengingatkan kepada masyarakat setempat untuk selalu mengingatkan nilai-nilai luhur persatuan dalam keragaman telah dituliskan para pendahulu melalui falsafah Huma Betang.
“Falsafah Huma Betang merupakan salah satu kekayaan intelektual lokal suku Dayak di Kalimantan Tengah yang terinspirasi dari rumah adat yang di dalamnya hidup bersama dalam keanekaragaman, namun tetap dalam bingkai persatuan yang menjadi suatu karunia yang indah dari Tuhan yang maha kuasa,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Selasa.
Dikatakannya bahwa falsafah Huma Betang memiliki nilai luhur seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan dan taat pada hukum. Falsafah ini mengajarkan semua untuk dapat hidup berdampingan dalam keragaman demi suatu tujuan dan cita-cita bersama yang luhur dan mulia.
Proses pembangunan hingga diresmikannya Rumah Betang Bandar ini, terang Nunu Andriani, dalam perjalanannya disambut baik pemerintah setempat.
Berbagai usulan positif dan masukan baik dari Dewan Adat Dayak (DAD) maupun tokoh adat dan masyarakat lokal dengan tujuan penyempurnaan bentuk pada saatnya nanti Huma Betang ini benar-benar dapat menjadi “huma akan itah uras” dan dipergunakan untuk kepentingan bersama dan segenap lapisan masyarakat Dayak di Kabupaten Pulang Pisau.
“Pemerintah setempat menaruh harapan yang besar agar keberadaan Huma Betang ini dapat menjadi pusat pelestarian kebudayaan Dayak sehingga para generasi muda kita selalu menghargai dan menjunjung tinggi budaya leluhur dan juga dapat memperkenalkan keindahan budaya suku Dayak kepada masyarakat luas dan pihak lainnya,” ucapnya.
Baca juga: Grup Al Muhibbin dan Baitul Quran juarai parade syair maulid di Pulang Pisau
Dipaparkan Nunu Andriani, Kabupaten Pulang Pisau adalah kabupaten yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Masih banyak ragam budaya yang patut dilestarikan dan dijaga sebagai bekal generasi penerus di masa depan.
Ia juga mengajak kita semua dengan penuh kesadaran untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan. Tetap jaga toleransi dan kerukunan suku dan umat beragama, khususnya menjelang pemilihan umum legislatif, pemilihan presiden dan kepala daerah serentak tahun 2024. Menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan demi terciptanya kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat yang aman, damai dan sejahtera.
“Saya harapkan momentum peresmian ini menjadi tonggak awal semangat pelestarian budaya suku Dayak di kabupaten setempat dan menjadi awal yang sangat baik untuk kita lebih merekatkan diri dalam nuansa persaudaraan sebangsa dan setanah air,” demikian Nunu Andriani.
Peresmian Rumah Betang Bandar yang terletak di Jalan Bhayangkara Kelurahan Bereng Kecamatan Kahayan Hilir ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Penjabat Bupati Pulang Pisau Nunu Andriani. Hadir Ketua DAD Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, Forkopimda, serta para Damang dan mantir dari delapan kecamatan.
Baca juga: Golkar Pulang Pisau target pertahankan enam kursi DPRD
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau: Meneladani semangat pahlawan untuk membangun daerah
Baca juga: Bangkai ikan paus terdampar di pantai Cemantan Pulang Pisau
“Falsafah Huma Betang merupakan salah satu kekayaan intelektual lokal suku Dayak di Kalimantan Tengah yang terinspirasi dari rumah adat yang di dalamnya hidup bersama dalam keanekaragaman, namun tetap dalam bingkai persatuan yang menjadi suatu karunia yang indah dari Tuhan yang maha kuasa,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Selasa.
Dikatakannya bahwa falsafah Huma Betang memiliki nilai luhur seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan dan taat pada hukum. Falsafah ini mengajarkan semua untuk dapat hidup berdampingan dalam keragaman demi suatu tujuan dan cita-cita bersama yang luhur dan mulia.
Proses pembangunan hingga diresmikannya Rumah Betang Bandar ini, terang Nunu Andriani, dalam perjalanannya disambut baik pemerintah setempat.
Berbagai usulan positif dan masukan baik dari Dewan Adat Dayak (DAD) maupun tokoh adat dan masyarakat lokal dengan tujuan penyempurnaan bentuk pada saatnya nanti Huma Betang ini benar-benar dapat menjadi “huma akan itah uras” dan dipergunakan untuk kepentingan bersama dan segenap lapisan masyarakat Dayak di Kabupaten Pulang Pisau.
“Pemerintah setempat menaruh harapan yang besar agar keberadaan Huma Betang ini dapat menjadi pusat pelestarian kebudayaan Dayak sehingga para generasi muda kita selalu menghargai dan menjunjung tinggi budaya leluhur dan juga dapat memperkenalkan keindahan budaya suku Dayak kepada masyarakat luas dan pihak lainnya,” ucapnya.
Baca juga: Grup Al Muhibbin dan Baitul Quran juarai parade syair maulid di Pulang Pisau
Dipaparkan Nunu Andriani, Kabupaten Pulang Pisau adalah kabupaten yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Masih banyak ragam budaya yang patut dilestarikan dan dijaga sebagai bekal generasi penerus di masa depan.
Ia juga mengajak kita semua dengan penuh kesadaran untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan. Tetap jaga toleransi dan kerukunan suku dan umat beragama, khususnya menjelang pemilihan umum legislatif, pemilihan presiden dan kepala daerah serentak tahun 2024. Menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan demi terciptanya kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat yang aman, damai dan sejahtera.
“Saya harapkan momentum peresmian ini menjadi tonggak awal semangat pelestarian budaya suku Dayak di kabupaten setempat dan menjadi awal yang sangat baik untuk kita lebih merekatkan diri dalam nuansa persaudaraan sebangsa dan setanah air,” demikian Nunu Andriani.
Peresmian Rumah Betang Bandar yang terletak di Jalan Bhayangkara Kelurahan Bereng Kecamatan Kahayan Hilir ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Penjabat Bupati Pulang Pisau Nunu Andriani. Hadir Ketua DAD Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, Forkopimda, serta para Damang dan mantir dari delapan kecamatan.
Baca juga: Golkar Pulang Pisau target pertahankan enam kursi DPRD
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau: Meneladani semangat pahlawan untuk membangun daerah
Baca juga: Bangkai ikan paus terdampar di pantai Cemantan Pulang Pisau