Muara Teweh (ANTARA) - Sebanyak 10 dari 17 puskesmas tersebar di sembilan kecamatan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, telah dilaksanakan penilaian re-akreditasi, untuk dua puskesmas dalam proses penilaian, lima puskesmas masih menunggu jadwal penilaian.
"Satu puskesmas berhasil meraih predikat paripurna yaitu Puskesmas Kandui Kecamatan Gunung Timang," kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis di Muara Teweh, Jumat.
Menurut dia, Puskemas Kandui ini selain menerima sertifikat paripurna, puskesmas yang terletak di jalan trans Kalimantan kilometer 60 ini juga sudah memiliki Surat Keterangan Badan Layanan Umum Daerah (SK BLUD).
"Ini terdapat peningkatan atas capaian mutu layanan puskesmas.Pencapaian ini ditandai dengan meningkatnya penilaian Re-Akreditasi puskesmas," katanya.
Pada kesempatan itu Pj Bupati pembangunan kesehatan telah berkontribusi dalam pembangunan manusia, yaitu dengan meningkatnya nilai indeks pembangunan manusia dan usia harapan hidup.
Menurut Muhlis, sejalan dengan meningkatnya indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) di Kabupaten Barito Utara tahun 2023 ini, harapan bersama pada November 2023 dapat dilakukan diseminasi hasil sementara pada lima indikator utama Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.
hasil SKI yaitu data prevalensi balita stunting, prevalensi balita wasting, persentase merokok pada usia 12-23 tahun, prevalensi obesitas usia lebih dari 18 tahun, dan persentase imunisasi dasar lengkap usia 12-23 bulan.
“Survei tersebut adalah bukti nyata capaian pembangunan kesehatan sepanjang lima tahun terakhir ini. antara lain menurunnya angka stunting balita yaitu sebesar 19,6 persen," katanya.
Selain itu, tambah dia, menurunnya angka kematian ibu dari 364/100.000 menjadi 144/100.000 penduduk dan cakupan imunisasi dasar lengkap masih 58,4 persen per-September 2023 dari target 95 persen.
Selain cakupan imunisasi yang menurun, penemuan kasus tubercolusis juga menurun dari 275 kasus menjadi 218 kasus.Sedangkan angka kejadian kasus DBD terjadi peningkatan kasus dari 56 menjadi 154 kasus DBD.
"Terkait hal ini, diimbau kepada seluruh pihak terkait , ASN Barito Utara dan seluruh warga di Kabupaten Barito Utara agar bersama-sama memberantas penyakit demam berdarah," tegasnya.
Dia mengatakan, pemberantasan itu melalui 3-M Plus (menguras bak penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas) plus melakukan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS.
Untuk kesehatan lingkungan, angka desa ODF (open defecation free) yaitu kondisi suatu desa tidak buang air besar sembarangan sebanyak 32 desa ODF dari 93 desa di Barito Utara.
"Ada tiga kecamatan dengan desa ODF terbanyak yaitu Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Gunung Purei dan Kecamatan Teweh Selatan," kata Muhlis.
"Satu puskesmas berhasil meraih predikat paripurna yaitu Puskesmas Kandui Kecamatan Gunung Timang," kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis di Muara Teweh, Jumat.
Menurut dia, Puskemas Kandui ini selain menerima sertifikat paripurna, puskesmas yang terletak di jalan trans Kalimantan kilometer 60 ini juga sudah memiliki Surat Keterangan Badan Layanan Umum Daerah (SK BLUD).
"Ini terdapat peningkatan atas capaian mutu layanan puskesmas.Pencapaian ini ditandai dengan meningkatnya penilaian Re-Akreditasi puskesmas," katanya.
Pada kesempatan itu Pj Bupati pembangunan kesehatan telah berkontribusi dalam pembangunan manusia, yaitu dengan meningkatnya nilai indeks pembangunan manusia dan usia harapan hidup.
Menurut Muhlis, sejalan dengan meningkatnya indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) di Kabupaten Barito Utara tahun 2023 ini, harapan bersama pada November 2023 dapat dilakukan diseminasi hasil sementara pada lima indikator utama Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.
hasil SKI yaitu data prevalensi balita stunting, prevalensi balita wasting, persentase merokok pada usia 12-23 tahun, prevalensi obesitas usia lebih dari 18 tahun, dan persentase imunisasi dasar lengkap usia 12-23 bulan.
“Survei tersebut adalah bukti nyata capaian pembangunan kesehatan sepanjang lima tahun terakhir ini. antara lain menurunnya angka stunting balita yaitu sebesar 19,6 persen," katanya.
Selain itu, tambah dia, menurunnya angka kematian ibu dari 364/100.000 menjadi 144/100.000 penduduk dan cakupan imunisasi dasar lengkap masih 58,4 persen per-September 2023 dari target 95 persen.
Selain cakupan imunisasi yang menurun, penemuan kasus tubercolusis juga menurun dari 275 kasus menjadi 218 kasus.Sedangkan angka kejadian kasus DBD terjadi peningkatan kasus dari 56 menjadi 154 kasus DBD.
"Terkait hal ini, diimbau kepada seluruh pihak terkait , ASN Barito Utara dan seluruh warga di Kabupaten Barito Utara agar bersama-sama memberantas penyakit demam berdarah," tegasnya.
Dia mengatakan, pemberantasan itu melalui 3-M Plus (menguras bak penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas) plus melakukan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS.
Untuk kesehatan lingkungan, angka desa ODF (open defecation free) yaitu kondisi suatu desa tidak buang air besar sembarangan sebanyak 32 desa ODF dari 93 desa di Barito Utara.
"Ada tiga kecamatan dengan desa ODF terbanyak yaitu Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Gunung Purei dan Kecamatan Teweh Selatan," kata Muhlis.